WebNovelLove Line73.08%

[LLINE) Bertunangan

Hari ini adalah hari ketiga setelah pertengkaran antara Eza dan Risa sewaktu dirumah.

Setelah bertengkar, karena kejadian dimana Eza pergi meninggalkan Risa di cafe entah lupa atau sengaja dan hal itu membuat Risa marah. Dan hari ini Eza memutuskan untuk melamar Risa menjadi calon istrinya.

"Abang Ala pakai ini Bagus gak? " tanya Liza  meminta pendapat.

"Kayaknya engga deh La, udah gitu aja. "

"La? " tanya Eza pada Liza dan matanya fokus pada leher Liza yang memakai sebuah kalung.

"Iya Bang ada apa? "

"Kalung dari Buna? " tanya Eza pada Liza , Liza meraba kalungnya sambil tersenyum manis Liza menggangguk membenarkan ucapan Eza.

"Iya Bang. "

"Cantik. "

"Dan ini dari Papah, " ucap Liza pada Eza sambil memperlihatkan gelang berwarna putih di pergelangan tangan.

"Oh ya? Bagus sekali La, " ucap Eza lalu memegang gelang milik Liza.

"Dan____" ucap Liza menggantung.

"Dan? "

Liza menggantungkan ucapan membiarkan Eza penasaran dengan kelanjutan nya, "Dan dari Abang? "

"Ala mau apa dari Abang? " tanya Eza, bukan Eza tidak mau berpikir tapi Eza memberikan ruang bagi Liza untuk meminta sesuai dengan apa yang dia inginkan jika Liza bingung maka Eza akan berpikir.

"Engga, Ala cuman bercanda kok. "

"Emmm Bang dirumah Kak Risa banyak tamu gak ya? " ucap Liza mengalihkan pembicaraan.

"Kayaknya banyak, Abang kan nyebar undangan La. "

"Oh iya, " ujar Liza kemudian pergi dari kamar Eza yang sedang di make over.

Eza bertunangan dengan Risa di usia 24 tahun dan Risa berusia 20 tahun, yang artinya Risa baru saja menyelesaikan kuliah S-1 nya.

"Semoga semuanya lancar. "

💐

Acara demi acara telah selesai berjalan dengan lancar kini resmi sudah Eza dan  Risa bertunangan,  harapan Liza semoga mereka lancar sampai hari pernikahan.

"Pah adik bawa dulu makanannya, " izin Liza pada Rama dan Rama mengangguk sebagai tanda setuju.

Oh ya, perkenalkan Rima wian prama, liza biasa memanggil dengan sebutan Ateu Rima, Rima ini adalah adik satu-satunya Rama.

Rima menjadi wali ibu diacara pertunangan Eza, jika kalian bertanya kenapa tidak saudara Alisya (Buna) yang menjadi walinya? Itu karena Alisya adalah anak tunggal dan ibunya Alisya [eyang] telah meninggal 1bulan setelah Alisya pergi.

"Permisi, " ucap Liza kepada pria yang tengah asik berbicara.

"Permisi om, "

"O___ " belum selesai Liza berbicara ia lebih dulu menyiram Liza dengan air yang ada di gelasnya dan mengenai lengan Liza.

"Maaf, maaf " sambil mengelap tangan Liza dengan tisu.

"Kan kan suruh siapa tuli, aku yang kena " - batin Liza bergerutu kesal.

"Sudah, terima kasih " ucap Liza kezal kemudian pergi, lupa sudah tujuan awalnya untuk membawa makanan karena pria itu, pria yang tidak Liza tau siapa namanya.

Ketika Liza kembali pada tempatnya tiba-tiba permainan dimulai, "Kita adain permainan, setiap orang di kasih 1 topeng wajah, pria harus mencari wanita dan wanita harus mencari pria. Setuju? " ucap pembawa acara.

"Setuju. "

"Mau ikutan dik? " tanya Rama pada Liza.

"Iya Pah. "

"Mari kita mulai, " ucap sang pembaca acara setelah membagikan topeng wajah kepada para undangan dan para keluarga besar Eza dan Risa yang ingin ikut bermain.

"Harus pintar Liz, " ucap Syela padaku, perkenalkan Marsyela Wirana panggil saja Syela dia adalah anak pertama ateu Rima.

"Siap kak. "

Musik pun diputar, para wanita mencari pria namun pria kebanyakan hanya berdiam diri acuh seperti terpaksa mengikuti permainan itu.

