"Apa lagi itu mabuk agama Rey?" tanya Nay
"Mabuk agama itu mereka yang sudah sangat memahami betul agama sampai ke akar-akarnya namun menjadikan mereka menjadi seorang yang takabur akan ilmu yang ia miliki dan menjadi orang yang sangat egois, maksutnya egois adalah mereka merasa diri mereka sudah paling benar. Terlebih jika mereka memposisikan diri mereka kedalam sebuah golongan, dan mengklaim jika golongan mereka adalah golongan yang terbaik yang paling benar yang sesuai dengan baginda Rasulullah SAW, semua yang mereka lakukan sama seperti yang Rasulullah lakukan. Sejauh itu sih nggak apa-apa Nay, yang bahaya itu adalah,
Ketika mereka sudah mengklaim jika mereka adalah golongan yang nantinya akan masuk surga lebih dulu daripada golongan lainnya. Dan menganggap golongan-golongan yang tak sama dengan mereka dengan golongan mereka, mereka adalah kafir, mereka bidah, mereka sesat, mereka tidak akan masuk surga, mereka akan kekal di neraka-NYA.
Nah yang seperti inilah yang menakutkan menurutku Nay, karena aku sendiri percaya jika Islam itu agama yang menenangkan, agama yang damai, agama yang membuat kita bersatu, bukan menjadi agama yang memecah belah berbagai pihak dan kubu. Bahkan salam kita saja doa untuk kesejahteraan orang tersebut. Nah dari sini kita semua tau jika mabuk agama itu tidak benar, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Menurutku seperti itu Nay"
"Oh iya setelah aku fikir-fikir banyak juga ternyata mereka yang sering mem bid'ah-bid'ah kan suatu kaum atau suatu golongan, hanya karena mereka tidak sama dengan Rasulullah SAW, atau mereka sibuk untuk meng kafir-kafirkan orang lain karena mereka tidak melakukan kewajiban mereka sebagai seorang muslim, atau menyebut orang yang non muslim sebagai kaum Kafir.
Menurutku hal seperti itu tidak benar, karena kita tidak berhak untuk menghakimi mereka. Tidak berhak untuk memutuskan jika mereka itu kafir, mereka itu bid'ah, mereka itu berdosa, mereka itu sesat dan tempatnya di neraka jahanam. Siapa kita? Mengapa kita berani men judge mereka seperti itu. Seperti kita sudah memiliki rumah di surga saja, seperti kita sudah tau betul tempat kita kembali nanti pasti di Surga-Nya Allah.
Nah seperti ini, aku jadi teringat lagu yang diciptakan oleh Gus Nizam untuk mengenang almarhum Gusdur sayang, pemilik pesantren Tebu Ireng di Jombang. Beliau juga Presiden RI yang ke-4 beliau memiliki tembang atau lagu yang sampai hari ini sering di lantunkan di mushola, langgar, masjid. Sebagai pengingat diri bagi kita semua judulnya adalah 'Syair tanpo waton' seperti ini liriknya,
Astaghfirulloh Robbal baroyaah
Astaghfirulloh Minal Khothoyah
Robbi zithni 'ilmannafii'aa
Wawaffiqni 'Amalaan sholikha
Ya roshulalloh salam mun'alaika
Ya rofi'asyaaniwaddaarojii
'Athfataiyajii rotal'alaami
Ya Uuhailaljudiwalkaromi
Ya Uuhailaljudiwalkaromi
Ngawiti ingsun nglara syi'iran
Kelawan muji pareng pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Rino wengine tanpo pitungan
Duh bolo konco prio wanito
Ojo mung ngaji syare'at bloko
Gur pinter dongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro
Tembe mburine bakal sangsoro
Akeh kang apal Qur'an Hadist e
Seneng Ngafirkeh marang liyane
Kafir e dewe Ga' di gatekke
Yen isih kotor ati akale
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk Nafsu angkoro
Ing pepaese Gebyare ndunyo
Iri lan meri sugi e tonggo
Mulo atine peteng lan Nisto
Mulo atine peteng lan Nisto
Ayo sedulur Jo nglale ake
Wajib e ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman Tauhid e
Baguse sangu mulyo matine
Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan sari ilmune
Laku torekot lan ma'rifate
Ugo hakekot manjing rasane
Ugo hakekot manjing rasane
Alqur'an kodhim wahyu minulyo
Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancep ake ing njero dodo
Den tancep ake ing njero dodo
Kumantel ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh njeroan
Mukjizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjing e iman
Minongko dalan manjing e iman
Kelawan Alloh Kang maha Suci
Kuduh rangkulan rino lan wengi
Di tirakati di riadhoi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Urip e ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar nerimo snajan paspasan
Kabeh tinakdir saking pengeran
Kabeh tinakdir saking pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun ojo daksio
Iku sunnah e rosul kang mulyo
Nabi muhammad panutan kito
Nabi muhammad panutan kito
Ayo nglakoni sekabeane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo makom drajat e
Ananging mulyo makom drajat e
Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh syuargo manggone
Utuh mayite ugo ules
Utuh mayite ugo ules
Ya roshulalloh salam mun'alaika
Ya rofi'asyaaniwaddaarojii
'Athfataiyajii rotal'alaami
Ya Uuhailaljudiwalkaromi
Ya Uuhailaljudiwalkaromi.
