Dimarahi sama bos besar

Setelah siap mandi, saya pun tidur. Keesokan harinya, saya berangkat ke kantor. Yah saya bekerja disebuah kantor yang lumayan terkenal. Ohhh iya nama saya Puri Yuo. Nama teman saya Amita. Saya tinggal disebuah rumah bersama dengan teman saya. Hari ini saya akan kekantor bersama dengan teman saya. Setelah sampai saya akan menjadi orang yang sangat sibuk dengan semua dokumen dokumen. Tapi saya suka. Hehehehhe. Oh iya saya tinggal disebuah kota yang bernama kota Ramai. Kota yang lumayan terkenal.
Disinilah saya duduk mengerjakan semua dokumen dokumen ini. Saya akan menyelesaikannya sebelum diberikan bos. Yah saya Sekretaris bos. Saya tidak menyangka saat itu saya diangkat menjadi sekretaris sama bos dengan sangat cepat. Padahal waktu itu, saya masih magang 3 sampai 4 bulan. Sungguh lama bukan tapi itu menghasilkan buahnya seperti sekarang ini. Pas juga banyak orang yang diluar menginginkan posisi sekretaris dikantor ini, bukan hanya kantor ini, tapi orang diluar sana juga menginginkan jabatan atau posisi kosong ini. Tapi dengan mudahnya aku yang dipilih sedangkan saat itu saya tidak ada mengajukan lamaran kerja dibidang ini. Bingung bukan, tapi senang karena saya tidak akan repot repot lagi untuk mengajukan lamaran kerja.
Siap lah dokumen yang saya kerjakan, setelah itu saya pergi ke ruangan bos saya. Sebelum saya masuk saya mengetok pintu ruangannya sambil berkata dengan lembut "Permisi pak, apa saya boleh masuk?". "Masuk" menjawab dengan tegas dan cepat. "Baik pak" Masuklah saya dan memberikan dokumen itu, dan berkata "Ini pak dokumen yang bapak minta semalam dan saya sudah mengerjakannya. Jika ada yang salah maka saya akan memperbaikinya. Oh iya pak, nanti sore pukul 4 bapak akan ketemu sama klien bapak yang bernama pak mito. Direstoran mekar. Dan malam pukul 8 ketemu sama klien bapak bernama buk sasa di cafe citra. Dokumen untuk klien tersebut sudah saya siapkan semuanya". berbicara dengan suara yang keras, tegas, teliti dan juga cepat. "Batalkan ketemu klien jam 8, saya mau kamu temani saya belanja buat teman saya". berkata dengan cepat tetapi tangannya tidak berhenti untuk menulis dan matanya masih tertuju dengan dokumen dokumen tersebut. "Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu ya pak". Setelah mengatakan itu, saya keluar dengan cepat dan saya langsung menelepon klien yang bos tadi bilang Setelah siap menelepon. Saya dipanggil sama bos saya dengan suara yang cukup keras. "Puri, Puri". Saya yang mendengarnya pun langsung lari dan masuk tanpa permisi. Tepat dihadapnya dia berkata "Kamu tidak ada sopan santun ya" dengan suara yang keras. "Ada pak" dengan suara gugup. "Kalau ada kenapa kamu masuk ruangan saya dengan tidak mengetuk pintu saya dulu dan juga kamu kenapa lari. Kamu takut saya makan, iya" dengan suara tegas dengan mata yang menurutku seram. "Maaf pak, saya pikir bapak kenapa kenapa jadi saya langsung masuk saja" dengan suara yang gugup dengan wajah tunduk. Dan baru kali ini bos saya memarahiku dengan suara yang seram. "Baiklah, ini dokumen dan laporannya ada yang salah. Tolong perbaiki sebelum jam 3. Kamu sudah memberi tahu sama klien saya yang satu lagi". saya yang tidak tegah karena marah sama sekretarisku pun mencoba merendahkan suaraku, sekaligus bertanya tentang klienku yang saya minta batalkan. Padahal sih saya tidak mau tahu tentang itu karena sekretarisku lah yang akan mengurusnya. Tapi karena kebodohanku yang memarahi sekretarisku yang sungguh kelewatan sehingga saya bertanya seperti itu. "Baik pak, sudah pak. Besok siang jam 2 di cafe caca. Kalau begitu saya pamit ya pak. Permisi pak". dengan cepat menjawab dan pamit.