Bertemu Orang Tuanya (Hazel)

Akhirnya aku memberanikan diriku mengutarakan perasaanku padanya. Tepat setelah ia lulus ujian mengemudi.

Aku sengaja menyerahkan SIM-nya secara langsung agar dapat bertanya padanya. Dia terlihat sangat senang sekali setelah aku menyerahkan SIM-nya.

Senyumnya mengembang begitu indah. Aku pun sampai tak kuat menahan rasa bahagiaku, melihatnya bahagia.

Setelah berpamitan dia ingin beranjak pergi. Aku berpikir beberapa kali untuk menahannya.

“Bu Kara. Em, maksud saya Kara,” akhirnya kata-kata itu keluar dari bibirku. Dia menoleh ke arahku dengan tatapan sedikit bingung.

Aku mendekatinya, berusaha mengumpulkan keberanianku.

“Kara... jika kamu izinkan, saya ingin lebih mengenalmu,” ucapku gugup.

Dia terdiam dan tak mengatakan apa-apa. Dia hanya tersenyum tipis kemudian pergi. Entah apa maksud dari senyumannya.