Penyelamat!

Ini lebih dari cukup, Kirana menumpahkan segalanya, rasa pedih yang tak terperih, perasaan hancur hingga berkeping-keping.

Dalam pelukan hangat seorang paman pengganti ayah yang telah tiada. Semua ia ceritakan dengan detil.

Hadi ingin mencari keadilan untuk Kirana, tapi gadis itu tidak punya bukti apapun!

ponselnya hilang, dia bahkan tidak mengenal pria yang tidur dengannya malam itu. Dia juga tidak ingin hal ini akan lebih banyak di ketahui orang lain.

Dia tidak akan pernah tahan dipandang sebagai gadis menyedihkan yang direnggut kesuciannya lalu batal menikah. Kehilangan kesucian dan orang yang dia cintai cukup membuat nya yang ceria menjadi pemurung seperti saat ini. Untung dia tidak kehilangan kewarasannya dan memilih untuk tetap hidup menghadapi semua yang terbentang didepan mata.

Cukuplah dia dicibir tidak tahu diri!

Hadi merasa begitu lemah tak berdaya, dia tidak bisa melindungi satu-satunya keluarga yang ditinggalkan oleh mendiang kakaknya.

.

Setelah beberapa hari Kirana memulihkan kondisinya. Akhirnya Hadi dan Istrinya memberanikan diri untuk menemui tuan dan nyonya Huda, Mereka merasa apa yang diberikan sebelum pernikahan harus dikembalikan. Termasuk uang lamaran yang sudah diberi keluarga Elzio!

"kalian masih punya muka untuk menemui kami!" ucapan yang begitu tajam bak pisau yang baru diasah keluar dari mulut seorang ibu yang putranya nyaris batal menikah.

Hadi dan Soraya berusaha menahan. Tidak apa yang penting Kirana tidak mendengar langsung.

"apa yang membuat pak Hadi dan ibu Soraya kesini? apa kalian sudah menemukan Kiran?" tuan Huda sedikit melunak meskipun belum bisa memaafkan perlakuan Kirana!

"sebelumnya saya meminta maaf atas nama Kirana dan keluarga, saya kesini bermaksud mengembalikan hantaran dan uang yang bapak beri kepada kami..." Hadi menyodorkan beberapa barang hantaran yang tersusun rapi beserta uang tunai, ia meletakkan diatas meja. Nyonya Huda melirik sedikit kearah barang-barang itu.

"ini cincin pertunangan El dan Kiran..." Soraya mengulurkan cincin bertahtah berlian.

Tuan Huda menghela nafas.

"kami tidak butuh anda kembalikan semua ini, karena Kiran sudah menjadi masa lalu El... "

"maaf pak.. kami juga tidak bisa menyimpannya karena Kiran tidak berhak atas hadiah ini..."

Tuan Huda menatap Tuan Hadi, dia ingin tahu kenapa Kirana sanggup meninggalkan Elzio setelah perjuangan panjang mereka untuk mendapatkan restu istrinya, disaat paling dinanti Kirana malah memutuskan untuk pergi. Mengherankan.

"pak Hadi apa yang terjadi pada Kiran??"

Hadi tersentak terlebih lagi nyonya Huda,, bagaimana jika ternyata Kiran sudah menceritakan semuanya, bukan tidak mungkin suaminya akan membantu Hadi menyelidiki semua.

"untuk apa kita tahu pa... yang pasti Kiran sudah memilih jalannya sendiri, dia yang memutuskan pergi dari El..." sela nyonya Huda buru-buru sebelum Hadi menjawab pertanyaan yang bisa menjebaknya. "dia pasti pergi dengan pria lain bukan" pernyataan itu tak kalah sengit, begitu melukai hati Hadi dan Soraya,, ingin rasanya ia menyuarakan apa yang tengah dialami keponakan nya yang malang, tapi mereka sudah berjanji pada Kirana tidak akan mengatakan hal ini pada keluarga Elzio.

"bawa putri kalian pergi jauh,, saya tidak mau suatu hari dia akan datang lagi untuk mendekati El... " sinis nyonya Huda. Dia harus berusaha menyudutkan dua orang dihadapannya. Tidak akan ada kesempatan untuk bicara!

"tidak usah khawatir nyonya... Kiran sudah pergi kami akan menjaganya dengan baik..." pungkas Hadi tidak mau berlama-lama, lebih baik memang tidak memberitahu mereka atau nyonya Huda akan menganggap ini hanya akal-akalan licik orang kampung seperti mereka untuk menjerat pria kaya!

