Setelah lulus dari SMA, hubungan gua sama mawar putih semakin lama semakin renggang. Dimana teman - teman gua telah diterima di universitas negeri dan gua mendaftar di universitas swasta mengambil jurusan ekonomi dan bisnis atas saran dari kakak gua yang lulusan ilmu sosial dan politik. Dan kami berdua tinggal disebuah kontrakan kecil yang berbeda dari kontrakan kami sebelumnya yang luasnya lebih besar, karna dikontrakan yang lama biaya sewanya cukup mahal yaitu sekitar 15 juta pertahun nya. Sedangkan orang tua gua pindah kota untuk membangun usahanya kembali setelah mendapatkan modal dari menjual semua aset, termasuk rumah, mobil dan sumber pendapatan nya yang harus dipindah hak milik kepada orang lain karna mungkin orang tua gua memiliki hutang di Bank. Tidak ada pilihan lain selain menjual semua aset yang kami miliki dan bagaimanapun keadaan nya, gua harus tetap melanjutkan kuliah, itu yang dikatakan oleh orang tua gua. Disitu gua merasakan dilema yang sangat besar sebagai anak, mengetahui kondisi keuangan tidak stabil namun harus tetap melanjutkan kuliah hingga selesai, biaya masuk kuliah sudah ditransfer kerekening pribadi gua sendiri sebesar 5 juta rupiah ketika itu. Semester demi semester gua jalani dan setiap gua libur kuliah, gua selalu mengunjungi orang tua gua. Dan yang paling membuat gua sedih adalah ketika gua ngeliat mereka berusaha keras untuk mencari uang dikota orang, dengan menyewa sebuah ruko kecil untuk berjualan kebutuhan pokok seperti sembako. Gua ngeliat disitu orang tua gua dan adek gua tidur berhimpit - himpitan. Tak tega rasanya bila rasanya gua harus melanjutkan kuliah dengan biaya orang tua. Semester 3 ketika itu ada didepan mata dan gua harus membayar uang SKS yang butuh biaya lagi untuk membayarnya, guapun berinisiatif untuk mencari pekerjaan ketika itu. Karna gua mengambil kelas khusus di kampus, jadi gua bisa kuliah sambil bekerja.
Cerita bersama sang kekasih berubah semenjak mawar putih memilih kuliah diluar kota, mungkin dia lebih terkenal ditempat kuliahnya yang baru. Setiap hari gua selalu menghubungi nya namun tanpa balasan. Gua hanya bisa stalking sosial medianya di instagram, apa yang sebenarnya telah berubah? pikiranku tak henti nya memikirkan dia tapi kenapa dia tak seperhatian seperti dahulu saat kami selalu kemana - mana bersama. Sampai ketika gua lagi bekerja, gua ngeliat di DM instagram gua kalo mawar putih membalas pesan dari gua kalo mawar putih membalas pesan dari gua dan dia mengatakan seperti ini :
Sebelum nya maaf yah deb, bukannya aku mau
jahat sama kamu tapi aku selama ini diam aja kalo
kamu chat/tlp awalny aku mikir kalo aku diam aja,
kamu bakalan berhenti untuk chat/tlp aku.
Aku gak mau ada yg sakit hati sama apa yg akulakukan, makanya ku diam aja sama kamu.
Tapi mungkin kamu gak sadar, kalo aku
terganggu sama apa yg kamu lakukan.
Mohon maaf, kalo kamu spam trs kek
gini, aku mungkin bakalan block kamu.
Beberapa hari kemudian gak ada lagi gua mendapatkan pesan darinya dan gua ngeliat di Feed instagram nya dia sudah menikah bersama orang lain. Disitu gua langsung lemes, dunia berasa gelap. Gua berhenti dari semua aktivitas yang gua lakukan pada hari itu, jujur gua down banget waktu itu dan ketika itu gua sedang bekerja.