Begitu Rey dalam bahasa Jawa kamu pasti nggak tau artinya, sebentar aku artikan dulu dalam bahasa Indonesia agar kamu bisa mengerti." jelas Nay
"Hehehe itu kamu tau, tapi mendengarkan kamu menyanyi lagu ini membuat ku teringat jika istriku adalah seorang yang sangat menghargai tanah tempat ia lahir." jelas Rey
"Lah ia dong, nah ini artinya syair tanpo waton itu seperti puisi tanpa watak. Kayak gitu sih arti judulnya menurutku, tapi ya semoga tidak salah aku dalam mengartikan, hehehe horror juga kalau salah dalam mengartikan, sebentar aku jelaskan artinya satu persatu ya Rey."
"Ia Nay"
"Aku mulai menembangkan atau menyanyikan syair dengan memuji kepada Tuhan.
Yang memberi rahmat dan kenikmatan siang dan malam tanpa perhitungan.
Wahai para sahabat pria dan wanita, jangan hanya belajar syariat saja.
Hanya pandai mendongeng (bicara, menulis, dan membaca).
Akhirnya hanya akan sengsara.
Banyak yang hafal Qur'an dan Hadistnya.
Suka mengkafirkan orang lain. Kekafirannya sendiri tidak di perhatikan.
Kalau masih kotor hati dan akalnya.
Mudah tertipu nafsu angkara dalam hiasan gemerlapnya dunia.
Iri dan dengki kekayaan tetangga. Maka hatinya gelap dan nista.
Mari saudara jangan melupakan kewajiban mengaji (belajar) lengkap dengan aturannya.
Untuk menebalkan iman tauhidnya. Bagusnya bekal, mulia matinya.
Yang di sebut sholeh itu bagus hatinya.
Karena sempurna seri ke-ilmuannya. Melakukan Thariqat dan Marfatnya. Juga hakekat meresap rasanya.
Al-Quran qodhim wahyu yang mulia, tanpa ditulis bisa dibaca.
Itu wejangan atau pesan dari guru waskita di tancapkan ke dalam dada kita.
Tergantung tertempel di hati dan di fikiran, merasuk kedalam badan dan tubuh.
Mukjizat Rosul (Al-Quran) jadi pedoman sebagai jalan masuknya iman.
Kepada Allah Yang Maha Suci, harus berperlukan (mendekatkan diri) siang dan malam.
Diusahakan dan dilatih dzikir dan suluk jangan sampai dilupakan.
Hidupnya tentram dan merasa aman, itulah perasaan tanda beriman, sabar menerima meskipun hidup pas-pas san, semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
Terhadap teman, keluarga, dan tetangga rukunlah jangan bertengkar. Itu sunnah Rasul yang mulia. Nabi Muhammad Suri Tauladan kita.
Mari dijalani semuanya.
Allah yang akan mengangkat derajatnya.
Meskipun rendah secara lahiriyah. Namun mulia derajat kedudukannya di sisi Allah.
Ketika ajal telah datang di akhir, tidak akan tertukar roh dan sukmanya atau raganya.
Disanjung Allah surga tempatnya. Utuh lengkap jasadnya juga kain kafannya.
Nah itu kurang lebih artinya yang aku ketahui Rey. Baguskan arti dari lagu tersebut" ucap Nay
"Sungguh penuh makna, dan pesan nah ini juga yang dimaksud dengan ngaji batin Nay. Sekarang aku dan kamu kita sama-sama mengerti pentingnya berbuat baik kepada sesama. Jangan sampai kita melukai perasaan orang lain dengan ucapan kita atau dengan perilaku kita.
Sudah kita doakan saja mereka yang senang mem bidah bidah kan orang atau mengkafirkan orang semoga mereka segera tersadar pentingnya menjaga perasaan orang lain dan tidak merasa paling benar sendiri." jelas Rey
"Benar sekali Rey, aku setuju denganmu. Sudah yuk kita istirahat, besok pagi ada kerja bakti kamu harus sudah siap pagi- pagi sekali ajaklah Fatih bersamamu ajari dia sedikit demi sedikit tentang gotong royong" pinta Nay
"Baik sayang, Fatih besok akan aku ajak. Ajaklah pula Qia untuk belajar membuatkan roti atau kue untuk camilan besok yang kerja bakti" ucap Rey
"Siap sayang"