Hipotermia

"lakukan yang terbaik Tara, ambil bagianmu, mommy akan menyelesaikan sisanya, jadikan El milikmu seutuhnya, lalu melahirkan anaknya.. kau Mengerti..." bisik nyonya Wijaya sebelum dia meninggal kan kamar honeymoon putrinya "jadilah merpati yang jinak... kau akan membutuh kan ini..." lanjut wanita berusia 50tahun itu menyelipkan sesuatu disaku Tara.

Nyonya Wijaya sudah memikirkan matang-matang, jika El menolak untuk menyentuh putrinya apa yang dia titip kan pada Tara akan berguna selama mereka pergi berbulan madu.

Mendapatkan keturunan dari keluarga kaya seperti Huda Kavaya akan lebih memperkuat kondisi perusahaan mereka sendiri!

***

Soraya baru saja membuka pintu setelah hujan mengguyur semalaman. Ia tersentak saat mendapati seseorang tergeletak disana .

Astaga!! putri kecil mereka.. Kirana!!!

Gadis itu berwajah pucat bahkan bajunya masih lembab, mungkin dia telah menghabiskan sepanjang malam disana.

"mas Hadi...." pekik Soraya panik memanggil nama suaminya.

Tergopoh-gopoh Hadi menemui istrinya yang panik.

"Astaga Kirana..." Hadi berseru melihat sosok yang mereka cari tanpa putus asa sejak kemarin akhirnya kembali pada mereka. Soraya memangku kepala Kirana, gadis itu kehilangan kesadaran, dia terserang hipotermia!

.

Beruntung mereka menemukan Kirana tepat waktu sehingga nyawa gadis itu masih tertolong. Setelah hampir seharian dia tidak sadarkan diri karena suhu badannya begitu panas akhirnya mata bulat itu terbuka perlahan.

Cahaya lampu menyilaukan, mengingatkan dia pada kejadian di malam kelam yang menimpanya beberapa hari yang lalu.

"lepaskan aku.... kumohon lepaskan aku!!!" jerit Kirana pilu dalam ruang UGD rumah sakit. Soraya segera memeluk tubuh gadis yatim piatu yang sudah ia rawat selama 12 tahun terakhir.

Apa yang terjadi padamu Kirana??!

sungguh keadaan Kirana membuat hati Soraya seakan terkoyak hingga tak punya tempat untuk bertahan.

Kirana terus histeris ketakutan, tubuhnya gemetar, matanya liar mengamati sekitar ruangan.

Aroma terapi, kasur putih, lampu temaram, lelaki yang hanya dia lihat siluetnya. Menyedihkan dan memalukan! Pria itu hendak menyentuhnya lagi!! Kirana makin histeris.

Beberapa dokter datang untuk memastikan keadaan sang pasien yang baru melewati masa kritis nya.

Tak lama Kirana agak merasa tenang.

Dia tahu ini bukan kamar hotel. Dia berada sangat dekat dengan keluarga yang mencintai dirinya.

Gadis itu tampak linglung membuat jantung Hadi dan Soraya berdenyut menahan sakit.

.

Keadaan Kirana sudah memungkinkan, dia dipindahkan ke kamar rawat. Gadis itu belum menceritakan apapun, dia masih membisu, hanya buliran manik bening disudut matanya mengisyaratkan dirinya sedang tidak baik-baik saja sejak dia menghilang.

Hadi dan Soraya tidak berani mengusik diamnya Kirana, mereka akan memberikan ruang untuk keponakan mereka sampai dia siap menceritakan semuanya.

***

Tiga hari berlalu penuh kesia-siaan.

Bulan madu yang hambar. Elzio memang mengajak Tara kemanapun yang istrinya mau. Berwisata, makan di restoran mewah, menghabiskan pagi dengan berenang bersama bahkan tidur diranjang yang sama tapi itu tidak membuat El menyentuh dirinya sama sekali.

Menjadi merpati jinak tentu tidak mudah. Dia ingin meledak diperlakukan tidak adil seperti ini. Mommy nya mungkin benar dia harus menggunakan trik agar bisa mengandung benih Elzio dirahimnya.

.