Semenjak itu gua cuman fokus untuk bekerja - bekerja dan bekerja dengan hati yang mungkin sudah robek seperti kertas, gak pernah kepikiran untuk pacaran lagi ketika itu. Sampai pernah gua bekerja diperusahaan retail dan gua melihat mawar putih berbelanja di sana bersama temannya, ketika itu gua lagi sedang bekerja. Secepat kilat gua langsung bersembunyi digudang dan berharap dia gak ngeliat gua sama sekali sampai diapun selesai berbelanja dan keluar dari toko. Gua berjanji dalam diri gua sendiri untuk menghilang dari kehidupan mawar putih, karna gua tau dia bukan milikku lagi. Tapi hati mana yang bisa untuk dibohongi, perasaan itu masih aja selalu muncul dipikiran gua.
Bekerja untuk membiayai kuliah adalah hal yang mau gak mau harus gua lakukan. Ketika itu gua dalam tahap tugas akhir yaitu skripsi, dimana gua bolak balik samarinda - tenggarong untuk meminta tanda tangan dosen. Ada cerita yang menarik disini, waktu itu gua lagi nyari'in dosen pembimbung gua yaitu pak iskandar. Mobil yang biasa terparkir didepan ruang dosen gak ada, padahal waktu itu gua juga cepat kembali ke lokasi kerja. Dari kejauhan gua melihat mobil pak iskandar keluar dari kampus, gua langsung pergi kearah motor dan mengejar mobil pak iskandar. Semakin gua ngebut, semakin laju juga pak iskandar dalam mengendarai mobil. Sampai - sampai gua sempat kehilangan jejak karna gua harus nyelip mobil - mobil yang ada dibelakang mobil pak iskandar. Sesampainya dirumah pak iskandar, beliau belum turun dari mobilnya dan gua langsung mengucapkan salam. Kemudian ia terkejut, ia mengira bahwa gua adalah begal yang terus membuntutinya dari kampus. Padahalkan gua cuman mau minta tanda tangannya aja wkwk, Pada sidang Akhir skripsi ia lalu menanyakan siapa nama orang tua gua. Disitu rasanya gua bangga banget bisa menyebutkan nama orang tua gua didepan dosen - dosen dan para adik mahasiswa yang sedang menonton sidang skripsi gua.
Sampai ketika gua dinyatakan lulus pada tahun 2021, Gua bahagia banget pada waktu itu karna gua bisa wisuda dan orang tua gua melihat gua bisa menyelesaikan study dengan cepat, mungkin itu adalah perjuangan yang harus gua lewati untuk bisa menyelesaikan kuliah sendiri dengan bekerja.
Tapi makin kesini selama gua bekerja, gua memang mendapatkan cukup uang untuk membiayai kehidupan gua sendiri tapi waktu gua berasa seperti "apa yang gua lakukan" dikendalikan oleh orang lain dan bukan dari diri gua sendiri. Gua gak bisa ngerasain kebahagiaan dalam hidup gua, waktu gua gak bisa gua gunakan untuk berkumpul bersama keluarga. Memang sih kita perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi buat apa kalo kita bekerja dan gak bisa ngelakuin apa yang kita suka atau mau. Semenjak itu waktu gua selalu di isi dengan banyak membaca buku, buku adalah teman yang paling setia di hidup gua, kemanapun gua pergi buku kesukaan gua selalu gua bawa kemanapun gua pergi dan kalo punya waktu luang gua pasti membacanya. Dengan membaca buku kehidupan gua jauh lebih tenang dari sebelumnya, walaupun gak ada seorangpun yang mendampingiku. Sampai tiba dimana teman satu pekerjaanku mengetahui bahwa gua adalah orang yang suka membaca buku, dia mulai gak senang denganku. Mungkin karna orang yang suka membaca itu lebih teliti dibandingkan orang yang gak seneng membaca buku. Lalu ada dari mereka yang mencoba menfitnah gua, sehingga gua diberhentikan dari pekerjaan yang sebenarnya gua sendiri menyukai pekerjaan itu.
