Siapa dia??

Keanu mempercepat langkah, seharusnya gadis satu malamnya masih dihotel tempat mereka bercinta malam itu. Jika memang terbukti gadis itu adalah utusan dari seseorang yang akan menghancurkan bisnisnya dia akan pastikan orang itu tidak akan berada lama didunia ini!

Dia hampir kehilangan kesabaran, dia akan merasa tenang setelah tahu tujuan gadis itu, apa mungkin dia gadis miskin yang menjual keperawanan demi uang lalu diperalat untuk menjebak dirinya??

atau dia hanya gadis lemah yang berada disaat yang tidak tepat??!!

akh!! Keanu merasa muak sendiri!!!

Siapa dia???

***

Disisi lain Kirana menyeret lemah langkahnya, matanya bengkak menangis semalaman, dia membiarkan shower dikamar mandi terus mengguyur tubuhnya. Dia merasa begitu kotor dan hina!

Sebelum meninggalkan kamar hotel bahkan dia tidak berfikir untuk melihat wajah pria yang telah menghancurkan hidupnya.

Dalam benaknya adalah bisa bertemu dengan Elzio. Tetapi dia sama sekali tidak pantas menjadi pendamping Elzio. Kebanggaannya selama ini lenyap seketika direnggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak ia kenal.

Dia berhenti dipinggir jembatan yang dibawahnya mengalir air sungai yang berarus deras. Matanya basah, jiwanya nelangsa.

Haruskah dia berakhir disini??

haruskah dia pergi meninggalkan Elzio tanpa kesan sedikit pun??

bagaimana lelaki yang amat ia cintai akan melanjutkan hidup?? tapi.. untuk berada disisinya sungguh dia sudah menjadi gadis hina dan kotor!!

Lalu kemana dia harus pergi???

kembali pada pamannya Hadi dan bibi Soraya rasanya dia tidak sanggup membawa kabar luka seperti ini. Bagaimana dia harus jelaskan bahwa kehormatannya direnggut paksa oleh seseorang. Mereka pasti akan sangat terluka, mereka sangat mencintai Kirana, merawat dan membesarkan tanpa kekurangan cinta sedikit pun layaknya anak yang lahir dari rahim bibi Soraya sendiri. Mereka pasti sangat hancur!

Apa dia harus kembali kehotel itu lalu meminta pertanggungjawaban dari pria yang bercinta dengannya tadi malam??

Kirana begitu kacau! sampai dia menemukan jawaban kemana dia harus pergi!

***

Tara!

Tara Kharisma adalah sahabatnya, Kirana tahu dia bisa meminta Tara membantu mencari solusi.

Setelah bersusah payah akhirnya Kirana sampai di apartemen milik Tara. Gadis bernama Tara itu memang tidak tinggal bersama kedua orang tua nya sejak beberapa tahun terakhir, dia lebih memilih tinggal sendiri di apartemen. Beberapa kali ia coba mengetuk pintu, memencet bel tapi tak ada sahutan dari dalam.

mungkin sahabatnya itu sedang tidak ada ditempat. Kirana nyaris putus asa, bahkan dia tidak membawa ponsel untuk menghubungi Tara. Lalu dia memutuskan untuk menunggu Tara didepan pintu apartemennya.

Dua sampai tiga jam berlalu.

"Kiran... kau disini??" suara itu menyadarkan Kirana akan kehadiran seseorang yang dia tunggu, ia mendongak kan wajah melihat siapa yang datang. Dia duduk sambil melipat laki dan menenggelamkan wajahnya disana, Wajahnya tampak pucat menyedihkan, bahkan dia belum minum satu tetes air pun, karena saat pergi meninggalkan rumah dia tidak membawa uang satu sen pun.

"Tara...." Kirana berseru seraya memeluk tubuh sahabatnya, matanya kembali basah. Saat itu hari mulai beranjak sore dan itu artinya beberapa jam lagi menuju hari pernikahan.