Ini makan malam romantis mereka berdua, dibawah sinar rembulan, dan angin yang membelai begitu lembut. Tara mengenakan gaun sedikit terbuka didada seakan ingin menegaskan miliknya sangat menarik. Tapi sayang Elzio tetap biasa saja.

Ya ampun Kirana,,, racun macam apa yang kau berikan di otak El,, sampai gadis secantik dirinya pun El tidak merasa tertarik! umpat Tara tak habis pikir.

Saat sebelum menikmati dinner romantis mereka , Elzio pamit untuk ke toilet sebentar. Ini kesempatan nyata untuk Tara, dia harus bisa mendapatkan suaminya sepenuhnya!

Tara mencampurkan bubuk yang diberikan mommy nya kedalam minuman Elzio. Dia berharap titipan mommy nya akan membantu malam ini.

.

Benar saja, setelah minum dari gelas berisi obat itu Elzio tiba-tiba merasa begitu panas. Tatapannya kepada Tara sedikit berubah. Bagian dada yang sedikit terbuka seolah memanggil jiwa lelakinya.

"kenapa mas??" tanya Tara tersenyum tipis, obat dari mommy mulai bereaksi.

"ah.. tidak aku... hanya merasa sedikit kurang nyaman..."

Tara hanya mengucap kata "oh.."

"selesai kan makan mu,, tiba-tiba aku ingin mandi" titah Elzio kepada Tara.

.

Mereka kembali ke kamar setelah makan malam dipercepat. Tanpa dansa seperti yang diinginkan Tara, tapi tak mengapa.

Elzio buru-buru kekamar mandi untuk mendinginkan badannya.

tapi itu tidak berhasil, ada gejolak lain dari diri nya.

Selama Elzio didalam kamar mandi, Tara mempersiapkan diri. Dia mengenakan lingerie merah muda dan parfum dengan aroma semerbak. Lebih tepatnya dia memakai parfum yang mirip seperti Kirana.

Tak lama Elzio keluar dari kamar mandi dengan handuk menutup bagian bawah. Dia coba mengalihkan pandangan ketika melihat Tara yang tampak siap bertempur.

Elzio terpaku.

Biar bagaimanapun dia adalah pria normal yang masih menyukai wanita.

Bohong jika dia tidak terdorong untuk menyentuh istrinya.

Ayo Tara.... dia milikmu sekarang... Tara menyemangati dirinya sendiri.

Pria itu membeku.

Tara mengambil bagiannya. Dia dengan agresif mendekati El. Mencumbu pria itu mulai dari telinga lalu dada kemudian bibir. Elzio menyambut dengan kehangatan.

Dalam benaknya Kirana yang saat ini tengah bercumbu dengan nya. Elzio kian memanas dan membawa Tara keranjang mereka. Dia melepaskan segala hasrat yang sejak tadi dia tahan. Memberikan kecupan penuh gairah ditubuh istrinya.

"Kirana...." suara itu terdengar lemah namun cukup untuk membunuh sepotong hati Tara.

Namun ia tidak peduli seperti apa Elzio berfantasi, yang terpenting adalah bisa membuat benih Elzio di rahimnya.

***

Tiga hari berlalu, Kirana sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Sebelum pergi Hadi kembali mendekati Kirana. Matanya masih terlihat sayu.

"Kiran..." suara itu terdengar lembut "katakan apa yang terjadi padamu.. dengan begitu om bisa membantu mu..."

Kirana menelan saliva nya, dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia telah menghancurkan harga diri paman dan bibi yang merawatnya dengan penuh cinta.

Dia berharap mati saja karena hiportemia didepan rumah pamannya, tapi sayang itu tidak terjadi!

Mata Kirana mulai mengembun. Kejadian demi kejadian buruk seolah kembali tepat dihadapannya. Dia sudah menjadi kotor dan kehilangan orang yang dia cintai!

"baiklah... kau boleh bercerita setelah siap.." Hadi mencoba mengerti.

"om..." suara Kirana serak, setelah Tara paman dan bibinya harus tahu tentang hal ini. "Kiran.. sudah kehilangan segalanya..." dia memulai dengan ratapan.

deg!

Naluri Hadi mengatakan hal yang paling dia takutkan telah terjadi.

.

.

.