BAB 39: Malam Minggu Terakhir Sebelum Kuliah

Ini adalah weekend terakhir sebelum semester baru akan benar-benar dimulai. Adelia dan Lisa saat ini sedang berada di kamar gadis Batak itu dan mulai membongkar koper dari Medan. Lisa mulai menyortir aneka oleh-oleh yang sudah ia beli di Medan untuk di bagi-bagikan kepada teman-teman seasrama Japan house, genk 8, begitu juga dengan Justin, tentunya.

Adelia sedikit terbakar cemburu ketika mendengar Lisa dijemput oleh Justin pukul 11 di airport tadi malam. Lisa berkata Justin sangat perhatian dengan menawarkan bantuan untuk menjemput Lisa tadi malam. Ia juga yang mengantar Lisa sampai ke Japan house, begitu juga dengan mengangkat koper-koper itu sampai ke kamar pribadi Lisa. Wow...

"Si Malik juga bawa banyak kali oleh-oleh dari Jakarta. Katanya Senin besok mau dibagikannya ke kita", tutur Lisa.

"Loh, kapan lo ketemu ama Malik? Emangnya dia udah ada di Perth?", tanya Adelia.

"Yaaaa... tadi malam itu. Jadi kebetulan kali pesawat kita deketan sampenya. Jadi dia sampe dari Jakarta 10.30, aku nyampe dari Singapore jam 11 malam. Yaa... jadi gitu, sekalian di jemput sama Justin lah si Malik", jelas Lisa. Diam-diam Adelia tertawa dalam hati. Yang bener aja sekalian jemput Malik. Yang ada juga Justin jemput Malik, jadi ya udah sekalian jemput Lisa gitchuuuu. Oh ternyata sahabatnya ini bisa halu juga. Adelia entah kenapa tersenyum lega.

"Wow asik donk. Ga sabar jadi pengen ketemu anak-anak lain. Kira-kira yang dari Thailand pada bawa apa ya?", tanya Adelia. Ia membayangkan aneka asinan yang biasa di jual di kaki lima Bangkok. Apa kira-kira lolos bea cukai gak ya?

"Sudah kubayangkan si Tom tiba-tiba datang dengan hidung baru", jawab Lisa santai sambil mencepol rambut panjangnya. Adelia tidak tahan untuk tertawa ngakak. Ada-ada saja. Jujur, dia kangen dengan celonteh teman-teman bridgingnya.

"By the way aku tuh mesen beberapa barang elektronik dari Cina sama Kylie dan Tim. Mudah-mudahan lolos bea cukai ya. Lumayan bangetttt katanya mp3 player buat joging gitu murah. Kata Kylie, setrika listrik untuk wajah juga murah banget. Aku uda pesen hihihi", jawab Adelia. Ia sudah menyisihkan beberapa uang hasil kerjanya untuk borong produk-produk dari Cina itu.

"Ihhh tau gitu aku pesen baju-baju kerja. Murah di Cina mak! Aku denger mata kuliah Public Relations itu dosen-dosennya reseh-reseh Del. Gak pernah denger kau? Soalnya yang ambil mata kuliah itu rata-rata orang lokal yang udah pada kerja Del. Jadi pada tampil profesional kayak orang kantoran gitu", jelas Lisa, sambil membongkar kopernya. Tampak kemeja-kemeja yang biasa dipakai orang kantoran yang sepertinya dibelinya di Medan.

"Ih, kok kamu ga ngomong sih? Tau gitu aku kemaren beli-beli baju begini di Jakarta atau Bandung. Disini mahal kayaknya Lis. Apalagi kalo rok ama jas gitu....apalagi sepatu!",panik Adelia. Dari Indonesia, kebanyakan yang ia bawa adalah gaun-gaun, baju-baju casual dan jeans. Ia kira ya, namanya juga kuliah. Yang penting rapid an fashionable bukan?

"Isshhh mana kenal aku sama kau sebelum kita kesini. Ntah hapa-hapa pon", jawab Lisa sambil tertawa ngikik. Hihihi bener juga.

Setelah mereka selesai membereskan koper-koper dan memasukkan oleh-oleh ke paper bag dan memberinya label, mereka turun ke common room asrama Japan house tersebut. Rencananya, pada hari Senin, genk 8 akan berkumpul untuk makan siang bersama. Umumnya mereka semua mengambil mata kuliah bisnis, dimana kuliahnya di mulai pada pukul 4 sore. Cukup waktu lah untuk makan siang bersama dan saling menghina. Hihihihi.