Dan sekarang gua hanya membuat konten di akun di instagram gua yaitu @umurdualima yaitu akun yang mencoba membantu permasalahan orang lain yang mungkin aja bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan itu membuat gua merasakan yang namanya kebahagiaan, kebahagiaan menurut gua pribadi bukan cuman tentang materi ataupun uang tapi kebahagiaan adalah ketika gua bisa memilih sebuah aktivitas yang gua mau lakukan pada setiap hari tanpa ada seorangpun yang mengendalikan otak gua untuk berfikir sendiri.
kehidupan gua setelah ditinggal menikah oleh sang damba'an hati, membuat gua hidup tanpa cinta, seperti asam pahit sendirian, gak gairah dalam hidup gua. Bekerja, bekerja, bekerja tanpa seorangpun yang mendampingi hidupku. gua gak terlalu memikirkan wanita untuk saat ini dan entah sampai kapan gua harus hidup sendiri seperti ini, gua merindukan belaian kasih sayang dari seorang kekasih yang benar - benar mencintaiku apa adanya, menerima kekurangan dan kelebihanku tanpa satupun alasan, mungkin itu cuman mimpi yang gua sendiri gak tau kapan penderitaan ini akan berakhir.
kalo tunggu sukses dulu baru gua menikah, lalu kapan gua suksesnya? apakah kita menikah harus menunggu untuk sukses terlebih dahulu baru memutuskan untuk menikah? kenapa gua harus menanggung penderitaan ini sendirian, sedangkan damba'an hatiku aja memilih menikah dengan orang lain. Apakah ini adil untukku? mungkin gua harus melupakannya dan mengubur dalam2 rasa yang pernah muncul dihatiku bersama dia, itu cuman masa lalu yang udah lama kusimpan dan mungkin sekarang gua harus berani membuka hatiku kepada wanita lain yang benar2 mencintaiku apa adanya dan akan membangun kerajaan kami berdua didunia dan diakhirat, atas seijin tuhan sang maha pencipta.
Hari - hari gua lalui cuman sama buku - buku koleksi gua, mereka adalah temanku dikala gua kesepian atau juga mungkin sedang sendiri. Gua gak mau sedikitpun meninggalkan satu hari dalam hidupku untuk gak membaca buku. Dari sana gua mendapatkan ilmu yang gua perlukan untuk menambah wawasan gua. Gua sekarang jarang atau bahkan gak pernah lagi ngumpul bersama teman, karna gua pernah diremehin sama mereka. Mungkin karna mereka gak senang sama gua karna gua duluan bisa menyelesaikan kuliah gua duluan dibandingkan mereka. Ada salah satu temen gua yang ngomong seperti ini di Grup Whatsapp yang isinya temen akrab gua sewaktu SMA, "ah.. paling juga debby beli skripsinya". Secara gak langsung itu membuat gua marah besar hingga gak ada kata - kata lagi yang gua sampaikan di Grup itu, yang gua lakukan cuman keluar dari Grup Whatsapp itu.
Gua cuman gak habis fikir, seharusnya dia mengucapkan kata "selamat" atau perasaan senang melihat temannya sudah menyelesaikan kuliahnya, bukan justru malah berlagak iri seperti itu, seharusnya itu menjadikan semangat untuk dirinya sendiri supaya dia juga bisa menyelesaikan kuliahnya. Gua rasa pertemanan seperti itu udah diluar kendali gua, perasaan juga gua gak ada masalah apa - apa tuh sama dia tapi kenapa pencapaian yang gua perjuangkan malah dianggap remeh sama dia. Gua juga memperlakukan orang lain sama seperti orang lain memperlakukan gua. Bukannya gua adalah orang yang gila hormat tapi perasaan sebagai teman apakah pantas untuk merendahkan temannya sendiri? Gua rasa sih juga gak. Biarlah itu menjadi pelajaran untuk dia dan untuk diri gua sendiri. Wajarlah ya gua marah, siapa sih yang gak marah kalo impian yang kita perjuangkan mati - matian malah dianggap remeh sama orang lain, walaupun itu temen sendiri yang dia gak tau perjuangan gua untuk mendapatkan gelar sarjana itu dengan susah payah.
