Berpindah - pindah tempat

Gua dan keluarga, setelah meninggalkan rumah itu. Kami pindah kekota yang bisa dikatakan sangat panas, yaitu kota Sangatta di Kutai Timur. Kehidupan kami berbanding terbalik saat kami masih tinggal dirumah yang lama. Walaupun orang tua gua memutuskan menjual rumah itu dan mencari pekerjaan lain dikota laikin, kondisi keuangan kami sangat jauh dibawah sejahtera. Setiap harinya orang tua gua duduk dipangkalan ojek untuk menunggu orang yang mungkin aja butuh jasanya untuk mengantarkan orang ketempat tujuannya.

Gua waktu itu masih TK, dan saat pertama kali gua masuk TK. Gua gak mau ditinggal sama orang tua, tapi lama - kelamaan gua malah lebih seneng gitu di TK karna gua bisa mendapatkan cukup banyak teman. Sahabat gua waktu TK gua juga masih inget, namanya Alam. Semoga sekarang dia baik-baik aja, soalnya udah lama banget gua gak ketemu sama dia. Dan gua juga masih inget perempuan pertama yang gua suka waktu TK itu namanya fitriani dia tapi sering dipanggil i'in.

Di TK gua sangat menjadi idola disana, karna setiap ada perlombaan antar TK dikota Sangatta, gua selalu ikut. Dan gak cuman ikut doang, gua pasti masuk dinominasi juara. Apalagi soal mewarnai, gua pernah juara 2 di perlombaan mewarnai yang diadakan sama PT. KPC yaitu perusahaan tambang terbesar di Indonesia setelah Freeport yang ada di Papua. Gua bangga banget waktu itu, karna saingan gua waktu itu mereka - mereka yang sekolah di TK PT. KPC dan gua cuman TK Swasta, yang orang tua gua cuman seorang tukang ojek pangkalan.

Gua bisa ngeliat orang tua gua waktu itu tersenyum dan meneteskan air mata saat nama gua dipanggil sebagai Juara 2 di lomba itu, walaupun belum ada apa-apanya, tapi gua udah bisa melihat orang tua seneng karna gua bisa membanggakan mereka. Gua sayang banget sama mereka sampai sekarang, dimana gua selalu ingin nunjukkin ke mereka bahwa gua adalah seorang anak yang memang bisa membanggakan orang tua.

Baru saja gua menginjak masa - masa SD, pada waktu itu gua masih didalam kelas untuk menerima pelajaran dari seorang guru. Tiba - tiba orang tua gua dateng kesekolah dan meminta ijin untuk membawa gua pulang duluan dikarnakan orang tua gua baru saja mendapat berita bahwa kakek kami telah meninggal dunia yang berada dikota Tenggarong dan pada waktu itu kota kami sangat jauh untuk menuju kesana. Secepat kilat gua langsung memasukkan buku dan tulisan kedalam tas. Ternyata orang tua gua sebelumnya sudah menyewa mobil untuk mengantarkan kami. Perjalanan sekitar 5 jam lamanya, beberapa keluarga mencoba menghubungi kami tetapi sinyal handphone pada saat diperjalanan tidak stabil jadi sangat mengganggu komunikasi kami dan keluarga disana.

Setibanya kami dirumah duka pada malam hari, gua melihat begitu banyak orang berkerumun dirumah kakek gua. Gua ngeliat keluarga gua semuanya menangis dan memeluk kami yang baru saja datang dari kota yang sangat jauh. Ternyata keluarga kami meminta untuk menguburkan kakek setelah kami datang. Setelah itu langsung kami semua pergi kepemakaman untuk mengubur kakek dan dibantu oleh orang banyak. Disana gua melihat om gua menangis dibawah pohon, tak tahan rasanya untuk tidak meneteskan air mata tetapi gua berusaha untuk menahannya.

Setelah kepergian kakek. Nenek kami pun tinggal sendirian dirumah, orang tua gua pun memutuskan untuk tidak bertempat tinggal jauh dari keluarga. Rumah kami yang disangatta kami jual untuk modal usaha dikota Tenggarong. Tak butuh waktu lama, kurang lebih satu tahun. Orang tua gua mampu membuat Rumah baru kami di kota Tenggarong. Itu adalah kebahagiaan yang tiada tara buat gua, melihat orang tua gua bisa bangkit seperti itu membuktikan kepada anak - anaknya bahwa ia bisa berhasil dan satu kemudian kami memiliki sebuah mobil dan beberapa kendaraan. Guapun berpindah sekolah di Tenggarong dan gua sangat senang pada waktu itu karna gua bisa mendapatkan teman baru disekolah. Tetapi gua juga tidak melupakan teman lama gua yang berada dikota sangatta.

Dalam tahun pertama, gua agak kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan bahasa yang digunakan oleh teman - temanku disekolah. Karna mereka menggunakan bahasa daerah kutai, serta guapun tidak cukup mengerti apa yang mereka sampaikan. Rahmat adalah seorang temanku yang mengajari bahasa daerah kutai itu ke gua sedikit demi sedikit supaya gua bisa mengerti bahasa mereka. Seharusnya emang bahasa indonesia yang digunakan saat disekolah, tetapi bahasa kutai adalah bahasa yang digunakan sehari - hari bagi mereka. Itu tidak jadi masalah buat gua karna guapun cukup cepat mempelajari bahasa itu dan mulai bergaul dengan teman - teman yang lain.

Jaman SD kisah percintaan gua yang gitu,

cinta - cintaan anak ingusan. Ceritain gak ya?

dimana kalo gua suka sama cewek, ya ceweknya

ituuu doang, sambil ngebangin sisuka yang ada didoraemon.

pokoknya yang mirip2 kek sisuka gitu dah idaman gua wkwk

Sampai ketika saat gua mau nembak cewek yang gua suka, gua ampek pergi ke timezone ama temen gua trus main yang ada hadiah bonekanya. Trus dapet tuh bonekanya, keesokan harinya gua langsung bawa tuh kesekolah bonekanya sama coklat. Ceeeiiileeehhh temen2 gua langsung pada ngejekin gua dan gua tu bingung waktu itu karna yang gua suka itu ada dua cewek. Nah lho, gua tembak yang mana nih? wkwk

Ceritanya jadian dah tu ama yang satu, trus ya kek gitu namanya juga anak SD pacaran nya ya malu - malu taik kucing. Jalan juga gak pernah, paling lewat SMS doang, seruan masa SMA sih kalo menurut gua.