Ketika Adelia dan Lisa menuruni tangga menuju common room Japan house, gadis itu tidak bisa berhenti mengagumi. Bila dulu Adelia bisa memilih, mungkin ia akan memilih untuk tinggal di asrama Japan House. Sebuah bangunan yang terinpirasi oleh penginapan Jepang, berisi sekitar 20 cewek-cewek dari berbagai negara. Tiap kamar di lengkapi oleh kamar tidur yang kecil dan juga kamar mandi yang kecil bergaya jepang. Koridor, jendela, lantai kayu, tangga sampai ornament-ornamen dan dekorasi begitu kental suasana Jepang.

Common room terdiri dari ruangan luas dengan area berkumpul yang nyaman ala jepang. Area dapur yang terletak di sebelah common room terdiri dari 5 set kompor, dengan kitchen set dan pantry yang sangat luas. Meja makan ala jepang yang panjang, benar-benar membuat kesan seperti di asrama putri jaman dahulu kala. Semua orang yang ingin memasak, makan, menata barang-barang belanjaannya, akan berkumpul di dalam satu ruangan ini. Bisa dibayangkan riuhnya sarapan, atau makan malam? Seruuuuuu.

Lisa sedang mengeluarkan 2 piring nasi putih. Ia membawa lauk matang dari medan: Rendang medan dan ikan teri pedas yang sudah dikemas rapi. Jujur, saat ini Adelia merasa itu adalah makanan termahal dan termewah yang pernah ia rasakan dalam 6 bulan terakhir ini. Terbayang di otaknya begitu gampangnya ia mampir ke restoran Padang untuk memesan nasi bungkus bila ia berada di Indonesia. Walau restoran Padang ada di Perth, namun rasanya pasti berbeda. Lisa bahkan pernah berkata, restoran yang ada di Jakarta aja, rasanya beda dengan di Medan. Tapi sayangnya, di Padang sendiri, tidak ada restoran Padang. Hihihihi.

"Del, rindu kali aku mabok lah. Tak berani aku minum-minum di Medan. Bisa digampar sama bapakku. Acemana kita minum malam ini?", tanya Lisa dengan senyum sumringah sambil menirukan adegan meminum alkohol dari gelas sloki. Adelia tertawa ngakak. Malam ini Hisyam akan berkumpul dengan teman-teman Malaysia-nya, dan tumben sekali Adelia tidak diajak. Padahal mereka baru saja bertemu kemaren, ketika gadis itu menjemputnya di Airport.

"Ohh baguslah. Ke Waterford aja kita Lis. Aku denger, bukan hanya Rabu malam mereka adain karaoke night. Ternyata tiap malam Minggu, mereka juga ada karaoke night, tapi minumnya gak diskon!", usul Adelia. Hisyam tidak perlu tahu, pikirnya.

"AAAhhh cocoklah. Makan malam dulu kita di flat kau, minum-minum dulu kita sepukul. Nanti aku bawa lagi rendang ama ikan teri ini. Acemana? Cocok kau rasa?", tanya Lisa sambil beberapa kali mengedip-ngedipkan mata nakalnya. Adelia tertawa guling-guling di lantai Japan house itu. Untung saja ia tidak sedang mengunyah nasi dan rendang yang pedas itu. Sampai kapanpun, mungkin Adelia tidak akan pernah terbiasa dengan logat anak itu. Tapi Adelia memberikan jempolnya sebagai tanda setuju. Lanjotttt.

-------------------------------

Saat ini kedua gadis itu sudah berpakaian super sexy ala-ala musim panas untuk membuat kehebohan di waterford. Tapi sebelum itu, mereka harus mengisi perut mereka dengan nasi, dan mengisi kepala mereka dengan sedikit alkohol agar lebih hemat. Syukurlah Adelia masih memiliki persediaan Wine buah yang ia beli diskonan di toko miras seberang coles. Wine buah strawberry seharga 4 dollar itu rasanya manis, enak tapi tidak membuat terlalu mabuk. Cocok lah untuk gaya-gayaan.

"Oooooh nasiiii. Ai nakk Ai nakk Ai nakk. Makanan Indonesia, Ai nakk Ai nakk", tiba-tiba Diva muncul dan memohon agar ia bisa mencicipin masakan yang terhidang di meja makan flat 27 saat ini. Seperti janji Lisa yang menghidangkan potongan rendang dan ikan teri pedas, Adelia memasak tumis kangkung pedas dengan potongan cabe iris-iris. Cabe, salah satu komoditi yang mahal di Perth.

