Paman, Akui Saja!

Akhirnya, Xue Feimo berkata lagi, "Panggil dia Kakak."

 Luo Tiantian tampak kebingungan.

 Begitu melihat penampilan Luo Tiantian yang konyol, Xue Feijing merasa bahwa gadis itu sangat lucu.

 "Baik, aku akan memperkenalkan diriku. Aku adalah agen dari perusahaan Xinyi Entertainment. Kamu boleh memanggilku Kakak Jing."

 Setelah selesai berbicara, Xue Feijing sedikit menundukkan kepala dan berbisik ke telinga Luo Tiantian, "Aku juga adalah agen... masa depanmu."

 "!!!" Luo Tiantian tercengang mendengarnya.

 Luo Tiantian sudah membaca seluruh memori yang sangat mendalam mengenai Kakak Jing. Wanita yang sangat cantik ini adalah seorang agen yang berkualitas.

 Kakak Jing memiliki kepribadian yang ceria, tegas dan menarik.

 Jelas-jelas memiliki kesempatan berharga, malah menyamar menjadi seorang agen yang bersusah payah untuk hidup.

 Kakak Jing berkata, "Ketika melihat artis pemula dengan mata kepalaku sendiri, melihatnya tumbuh selangkah demi selangkah di bawah asuhanku, hingga akhirnya menjadi bintang yang paling terang…"

 "Rasanya sangat memuaskan, seperti memakan hidangan Manchu (acara perjamuan yang menggabungkan makanan Manchu dan Han) yang tersaji di meja."

 Memikirkan agen yang menggemaskan ini membuat perasaan Luo Tiantian sedikit rumit.

 Tidak lama lagi, Luo Tiantian palsu akan merancang pertemuan dengan Kakak Jing dan berhasil bergabung ke Xinyi Entertainment.

 Hanya saja, Kakak Jing juga masih belum menyangka bahwa akan ada musibah yang menimpanya.

Dia bersusah payah untuk mengasuh artis pendatang baru, namun ternyata dia malah mengasuh orang yang tidak tahu berterima kasih...

 Saat memikirkan akhir hidup wanita itu, Luo Tiantian pun sedikit berempati padanya.

 Setelah berpikir dalam hati, dia tanpa sadar berkata, "Kakak Jing, jangan khawatir. Aku pasti akan melindungimu."

 "..." Xue Feijing terkejut.

 Dia mengangkat alisnya dan tersenyum. "Kamu mau melindungiku? Apakah gadis kecil bisa memukulku?"

 "Eh… Aku…"

 Luo Tiantian sedikit malu dan juga kesal karena dia terlalu banyak bicara.

 Hanya saja, kata-kata itu sudah terlanjur diucapkannya, dan dia tidak bisa menariknya kembali.

 "Kakak Jing, jangan meremehkan aku, aku ini sangat kuat," kata Luo Tiantian sambil membuat gerakan tinju yang serius.

 Gadis itu tampak konyol dan imut.

 Xue Feijing tertawa melihatnya. "Baik, mulai sekarang kamu akan menjadi pengawalku."

 "..." Luo Tiantian terkejut.

 Dia cepat-cepat melambaikan tangan. "Jangan, Kakak Jing. Gadis kecil ini bahkan tidak dapat menahan bahunya, tidak bisa mengangkat tangannya, dan hanya cocok menjadi bintang yang cantik. Urusan bertarung dan membunuh, serahkan saja pada Paman!"

 "..." Tiba-tiba ditunjuk seperti ini, Xue Feimo pun terkejut.

Melihat Luo Tiantian begitu tidak tahu malu, kedua saudara kandung itu tidak bisa berkata-kata.

 "Barusan aku ingin bertanya, kamu memanggil adikku Paman?"

 Xue Feijing meletakkan tangannya di dada dan menatap Luo Tiantian sambil tersenyum. "Apa? Apa kamu mau memanggilku Bibi?"

Melihat hal ini, Luo Tiantian merasa tidak enak hati.

 Kata-kata 'Senyuman Penyihir' terus melintas di matanya.

Tiba-tiba penampilan Luo Tiantian tampak familiar. Dia memegang tangan Kakak Jing dengan terburu-buru dan berkata, "Bagaimana mungkin? Jelas-jelas Kakak Jing jauh lebih muda daripada Paman, bahkan kelihatannya lebih muda dari aku~"

 Melihat raut wajah Xue Feijing yang mulai melunak, Luo Tiantian kembali berbicara, "Aku telah lama mendengar bahwa Kakak Jing adalah wanita cantik, cerdas, kompeten, dan memiliki kulit yang cerah. Begitu melihat Kakak hari ini, aku benar-benar merasa kalau semua itu memang benar."

 "Cih, penjilat." Xue Feimo melihat Luo Tiantian dengan sinis dan acuh tak acuh.

 Luo Tiantian menoleh dan melihat Xue Feimo. "Paman, akui saja! Kamu iri dan cemburu, kan?"

 "..." Xue Feimo menatap Luo Tiantian dalam-dalam.

 Kemudian dia mengangkat pandangannya dan melihat Xue Feijing. "Ibu berkata…"

 Raut wajah Xue Feijing berubah. "Ibu tidak berkata apa-apa. Selamat tinggal, adikku."

 Setelah selesai berbicara, wanita itu langsung pergi.

 Suara pintu yang dibanting membuat hati Luo Tiantian bergetar.

Firasat tidak menyenangkan menyebar di hatinya. "Paman?"

 "Kemampuanku terbatas, aku tidak bisa membantumu." Xue Feimo berjalan dua langkah dan berkata lagi, "Setengah meter."

Kemudian, dia masuk ke lift tanpa melihat ke belakang.

 Luo Tiantian ingin menangis saja rasanya. "Paman, dengarkan penjelasanku…"