Kalut

Hari sudah hampir gelap, suasana rumah Hadi dan istrinya tampak sepi. Kirana tidak berani walau hanya sekedar mengetuk pintu. Entahlah kehadirannya mungkin hanya akan menambah beban paman dan bibi nya saja. Tapi untuk pergi ketempat lain dia sama sekali tidak punya uang.

Saat ini hujan kembali mengguyur bumi tanpa ampun. Kirana memilih untuk merebahkan diri di teras samping rumah Hadi, dia meringkuk kedinginan tanpa alas sedikit pun, bajunya Mulai basah. Tak apa, matipun malam ini dia siap. Mungkin kembali kepada kedua orang tua nya akan lebih baik dari apapun.

Bahkan dia tidak sanggup membayangkan malam pertama yang dilalui orang yang dia cintai bersama sahabatnya sendiri!

Rasa ini kian menambah ngilu dalam hatinya. dia begitu sedih, frustasi dan kotor! dia bahkan merasa lebih rendah dari seekor anjing sekalipun. Dia sungguh kalut.

***

Disisi lain Elzio masih belum bisa menerima kehadiran Tara didalam kamar pengantinnya. Didalam kamar hotel honeymoon. Sedikit pun bahkan netranya tidak menatap Tara yang siap dengan gaun tidur malamnya yang menggoda.

Elzio bahkan duduk di balkon sepanjang malam sambil mengesap rokok disela jarinya. Tara berusaha mengerti, ini malam pertama yang buruk mengingat pernikahan mereka tidak Elzio inginkan.

Namun dibalik kegetiran itu ada perasaan lega, akhirnya duri dalam hidupnya berhasil disingkirkan, meskipun dia harus membayar mahal untuk semua ini, dia harus bekerja keras untuk merebut perhatian Elzio.

Kirana maaf .. cepat atau lambat El akan sepenuhnya milikku. senyum itu menyeringai jahat.

Tak lama pria yang kini berstatus suami sah Tara memasuki kamar mereka, dia menatap istrinya sejenak. Ada perasaan muak yang tak terkendali. Kemarahan luar biasa atas perlakuan Kirana Anantari! dia akan membenci gadis naif itu sampai ketulang-tulangnya.

Meskipun Tara adalah penyelamat martabat keluarganya dia masih butuh waktu untuk menerima kehadiran gadis yang juga sahabat orang yang dia cintai.

"kau belum tidur...?" Elzio tahu meskipun posisi tidur Tara membelakangi nya gadis itu belum tidur. Tara bangkit untuk duduk di tepi ranjang tanpa berniat mendekati El, dia ingat pesan mommy nya, jadi lah gadis jinak untuk merebut hati seorang pria.

"Tara, aku tahu ini diluar kendali kita, aku tidak bisa memaksa mu untuk hidup dengan ku, dan.. aku sangat berterima kasih atas bantuan mu..."

Hening sejenak.

"kapanpun kau bisa minta pisah dariku..." Elzio mengucapkan dengan pasti, tegas tanpa keraguan sedikitpun. Tara bergidik.

Dia menunduk tanpa berani menatap Elzio.

"aku tidak merasa menyesal El, mungkin ini sudah jalan kita .. lagipula aku memahami jika kau belum bisa menerima ku.. lagipula bagiku menikah cukup satu kali... "

"apa kau mengatakan semua karena kin..."

"hentikan !! jangan ucapkan nama itu!!" sergah Elzio dengan kemarahan menyala dimatanya. Meskipun terkejut dengan sikap tiba-tiba Elzio yang meledak, Tara sedikit lega, paling tidak dia tahu Kinara berada dalam posisi dibenci oleh suaminya!

"maaf aku hanya..."

Elzio bangkit lalu merasakan nafasnya begitu sesak,, dia pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri.

Guyuran air dari shower sedikit menghangatkan dalam malam yang hujan. Membayangkan wajah Kirana membuat Elzio ingin membunuhnya ketika itu.