"Come and eat!", ajak Lisa bersemangat. Adelia mengambilkan satu piring nasi lagi untuk gadis Singapore itu. Untung saja Adelia tadi memasak nasi cukup banyak di microwawe. Jangan tanyakan rasanya, nasi microwave ini kadang matengnya gak rata. Tapi sudah lumayan. Nasi yang ia rasakan di Maya Masaya super enak dan super wangi dan super pulen. Rice cooker yang mereka gunakan ukurannya seperti guci besar tempat menyimpan Jin. Besarrrr dan berjejer. Andaikan ia bisa membeli rice cooker mini, gumama Adelia. Kenapa gak pesen aja sama Kylie atau Tim. Ya kaleee mereka mau bawain rice cooker dari cina hahahaha.

"Why you guys dressed like a call girl tonight? (kenapa kalian berpakaian seperti gading panggilan malam ini?", tanya Diva kebingungan melihat paha-paha mulus bertebaran dibawah meja makan. Lisa yang tadinya sedang mengunyah nasi, langsung tersedak dan tertawa lantang. Tidak bisa dipungkiri tatapan Diva saat ini benar adanya.

Lisa dan Adelia mengenakan rok paling pendek yang bisa mereka temukan di lemar. Adelia mengenakan kaos tipis berwarna putih dengan potongan leher sabrina. Lebih tepatnya sabrina terkoyak karena begitu luas menampakkan seluruh bahu Adelia, sehingga ia harus memakai bra model bikini agar cocok dengan potongan model bajunya. Yah dari pada tidak memakai bra sama sekali.

Lisa menggunakan kaos tanpa lengan berwarna merah menyala, dimana buah dadanya yang cukup montok tercetak jelas. Mereka berdua tidak ada niat untuk menutupi tubuh mereka dengan cardigan, pasmina, scarf, apalagi jaket! Tidak dengan suhu di luar yang saat ini 35 derajat celcius.

"We are going to waterford for a drink and sing. Come with us Diva! (kami akan pergi ke waterford untuk minum-minum dan bernyanyi. Ikut dengan kami Diva!)", pinta Adelia. Diva berfikir sebentar. Ia sebenarnya juga ingin pergi keluar. Ia baru saja tiba dari Singapore tadi pagi. Tapi ia mendengar selentingan aneh soal waterford pada malam minggu. Karena itulah jarang anak-anak asrama ke sana pada Sabtu malam. Mereka lebih memilih northbridge.

"Errrr, why not Northbridge?", usul Diva. Walaupun sebenarnya sedikit enggan. Senin mereka sudah harus mulai kuliah, pergi ke sana hanya akan menyedot energi dan mood mereka untuk mempersiapkan segala suatu hal.

"Too far", jawab Adelia.

"Too expensive", jawab Lisa menambahkan.

"Too complicated", tambah Adelia lagi. Membayangkan mereka hanya perempuan 3 biji, pergi ke Northbridge pasti akan merepotkan. Naik turun bus, disana menjadi mangsa para predator karena tidak membawa pengawal, dan kembali rebutan mencari taksi untuk pulang setelah tengah malam. Waterford? Modalnya Cuma jalan kaki doank.

"Not many people lah, they still tired from holiday", jelas Diva. Tapi Lisa dan Adelia tetap menggeleng-gelengkan kepalanya. Ok, NO northbridge then, pikir Diva.

"Err... you know, I heard that waterford on Saturday night have many random people. Lots of adult", Diva memaparkan fakta dengan kuatir.

"Hey, we are adult, what?", tanya Lisa. Benar juga, mereka bukan mahasiswa baru. Lisa tahun ini sudah 23 tahun. Adelia juga Februari ini akan berulang tahun ke 23. Mungkin Diva ragu karena ia beru berusia 21 tahun.

"HAHAHA ok lah. Waterford here we go. But don't blame me ya girls, I already warned you (Hahaha ok lah. Ayo ke waterford. Tapi jangan salahkan aku ya, aku sudah memperingatkan kalian)", jawab Diva. Adelia dan Lisa mengangguk-angguk setuju. Lagian, kejadian parah apa sih yang bisa terjadi disana? Jarak Waterford dan asrama begitu dekat, dan tergolong aman.

Kemudian setelah mereka menyelesaikan makan mereka, meminum 2 gelas wine buah stroberi mereka, Diva beranjak untuk mengganti piyamanya dengan baju yang tidak kalah sexy dengan Adelia dan Lisa. Mereka memutuskan untuk memakai sepatu kets ringan yang cocok dengan penampilan casual sexy mereka. Bertiga, mereka berjalan menuju waterford dengan kepala sedikit tipsy.