Gua juga pernah bekerja diluar kota dalam satu tahun terakhir disalah satu perusahaan retail, waktu gua betul - betul seperti dirampas. Meskipun gua digajih tapi gua gak mendapatkan kebebasan, dimana waktu gua cuman dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Gua disana selalu melakukan yang terbaik untuk perusahaan, hampir tidak ada sedikitpun barang yang gua hitung selisih ataupun saat menghitung uang ada yang selisih satu peserpun, gua selalu menerima barang sesuai dengan quantity. Gua selalu dimutasi dari toko yang satu ke toko yang lain untuk mencari barang - barang yang expiyed atau lewat kadaluarsa nya. Mungkin atasan gua melihat gua sebagai orang yang teliti dalam hal itu, hingga pada suatu saat ada yang tidak menyenangi keberadaan gua. Mereka sudah tau bahwa gua adalah orang yang sangat teliti dalam hal barang apalagi uang. Gua saat itu dituduh mencuri barang yang ada ditoko, mereka dalam satu toko telah bersengkokol untuk mengeluarkan gua dari sana. Tuduhan itulah yang membuat gua dikeluarkan dari perusahaan itu, tapi sampai sekarang gua sama sekali tidak sama sekali pernah mencuri ditoko. Gua selalu membayarnya sampai - sampai jika ada barang yang hilang ditoko, gua ikut membayar kerugian toko.
Padahal waktu itu gua udah merasa nyaman dengan pekerjaan yang gua jalani, dari mulai menerima barang sampai meretur barang yang harus dikirim kegudang. Hanya hal sepele yang membuat karier gua berhenti disana yaitu kelebihan gua dalam hal barang dan menghitung uang. Dimana kelebihan gua itu tidak disukai oleh sesama tim kerja gua sendiri, sama sekali tidak ada penyelesan dalam hidup gua tentang itu. Dari situ gua belajar bagaimana orang lain sangat menakutkan potensi yang gua punya tapi mereka sulit untuk mengatakannya.
Gua pernah meretur barang yaitu nudget yang udah expiyed dalam satu toko jumlah harga barang tersebut sebesar Rp 1.250.000 dan itu harus ditanggung oleh semua karyawan toko yang bekerja disana karna mereka tidak terlalu memperhatikan barang dan tanggal kadaluarsa nya. Sebenarnya perusahaan sudah memiliki aturan yang cukup baik dalam menangani masalah kadaluarsa suatu barang apabila saja mereka tepat waktu untuk mengirimnya ke gudang. Jika mereka telat untuk mengirim barang dari tanggal kadaluarsa barang tersebut, gudang tidak akan mau menerima barang tersebut dan akan mengembalikan nya lagi ke Toko dan itu akan menjadi tanggungan dari karyawan toko.
Gua masih bersyukur karna tidak bekerja lagi disana, dengan begitu gua masih bisa berkumpul dengan keluarga. Meskipun harus makan apa adanya gua bersyukur karna masih bisa makan dan berkumpul bersama keluarga adalah hal yang paling mahal harganya apabila ada harga yang harus dibayar.
Baru - baru ini gua lolos dalam program pemerintah yaitu kartu prakerja, dimana gua setiap bulannya akan mendapatkan sebesar Rp 600.000 perbulan. Gua rasa itu cukup untuk membiayai hidup gua sampai 4 bulan kedepan, dimana gua sekarang bekerja sebagai staff desa di desa tak jauh dari tempat gua tinggal. Dari sini gua belajar "berapapun uang yang gua hasilkan, kalo gua mensyukurinya" itu akan lebih besar manfaatnya buat diri gua sendiri dibandingkan gajih besar tapi gua gak menikmatinya.
20 juli 2021
Nenekku tersayang pergi ke alam keabadian, rasanya seperti dunia seakan-akan runtuh didepan mata. Kaki gua rasanya berat banget, gua gak tau kenapa tiba-tiba nenekku bisa pergi begitu cepat, apa yang membuatnya pergi. Padahal dihari sebelumnya baru aja gua liat salonpasnya yang tertempel dikeningnya telah hilang. Gua mengatakan sambil bercanda agar ia tertawa dan melupakan rasa sakitnya "itu udah gak ada lagi salonpas dikepalanya nenek, berarti nenek udah sembuh dong :)". Pada malam itu dia menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya, yang mungkin membuat gua gak bisa lagi ngeliat senyum dan tawanya kembali seperti sedia kala. Selamat jalan nek, Semoga bahagia selalu disurga. Debby sayang banget sama nenek, Debby janji untuk bisa membahagiakan anak kesayangannya nenek yaitu ibuku sendiri.