Liza berjalan pelan mencari pria yang pas dan mungkin bisa diajar partner bermain selanjutnya dan yang paling Liza harapkan adalah bisa memenangkan permainan itu dan mendapatkan hadiahnya, ketika berjalan langkah Liza terhenti tiba-tiba ketika seorang pria memegang lengannya.

"Denganku saja, " ucap pria itu Liza mengangkat sebelah alisnya heran dan aneh.

"Aku tidak mengenalmu. "

"Bukankah aku juga tidak mengenalmu? Diamlah disini jadi partner ku. "

"Tidak usah banyak berpikir ayo, " ucap pria itu lalu menarik tangan Liza supaya Liza berdiri disampingnya.

Musik pun telah selesai diputar, kini saatnya membuka topeng dan berkenalan dengan pasangan yang akan menjadi partner selanjutnya.

"Kamu? "  kaget.

"Ohh kamu, " ucap pria itu, pria yang beberapa menit yang lalu menumpahkan air ke lengan Liza yang hampir terkena dress juga.

"Maafkan aku, jangan marah aku tidak sengaja " ucapnya, Liza mengira pria itu akan cuek dengan kesalahan yang dia lakukan tapi ternyata pikirannya salah.

"Iya, " ucap Liza malu karena sudah berpikir negatif tentang sikapnya.

"Perkenalkan aku Aditya pratama, panggil saja aku adit atau tama. "

"Aku panggil kakak saja ya, sepertinya umur kita berselisih jauh. "

"Baik tidak apa, namamu? "

"Alaiza. "

"Liza, " ucapnya membuat Liza kaget bagaimana dia bisa tau nama panggilan yang universal ini?

"Aku hanya menebak ternyata benar bukan? "

"Iya, aku Liza. "

"Bagaimana sudah mendapat partnernya? " ucap sang membawa acara.

"Sudahh, " sorak para tamu undangan dan keluarga dua belah pihak yang mengikuti permaian.

"Sekarang saatnya game kedua yaituuu... Ada yang udah gak sabar? " tanya sang pembawa acara dibalas teriakan oleh para tamu undangan dan para keluarga dua belah pihak.

"Mari kita mulai saja, seperti sudah tidak sabar. "

"Game kedua adalah, memake-over partner wanitanya dengan tema tunangan. "

"Kamu bisa? " tanya Liza pada Adit.

"Sepertinya aku bisa, jangan takut percaya aku akan buatmu menjadi cantik " ucap Adit menyakinkan.

"Baik semua peralatan ya sudah disiapkan di meja masing-masing, waktunya hanya 20 menit saja oke. "

"Silahkan bersiap di mejanya masing-masing buatlah partner wanita kalian secantik mungkin, bonusnya bisa menjadi partner hidup " ucap sang pembawa acara dibalas senyum malu oleh para wanita namun tidak dengan Liza, gadis itu acuh menanggapi omongan pembawa acara.

"Mari kita mulai, 3 2 1."

Tangannya tidak bisa diam mencocokan ini itu berharap sempurna, ke sana kemari mengambil peralatan yang akan digunakan untuk menghias.

Liza tersenyum menatapnya yang sudah kelelahan, air keringat sudah mulai terlihat seperti kumis embun di dekat lubang hidungnya.

"Kamu berkeringat, "  sambil memberikan beberapa lembar tisu padanya.

"Terima kasih, " ucap Adit kemudian mengelap keringatnya.

20 menit telah berlalu, Alarm tanda selesai telah dinyalakan selesai ataupun tidak mereka harus berhenti. Kemudian para juri mulai menilainya satu persatu partner permainan itu.

Setelah 10 menit kini saatnya para juri menilai Liza , " Cantik bukan? " ucap  Adit membuat Liza tersenyum sekaligus malu, adit mengatakan itu ketika para juri sedang menilai Liza.

Para juri pergi ketika telah selesai melaksanakan tugasnya, salah satu juri berkata "Semoga kalian berjodoh, " kepada Liza dan Adit hal itu membuat Liza terdiam dan Adit tersenyum sambil memandang Liza.

"Baiklah-baiklah saatnya kita umumnya pemenang kita, hanya ada 2 pemenang yaa pemirsa. "

"Tanpa menunggu lama, pemenang yang kedua adalah Lia dan Arya (tamu undangan) selamat untuk pemenang, dan pemenang yang pertamanya adalahhhh.... "

"Adalahhh__ "

"Pasti kita, " ucap Adit pada Liza.

"Engga mungkinlah, " sambil menepuk lengan Adit.

"Alaiza dan Aditya, selamat untuk juara pertama kalian hebat " sang pembawa acara sambil mempersilahkan mereka naik ke podium.

