Bab 5

"Apa yang ibu katakan!?" Tanya Aku kepada beliau, karena perkataannya sedikit membuat aku tak nyaman.

"Sudah-sudah Aliza kamu pulang aja ya, yuk aku anterin." ujarku, membalikan badanya dan mendorong memaksa dirinya keluar dari rumah.

Namun, ibu sepertinya mempunyai rencana lain.

Ibu dengan cepat mengajak Aliza untuk makan dirumah kami, dalam posisi ini Aliza tak dapat menolak, aku yakin itu.

"Maaf tante mau nyiapin dulu makanannya." sesudah itu ibuku pergi kedapur.

kini tinggal kami berdua, yang berada di ruang tamu, aku sedari tadi diam tak berkata-kata sedikit pun, kecanggungan ini adalah hasil perbuatan ibuku.

Ia pun sama diam seribu bahasa, bahkan ia tak pernah menoleh kearahku, memainkan jari-jari tangannya ia terus saja melakukan itu. aku sebenarnya ingin menyingkirkan kecanggungan ini, namun itu taklah mudah.

tibalah ibu memanggil kami, menyuruh kami berdua makan.

Diselah-selah menyantap hidangan, ibu juga terus bertanya kepada kami berdua.

"Maaf tante banyak tanya, ya... tante masih ada kekhawatiran kepada anak tante ini, ia begitu mudah dibodohi, ia sangat mudah percaya pada seseorang. tapi saat melihat dia membawa seorang gadis yang cantik, pemikiran tante seketika berubah, tante mulai berpikir mungkin dia sudah sedikit dewasa dan mengerti apa itu kehidupan." ibuku berkata hal yang memalukan, kepada Aliza. aku ingin sekali menyudahi ini dengan secepat mungkin.

"Maaf ya Liz, Ibuku berkata-kata seperti itu." ujarku, aku mengantarnya dengan menggunakan motorku, membocengi dirinya, kami berbicara hal-hal yang sepele.

tiba-tiba saja, aku mengucapkan, sesuatu tanpa aku sadari dari awal.

"Aku mencintaiMu Aliza." ucapku, dimalam itu.

sampailah kami dirumahnya, aku gugup saat itu, karena telah mengucapkan isi hatiku. namun yang aku herankan ia tak bereaksi aneh, setelah pengakuan cintaKu itu.

Mungkinkah ia tak mempunyai perasaan kepadaKu?

saat aku berpamitan padanya, menghidupkan motorku, aku masih saja, maksudku perasaan ini menganjal.

"Liza, apakah kamu mendengarkan apa yang aku katakan, sewaktu kita dijalan tadi?" tanyaku memastikan pertanyaan yang ada didalam hatiku ini.

"Maaf, aku tak mendengarkannya. mungkin telingga ku tertutup helem, dan suara angin yang begitu berisik."

Oh rupanya, suara angin Toh. aku pun tersenyum, dan ia menanyakan apa yang aku ucapkan itu, namun aku tak menjawabnya. mungkin keberanian ku hanya sebatas dijalan tadi.

maafkan aku aliza, perasaan ini mungkin akan aku simpan setelah kejadian ini.

pagi datang, Hari ini aku harus menghadiri pelajaran dijam pagi.

"Ah... bosan." gumamku, saat menyimak dosen, Mana mata masih berat untuk dibuka, Aku terus saja meguap.

saat kelas usai pun, mata ini masih saja berat, Dalam rasa kantuk yang amat sangat, Aliza berteriak-teriak memanggil namaku dari Arah Selatan.

"iya ada apa?" tanyaKu dengan agak malas menangapi dirinya, ia menepuk-nepuk pundaku, mengejek diriku, mengajakku ke caffe. namun aku engan sekali.

"Hey kak... apakah kamu membiarkan aku sendirian saja, walau pun kita semalam melakukan kesenangan?" sontak saja perkataan tak disaringnya itu, membuat orang menoleh kearah kami, sudah berapa kali ia membuat orang-orang salah paham dengan perkataannya, Aliza-aliza...

"TUTUP MULUT KOTORMU ITU!!!" teriak ku, meremas mulutnya, dan menyeretnya menjahui Suasana neraka yang ia buat itu.

Kenapa aku harus mencinta wanita sepertinya sih? Rasanya ini penyesalanKu.

"Aliza, apakah kita akan terus bersama seperti ini, Apakah kita akan berpisah pada akhirnya?"