Pagi yang indah ditaman hari ini, tidak begitu terik, agak mendung. Mungkin seperti hariku, hari ini mata kuliah dengan Prof Steven lagi. Bersemangat namun juga agak sedih akhir akhir ini aku tidak pernah bertemu Khaffi lagi, seiring berjalannya waktu kaki ku dan semua luka yang pernah ada saat bertemu Khaffi mulai sembuh, aku jadi berpikir ulang, ‘Apakah Khaffi dan aku memang bukan jodoh atau Khaffi hanya akan datang padaku saat aku dalam bahaya?’.
Lalu sontak teriakan seorang gadis memecah lamunan syahra. Suara teriakkan nabilla dari seberang jalan.
“Hai Syahra!” Sapa Nabilla.
Aku tersenyum dan menyeberang menghampiri Nabilla, melintasi jalan, lalu tiba tiba klakson mobil memecah gendang telingaku, tepat sekali sedetik ketika aku hampir terlindas mobil. Pria bermata coklat kulit putih yang ku kenal, Khaffi ya siapa lagi kalo bukan Khaffi. Dia datang lagi menyelamatkan hidupku. Dengan otot tangannya yang kuat mencengkram bahuku menarik kearah tubuhnya. Aku hanya shock dan kaku berada dekat lagi dengan tubuh pria itu.
Namun, masalahnya adalah kejadian ini ditaman disaksikan banyak orang, semua mata tertuju pada kami berdua, Nabilla pun melihat kejadian itu, ku lirik semua orang disekitar tampak shock dan menatap ke heranan. Tapi Khaffi, entah malu atau kesal, Khaffi melepas cengkramannya pada tubuhku, menjauhkan diri lalu melangkah pergi tanpa sepatah kata pun. Aku tidak mengerti ada pria yang sudah menyelamatkan ku lalu pergi tanpa sepatah kata pun, aku bahkan belum sempat mengucapkan terimakasih pada Khaffi.
Sontak Nabila yang masih berdiri shock menghampiriku dengan khawatir,
“Kamu tidak apa-apa Syahrah?
“Hmm..” Jawabku menganggukkan kepala.
“Apa yang ku lihat benar benar nyata? Kau baru saja diselamatkan Khaffi si generasi genius”
“Apa? Dia si Khaffi generasi genius yang kamu maksud?!” Tanya syahra semakin shock dan lemas, lalu terjatuh ditanah, sontak mahasiswa lainnya yang melihat langsung menggendong Syahra ke ruang Pusat Medis Kampus.
***