"Apa aku bilang ayo naik, " ucap Adit kemudian naik lebih dulu disusul oleh Liza di belakangnya.

Setelah selesai Liza turun dan berpisah dengan Adit, Liza berjalan mendekatinya Eza.

"Selamat La, " sambil merangkul pundak Liza.

"Tetap saja hadiahnya dibagi 2," kata Liza pada Eza.

"Oh yaa perkenalkan ini kak Adit. "

"Aditya Pratama. "

"Reyza Gio Prama. "

"Ini adik saya Alaiza, panggil Liza bukan Ala " kemudian menatap wajah Liza sambil tersenyum.

"Baik saya paham. "

"Papah mana? " tanya Liza kepada Eza.

"Disana, " menunjuk.

"Ala kesana dulu. "

"Iya. "

Liza berjalan menghampiri Rama yang sedang berbicara dengan teman-teman "Bolehkah saya ikut? " ucap Adit ternyata mengikutinya Liza berbalik dan tersenyum, "boleh. "

"Perkenalkan ini putriku, " ucap Rama mengenalkan Liza kepada para sahabatnya.

"Dan ini pacarnya? " tanya teman Rama sambil melihat Adit.

"Bukan Om. "

"Rama aku kira dia pacar putrimu, tapi mereka cocok jika berjodoh " ucap teman Rama satunya lagi, Liza tersenyum canggung.

"Kami kesana dulu ya Rama. "

"Iyaa. "

"Pah? " ucap Liza.

"Namamu siapa? " tanya Rama pada Adit seakan paham kode yang diberikan oleh Liza.

"Aditya om. "

"Oh Adit, maafkan teman om ya. "

"Iya Om gak papa. "

"Mari makan, " ucap  Rama namun ditolak oleh Adit dan Adit meminta izin berbicara dengan Liza berdua.

"Ada apa? " Liza heran mengapa Adit mengajak berbicara berdua.

"Hadiah itu. "

"Oh iya aku lupa sebentar, " ketika ingin lari mengambil tas selempang tangan Liza lebih dulu dicekal oleh Adit.

"Ada apa? "

"Maaf, untukmu saja tidak usah dibagi dua. "

"Tapi aku tidak nyaman. "

"Aku Ikhlas buat kamu saja. "

"Tapi___ "

"Terima saja. "

"Baik terima kasih. "

"Sama-sama, senang berjumpa denganmu semoga kita bisa bertemu lagi. "

"Iya. "

"Aku pulang dulu. "

"Sampai jumpa. "

"Sampai jumpa. "

***

Setelah selesai semua acara mereka pulang kembali kerumah masing-masing dan menjalani aktivitas seperti semula, dan malam ini adalah saatnya Eza menjahili Liza.

"Siapa Adit, ohh Aditya siapa " Eza menjahili Liza yang sedang menonton youtube dengan memanggil-manggil nama Adit, teman Partner Liza.

"Apaan, teman partner. "

"Bang sini deh, " dan Eza tiba-tiba patuh lalu mendekat, Liza membisikan sesuatu ketelinganya "kalau gak ada dia aku gak bakal menang. "

"Betul juga, " ucap Eza.

"Betulkan jadi Abang jangan gitu lagi. "

"Emm Ala ngelak yaa. "

"Engga. "

"Ala mau nonton dikamar aja disini diganggu sama manusia. "

"Byee Ala. "

Ketika sedang asik menit nonton youtube tiba-tiba ada sebuah pesan masuk di handphone Liza.

Ini grup chat.

Syila.

Hallo people jangan lupa besok kelulusan kita.

Dira.

Gak kerasa udah lulus aja kita.

Syila.

Jangan berubah guys.

Anda.

Aku sedih berpisah.

Dion.

Selagi bisa main bareng kita aman.

Rio.

(2)

Dion.

Copy paste

Anda.

Ada rencana lanjut kuliah?

Rio.

Dira, Syila, Dion dan Liza kan bakal sekampus.

Dion.

Beda jurusan.

Anda.

Anti banget ngitung uang yah.

Rio.

Ada bagusnya masuk psikologi, kan bisa baca pikiran orang jadi luh bisa tau pacar lu kenapa ninggalin luh.

Dira.

Mungkin Dion kurang harta dan looking.

Dion.

Yang penting Setia.

Dira

Kagak cukup Abang Dion.

Anda.

Curiga chatannya deketan.

Rio.

Sepemikiran, wow

Dira.

Abang di kamarnya, Dira yang baik di dapur.

Dion.

Lagi apa luh de.

Dira.

Apa aja.

Anda.

ada baiknya saya undur diri terlebih dahulu

Sekian.