Bab 4

Selama ini aku tak begitu suka ia yang selalu mengikutiKu, aku cukup risih saat ia bersamaKu, berkata-kata kasar dan tanpa disaring dulu, ia hanya membuang energiKu saja. aku berpikir untuk tak pernah bertemu dengannya, namun... sekarang kebalikannya, aku selalu ingin berada didekatnya, melihat wajah tidurnya, wangi parfum yang lekat ditubuhnya yang dimana bercampur keringat, membuat sesuatu gairah didalam tubuhku. aku benar-benar menyukai itu.

Aku ingat saat awal kita bertemu, dengan hal yang cukup biasa saja. Aku mencintainya namun aku tau aku harus tetap menyimpan perasaanKu ini selamanya, sebab aku tak ingin bila ini akan berakhir.

Aku siap diterima. namun, aku belum siap untuk ditolak, maka sebab itu aku tak ingin menyatakan cintaKu kepadanya.

Kesendirian membuat ku tau apa yang harus ku lakukan, dan tidak harus ku lakukan. Akhir pekan? aku hanya diam dirumah, bermain game atau pun tidur-tiduran. selang beberapa lama terdengar suara ketukan pintu, "Iya siapa?" tanyaKu dan berjalan kearah pintu, saat aku membukakan pintu sontak saja aku kaget, rupanya ibu ku, yang datang berkunjung melihat keadaan ku. Ia tanpa banyak bicara, langsung masuk kerumah, mengambil segelas air dingin dan dengan cepat meninum habis semua air digelas itu.

"Kakak!!!." teriak seseorang yang aku sangat yakin itu adalah teriakan Aliza, "Mati aku." pekik ku dalam hati, aku tak tau harus berbuat apa? disaat ada ibuku dia malah kesini.

"Kak. aku bawa makanan nih, makan yuk." ajaknya, memperlihatkan pelastik yang ia bawa kepadaKu.

Ia belum sadar bahwa ibuKu ada dirumah, aku lalu berbisik kepadanya, memberitahu bahwa dirumah sedang ada ibuKu, ia kaget mendengar itu dan tau apa yang aku inginkan darinya, yakni pulang saja.

namun, belum sempat ia pergi, ibu ku sudah tepat berada dibelakangku, menyilangkan tangan, lalu berkata kepadaKu kenapa aku tak menyuruh tamuKu untuk masuk, aku tak bisa lagi berpikir, bukannya tanpa alasan, ibuKu adalah seorang yang sangat-sangat menakutkan, lain halnya dengan ayahKu yang sifatnya lemah lembut dan penyayang kepadaKu.

"Eh tante, saya kesini cuma mau kasih ini keKakak." ujar Aliz cengengesan, "Aaaa baik banget gadis ini, perhatian sama anak tante yang tidak berguna." mendengar perkataan itu langsung saja membuatku plong, mungkin karena dari tadi suasananya begitu tegang, ibuku mulai mendekatinya, mengajak dirinya masuk kedalam, dan mereka mulai mengobrol di ruang tamu.

entahlah apa yang mereka bicarakan, itu tak penting bagiku, "Udah berapa lama?"

"Huuuk!" aku tersedak saat mendegar pertanyaan ibuku, cepat-cepat aku pergi kedapur mengambil air minum, dan lalu kembali lagi ke ruang tamu, "A... sekitar 2 tahunan tante."

"apa maksud dia 2 tahun? ibu ku bukan membicaran tentang berapa lama kita berteman BODOH tapi yang lainnya!" ucap ku dalam hati, kenapa ia sebodoh ini sih, Ayo lah Aliz peka sedikit saja, "Sungguh beruntung anak ku ini." ujar ibu ku, kemudian melihat kearahku dengan tatapan sinis penuh penjatuhan moral, sedangkan Aliza ia elus rambutnya, Mereka satu sama lainnya mengobrol layaknya sesama teman wanita, sedangkan aku hanyalah seongok patung yang tak berharga, yang menonton mereka berdua.

"Jadi, kamu sering kerumah ya nak Aliz?"

"E-engak juga tante, hanya sesekali saja."

sebaiknya aku makan didapur saja, dan tak mengganggu mereka berdua.

"Apa kalian melakukan itu juga?"

"EH...!"