"apa salah ku kiran....???" pekik Elzio dalam guyuran shower yang terdengar samar dari luar.

Tara mendengarnya dan tersenyum puas.

Selama ini dia merasa telah kalah dari gadis biasa saja macam sahabat nya Kirana, tetapi tentu saja tidak, disini dialah pemenang.

Tara tidak pernah mengingkari bahwa dia tulus bersahabat dengan Kirana,, bahkan setelah secara terang-terangan Elzio menolak perjodohan mereka.

Kedua orang tua mereka berteman sejak lama, dan ingin bersatu sebagai keluarga, tetapi diluar kendali mereka Elzio ternyata menjalin hubungan dengan Kirana sahabat Tara, sebenarnya Kirana tidak tahu tentang perjodohan itu karena dia lebih dulu menjalin hubungan dengan Elzio selama masa kuliah. saat itu Elzio sendiri kakak tingkat mereka. setelah Elzio selesai kuliah barulah orang tua mereka menjodohkan.

Diluar dugaan Elzio malah menolak mentah-mentah bahkan mengenalkan Kirana sebagai gadis yang dia pilih.

Mommy Tara dan ibu El sangat murka namun tidak bisa berbuat apa-apa, terlebih papanya El membebaskan putra semata wayangnya untuk memilih.

Tidak ada pilihan lain kecuali menyingkirkan gadis polos itu hingga dia tidak punya nyali untuk menatap Elzio. Tara tidak tahu semua rencana mommy nya kecuali sejak Kirana mencarinya dan dia dibawa pergi oleh Ronald. Mommy nya dan mama El yang bertanggung jawab atas yang menimpa Kirana!

Sedikit dramatis dan kejam tapi itulah yang seharusnya terjadi hingga dia diposisi saat ini. Menjadi Istri Elzio Zhian Kavaya.!

***

Pagi-pagi setelah menikmati sarapan pertama sebagai pengantin baru, terdengar suara ketukan pintu dikamar honeymoon Elzio dan Tara.

Dibalik pintu tampak mama Elzio dan mommy Tara disana. Dengan sedikit malu-malu Tara mempersilakan dua wanita yang ia hormati untuk masuk.

"pucat sekali wajah pengantin baru..." ledek mommy Tara membuat wajah gadis itu bersemu merah dan sedikit malu.

Ah! tidak terjadi apapun semalam suntuk, bahkan Elzio memilih tidur di sofa. Kesal sekali rasanya! tapi Tara harus menahan semua.

"hai El... bagaimana semalam?" tanya nyonya Huda saat melihat putranya menyalaminya dan sudah berpakaian rapi. Tidak ada jawaban kecuali senyum tipis yang terpaksa tergambar di wajah putra tunggal nya.

"kau mau kemana?"

"aku akan bekerja.." sahut El sekenanya.

"apa yang kau katakan? perusahaan tidak akan bangkrut hanya karena kau pergi berlibur sebentar...".

"tapi ma..."

"tidak ada tapi-tapi.. pokoknya harus pergi dan bawakan kami cucu yang lucu nantinya.." nyonya Huda mengatakan penuh penekanan sambil tersenyum puas . Elzio tidak dapat berbuat apapun kecuali mengiyakan. lagipula dia tidak ingin melukai hati mamanya untuk kedua kali setelah perlakuan Kirana.

Lirikan mata nyonya Huda kepada nyonya Wijaya penuh kemenangan. Biar bagaimanapun kebersamaan putra putri mereka diperoleh tidak dengan mudah.

"mama dan mommy Tara sudah buat pengaturan,, kalian akan berbulan madu selama satu Minggu diluar negeri..."

Elzio masih diam tanpa ekspresi, jika ini bulan madunya bersama Kirana mungkin akan sangat menyenangkan, tetapi apa yang dia rasakan begitu menyiksa.

yah! mereka harus mengirim Elzio jauh, sebelum gadis dari kalangan bawah itu akan berusaha menemui suami Tara. Masih ada satu pekerjaan yang belum diselesaikan.