Pesta topeng

Sepertinya tahun-tahun sebelumnya, sekolahku selalu mengadakan pesta topeng di malam HUT kemerdekaan RI. Ini bukan suatu pesta yang benar-benar bertema Kemerdekaan. Ini adalah cara kami bersenang-senang. Dan disana kami harus punya pasangan. Hanya satu orang laki-laki yang ku kenal dengan baik di sekolah ini, Akhtar.

***

Slow dance tiba...

Seperti yang aku katakan, aku berpasangan dengan Akhtar. Kami mulai berdansa, awalnya ragu..... tetapi kami tetap melakukannya.

"Apakah ini pertama kalinya kamu berdansa?", (berputar)

"murid baru....." lanjutku.

"Tentu saja"

"Berarti kita sama"

"Sama? bagaimana dengan HUT tahun kemarin, dan kemarinnya?"

"Menghindar dan menghindar lagi, aku tak pernah suka berdansa, karena mereka semua (anak laki-laki di kelas)terlalu asing bagiku"

"Owh ya? ada yang lain?(yang ingin dikatakan)"

"Aku ingin kau tak melibatkan perasaan"

"Tapi tangismu kemarin melibahkan begitu banyak perasaan"

"Bukan itu..."

"Aku tahu.... tak perlu kau pikirkan, aku berjanji tak akan membuat beban untukmu karena ini (perasaan)", dan lagi-lagi dia membuatku terdiam.

***

"Gimana tadi pas dansa sama Akhtar?", kata Mesty.

"Seorang Ara Alba yang anti pria akhirnya berdansa", kata Anira tersenyum mengejek.

"Tunggu dehh.... tapi kayaknya Ara beneran nyaman deh.", kata Hening membuatku tersedak

"Uhuk uhuk.....", aku bergegas minum.

"Apa? nyaman gimana? orang kita nggak ada apa-apa juga!", aku mulai sewot.

"wah-wah.... patut dicurigai nih.... Hening cuma bilang nyaman Ara nya dah bahas hubungan", Mesty membuat ku semakin gugup.

"Bodoamat dehh, aku mau balik aja, dah malem...", aku pegi dengan pipi yang memerah.

Aku sudah memesan gojek yang kini sudah menungguku.

TUNG TRINGGG

Satu pesan masuk ke HP ku

✉️→Akhsan

Aku bersedia menunggu hingga tiba waktunya hukum keterbukaan itu menjadi nyata, jangan terburu-buru, aku ingin mengurangi beban orang yang telah mengurangi bebanku. Bukan menjadi beban untuk orang itu.

Be cafefull...

______________________________________________

Jiwa ini melayang....

Ciptaanmu membuat diri ini tak berhenti berfikir....

Dan membuat kabut hatiku terlihat seperti sebuah titik kecil

Melalui caranya menghangatkan hati

Aku merasakan kelembutan seorang pelangi

Aku kau ciptakan seperti ini

Dia kau ciptakan seperti mimpi

Sementara atau selamanya

Izinkan aku berucap syukur kepada-Mu

Bahagiaku bersamanya atas izin-Mu

Setelah menulis aku melihat sesuatu yang nampak menenangkan. Dibandingkan dengannya tulisanku adalah debu kotor. Al-Qur'an teramat sangat luar biasa. Aku membasuh tanganku, mulai berwudu untuk menyucikan diri, dan mengambil tak lupa mengenakan jilbab.

Aku meraihnya, aku membacanya, menenangkan hatiku. Lebih baik dari perhatian manusia manapun. Setelah itu aku memohon.

"Ya Allah.... Ya Rabb ku.... Berilah dia yang aku sayangi ketenangan hati, dan kelapangan dada. Dan juga untukku...., tunjukkanlah jalan menuju kejelasan atas segalanya, bantulah hambamu yang lemah ini. Aamiin", aku meneteskan air mata lagi.....