Tahun demi tahun berganti setelah mawar putih menikah,
Gua udah gak ada rasa sakit hati sedikitpun kalo mengingat tentangnya. Justru Gua sangat berterima kasih kepadanya karna telah menguatkan hati lelaki yang pernah sangat mencintainya pada waktu itu, saat ini dia dan suaminya membuka kedai es yang jumlah kedai nya mulai hampir merata didaerah kalimantan timur. Gua cukup senang mendengar kabar itu, ya semoga usaha mereka terus berkembang. Ada satu bisnis lagi yang mereka jalankan, yaitu ayam goreng yang ada sambelnya. Bisa dikatakan nasi kotakan. Salah satu sepupu gua sempat bekerja disana, namun gua sempat mencoba memakannya dan rasa sambel nya masih kalah enak sama sambel buatan ibu gua. Dan sampai suatu ketika sepupu gua datang kerumah dan meminta kepada ibuku untuk membuatkan sambel untuknya dan setelah ibuku selesai membuat sambel itu, lalu sepupuku memberikan uang sebesar lima puluh ribu rupiah kepada ibuku, dengan maksud menghargai hasil dari ibuku membuatkan sambel itu. Setelah beberapa hari berlalu,
sepupu gua menghubungi ibu gua lagi di via whatsapp
dan ia meminta resep sambel dari ibu gua.
Gua sebenarnya udah curiga sama sepupu gua semenjak dia datang kerumah untuk meminta ibuku membuatkan sambel untuknya dan Gua tau dia sekarang bekerja ditempat ayam goreng milik mawar putih. Gua cuman tersenyum mendengar kabar itu dan gua meminta ibuku untuk tidak memberikan resep itu kepada sepupuku. Jika saja resep itu jatuh ketangan sepupu gua, itu sama saja memberikan cek rekening kepada pemilik ayam goreng itu yaitu mawar putih beserta suaminya. Gua mengatakan "tidak akan pernah mereka mendapatkan resep sambel dari ibu gua." Sepupu gua masih sangat polos tentang itu, jadi dia begitu polos meminta resep bumbu sambel ibu gua untuk tempat dimana dia bekerja. Yang sebenarnya dia juga dimanfaatkan. Gua gak akan membiarkan tempat sepupu gua bekerja mempengaruhi sangat jauh pola pikir sepupu gua. Laris atau tidaknya sebuah usaha bukan ditentukan dari promosi yang bagus ataupun sebuah bumbu masakan tapi juga yang sangat penting adalah pelayanan.
Suatu ketika kami berada dirumah kakak kandungku, kakakku memesan es dari kedai mawar putih dengan seorang grab yang mengantarkannya. Ketika melihat nama Brand yang ada di Cup minuman itu, batinku rasanya gemetar. Seperti ada yang cukup tertekan didalam batin gua pribadi. Begitupun saat gua melewati rumahnya, Batin gua juga seperti gemetar. Gua harus nyari jalan lain supaya gua gak ngelewatin rumahnya.
Sungguh ini sangat sulit untuk batin gua pribadi buat bisa menerimanya, tetapi gua harus bisa menerimanya dengan kelapangan dada. Sulit memang menghilangkan memoriku bersamanya, tetapi perasaan itu selalu muncul dipikiran gua. Memang mencintai orang yang sudah menikah itu gak boleh, tapi apa aku salah bahkan aku mengenalnya sebelum ia berkenalan dengan calon suaminya. Apa aku salah? memendam perasaan yang tak kunjung hilang dari pikiranku sendiri. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melupakannya, tetapi memori ini tidak mungkin hilang selama gua masih berada dikota ini, kota dimana tempat ia tinggal.
Tahun demi tahun berganti, kali ini gua mencoba peruntungan untuk mendaftar di BUMN tahun 2022, dua tahap sudah ku lalui. Berharap segera diterima di BUMN dan segera meninggalkan kota dengan sejuta kenangan ini. Gua akan melanglang buana di negeri ini, entah akan berujung seperti apa kisahku yang akan datang. Pikiranku hanya ingin meninggalkan kota dimana tempat mawar putih tinggal.