"kau.. kenapa disini?? semua orang mencari mu... kau tahu seperti apa kesulitan bibi Soraya mencari mu... aku juga sudah mencarimu kemana-mana ternyata kau disini! oh astaga Kiran..." cerocos Tara begitu telah bertemu dengan Kirana. "ayo aku antar kerumahmu... aku Pastikan El belum tahu soal ini" Tara mencoba menarik tangan Kirana tapi gadis itu menahan.

Sepasang alis terukir rapi yang menaungi sepasang mata indah Tara pun menyatu.

"tidak Tara... aku harus mengatakan sesuatu"

tolak Kirana dengan suara bergetar.

"apa yang terjadi Kiran?? kau tampak pucat..," Tara menyentuh pipi sahabatnya.

Kirana tidak langsung menjawab, dia malah menangis lalu Tara mempersilakan nya untuk masuk kedalam apartemen terlebih dahulu.

Setelah meneguk segelas air Kirana punya sedikit daya untuk menceritakan semuanya dari awal.

"aku harus bagaimana mana Tara?"

"hmmm... begini kau harus temui El,, dia harus tahu keadaan mu.."

"tapi Tara.. kau tahu aku sudah kotor,, apa mungkin El masih menerima ku..."

Tara menggenggam tangan sahabatnya untuk memberikan ketenangan.

"El sangat mencintai mu... kau bukan gadis yang liar dan buruk, dia mengenalmu lebih dari siapapun...."

Kirana tahu dia telah datang pada orang yang tepat, Tara memang gadis yang baik, gadis kaya yang mau bersahabat dengan nya yang tidak punya apa-apa ini.

Tara akan mengantar Kirana bertemu El, belum sempat Kirana masuk kedalam mobil Tara tiba-tiba gadis itu entah kemana. Saat dia hendak mencari seorang pria bertubuh besar berdiri dihadapan Tara.

"biar aku menyelesaikan nya nona..." kata pria itu datar

"kau... apa yang kau lakukan pada teman ku.."

"nona.. bersikap lah baik dan nona akan dapat keuntungan nya... nyonya besar ingin nona tenang..."

Tara tidak bisa mengatakan apapun.. dia sama sekali tidak mengerti, apa ini bagian konspirasi ibunya.

Dengan tidak sabar Tara menelpon ibunya. Terdengar suara disebrang.

"Tara... biarkan Ronal menyelesaikan tugasnya, tugasmu hanya diam dan menikmati hasilnya..."

"tapi .. ini berlebihan" protes Tara

"ini jalan terakhir untuk memenangkan permainan.. kau tahu sekeras apa El mempertahankan gadis yang tidak sepadan dengan mu itu...? kau tidak mengambil milik siapapun... tempat itu sejak awal milik mu kau mengerti...." suara disebrang menghentikan ucapannya. Tara tertegun sesaat dia menyadari Ronal telah membawa Kirana pergi.

***

Kirana terbangun,, dia berada dalam gudang kosong. Ini sudah pagi dak itu artinya pernikahannya akan berlangsung beberapa jam lagi. Saat itu dia tidak diikat, tidak juga disekap, dia hanya dibuang seperti sampah kedalam sebuah gudang.

Cukup panjang perjalanannya untuk sampai pada sebuah warung kecil dipinggir jalan.

Dia bertemu wanita paruh baya.

"maaf bisa aku tahu ini dimana?"

wanita itu melirik Kirana dengan teliti, dia memang tidak nampak seperti gadis didesanya.

"ini didesa nona..."

Kirana terperangah, seseorang membuangnya ke desa tanpa uang satu rupiahpun.

"aku... aku harus kembali kekota.. apa masih jauh..." Kirana mulai bergetar...

"kau butuh waktu tiga jam untuk kesana.."

Astaga tiga jam.. apa masih cukup waktu untuk sampai ke pernikahan yang akan dilaksanakan nanti siang.

Cukup lama Kirana tertegun, wanita itu merasa kasihan lalu memberi Kirana makan dan minum.

"kau mau pulang...."

Mata Kirana basah...

"ambillah ini,, cukup untuk kau naik bus sampai kekota..."

Kirana sangat berterimakasih pada wanita paruh baya yang punya hati mulia untuk membantunya.

El.. semoga aku tidak terlambat...