Gua cuman mau dia bahagia dan gua yang
harus menghilang darinya.
hmm... ternyata gua masih belum diberi kesempatan di BUMN dan gua gagal ditahap TKD, gakpapalah hitung2 nambah pengalaman mengikuti test di BUMN. Ternyata gak semudah yang gua bayangkan karna membludaknya peserta yang mengikuti test itu. Tapi ada yang membuat gua gembira yaitu gua mengetahui bahwa adek gua lolos tes polisi. Ya itu adalah cita - citanya dari kecil yang membuat gua sebagai kakaknya merasa sangat bangga dengannya. Itu menandakan bahwa gua berhasil menjadi seorang kakak yang menjadi tauladan yang baik untuk adek gua sendiri. Bukan hanya itu, seluruh keluarga besar bahkan mengucapkan selamat untuknya. Dan menambah rasa bangga gua sebagai kakaknya meskipun gua sendiri bukan polisi dan juga bukan dari keluarga polisi. Karna dikeluarga besar cuman ada 1 yang menjadi polisi dan adek gua menjadi yang kedua. Serta hanya ada 1 tentara dikeluarga gua dan ia pernah mengatakan seperti ini "kalo bisa dikeluarga jangan ada yang jadi tentara ya, cukup om aja yang ngerasain".
Hal itu membuat gua berfikir lima kali untuk menjadi sebagai anggota tentara, ya mungkin gua bisa menikmati profesi yang tanpa sadar gua jalani selama ini yaitu menjadi penulis.
Meskipun mempunyai sertifikat satpam tak lantas lamaran yang sudah ku sebar kemana - mana, tak kunjung ada panggilan pekerjaan untukku. Beberapa hari yang lalu gua sempat menjual buku milik gua nisendiri kepada temanku sewaktu SMA, yang kami sendiri sudah lama tidak bertemu. Ia meminta agar buku itu diantarkan ke rumah sakit tempat dimana ia bekerja. Didepan rumah sakit, gua berdiri menunggu kedatangannya untuk mengambil buku yang telah ia beli dari gua. Yaitu buku "psychology of money", kondisiku waktu itu sangat lemah seperti tidak ada tenaga dan mataku begitu perih.
"matamu kenapa deb?" sahutnya
"gakpapa, silau" sahut gua
"ihhh kok gitu" ia menjawab
"kamu jadi apa dirumah sakit ini?" gua balik bertanya
"cleaning service doang deb"
"ah gak mungkin" sambil cengengesan gitu kami berdua
"yaudah aku masuk dulu ya deb, makasih"
"oiya silahkan, aku yang makasih" sambil menatapnya lama sampai ia pergi masuk kedalam rumah sakit yang besar
Padahal disitu gua ngerasa malu banget sama dia sampai gua harus ngejual buku gua pribadi karna sampai sekarang gua sendiri belum ada pekerjaan. Fisik gua udah rasanya gak kuat buat kerja berat, sebelumnya walaupun harus menjadi kuli bangunan gua sanggup tapi sekarang udah gak kuat lagi tubuh gua sendiri. Apalagi dimata rasanya perih banget, apa gua kurang tidur ya, entahlah. Ya dia adalah temanku yang paling mengerti tentang keadaanku saat itu dan gua pasti akan terus mengingatnya sepanjang hidup gua. Dari sama2 kuliah kami telah menjalin koneksi yang baik satu sama lain melalui jejaring sosial instagram. Yang gua tau sih dia dulu kuliahnya dijakarta dan kembalinya kesini, ia mengatakan bahwa dia cleaning service, Gua gak percaya dong. Gua sangat seneng banget sih masih mempunyai teman yang secare itu sama gua. Gua juga seneng banget bisa ketemu sama dia lagi. Entah apakah dia orang yang dikirim tuhan untuk menolongku? itu hanya tuhan yang mengetahuinya, sekali lagi buat kamu yang membeli bukuku gua pribadi mengucapkan banyak terima kasih karna itu sangat berarti untukku pribadi dan keluargaku.