.

Elzio berdiri diambang pintu, dia baru saja datang setelah berbulan madu dan mendengar semua. Kemarahan kembali menyala dalam dadanya. Dia sudah memutuskan untuk membenci Kiran.. tetapi dia perlu tahu apa yang terjadi dengan gadis itu.

Ekspresi Elzio datar ketika bertatapan dengan Hadi, bahkan dia meminta maaf atas nama Kirana. Elzio tidak menggubris, dia lebih memilih pergi ke kamarnya.

Saat keluar dari kediaman Tuan Huda, mereka berpapasan dengan Tara. Gadis yang baru pulang menikmati bulan madu itu membawa beberapa oleh-oleh ditangannya, dia terlihat kikuk hendak menyapa paman dan bibi sahabatnya.

"kau tahu tentang yang menimpa Kiran?" kata - kata itu dingin dan penuh penekanan. menghentikan langkah sang pengantin baru. Ada kilatan kekecewaan dimata Hadi. Tara berusaha menguasai diri agar tidak tersudut.

Ia menghela nafas menghentikan langkahnya.

"maaf om.. aku saat itu juga panik seperti om, Kiran tiba-tiba menghilang..."

"kenapa kau tidak memberi tahu kami atau El jika kau tahu sesuatu...?" sela Hadi tidak sabar.

"saat itu aku...."

"kau menginginkan El...." tuduh Hadi membuat Tara membelalak "kau mendapatkan kesempatan mu??"

Mata Tara berkaca.

Sial!

"kau sahabatnya sedikit pun apa kau tidak peduli pada Kiran??"

Tara memutar otak apa yang harus dia katakan.

"jangan mengintimidasi menantu ku!!" suara nyonya Huda terdengar tepat saat Tara merasa disudutkan. Dialah pahlawan penyelamat harga diri keluarga Huda, kenapa orang seperti Hadi harus menyudutkan sang penyelamat!

ini tidak masuk akal!!

"jangan menyalahkan Tara atas kelakuan putri kalian sendiri...!! "

Hufftt... Tara bisa menghembuskan nafas lega.

Hadi terdiam.

"kalian seharusnya berterima kasih pada Tara, kalau tidak.... mungkin kami akan menuntut kalian!"

Suara nyonya Huda membahana menunjukkan kemarahan yang besar.

Berterima kasih??

Baiklah mungkin itu akan mereka lakukan jika memang Tara tidak tahu apapun tentang bencana yang menimpa Kirana.

"lebih baik anda segera pergi.... kita sudah tidak punya urusan lagi!!" kata-kata nyonya Huda terdengar sarkasme seperti pedang yang menghunus jantung.

Dengan tenang Hadi mengatakan sesuatu sebelum dia pergi "baiklah kami tidak akan pernah mengganggu, ingat sesuatu yang berawal dari hal tidak baik, itu tidak akan bertahan lama!"

Mertua Tara menggeretak kan giginya menahan geram!!

Netranya mengekori Hadi dan Soraya yang pergi dengan mengendarai mobil butut mereka.

"sangat tidak layak...." cibirnya kemudian membawa menantu kesayangan untuk masuk kedalam kediaman mewahnya.

.

Dari balik tirai Elzio menatap mobil paman Kirana menghilang dari balik gerbang rumah mereka.

Kiran...

apa gadis itu sungguh sudah pergi?

kemana?

dengan siapa dia sanggup meninggalkan cintanya disaat yang seharusnya indah dan mereka mimpikan sejak lama??

.

Arrrgggghhhh! Elzio merasa dirinya begitu bodoh percaya pada cinta Kirana !

apa dia sungguh punya dosa yang tak termaafkan hingga Kirana sanggup melakukan ini??!!

.

Elzio menggenggam erat tinjunya... lalu dia menghempaskan tinju Kedinding dengan keras hingga suaranya terdengar.

Saat itu Tara melihatnya. Betapa cinta Elzio bercampur benci pada Kirana.

"apa yang kau lakukan....??" buru-buru Tara menghampiri suaminya lalu merebut tangan pria itu.

Tampak memar disana.

"mas.. lihat tanganmu... kenapa melakukan hal ini??"

Elzio diam.

Dia tidak bisa menerima kebaikan Tara ataupun mengabaikan gadis penolong itu.

"aku obati...."

"tidak perlu aku baik-baik saja..." Elzio menghindarinya lagi, pria itu segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tara memejamkan matanya. Bahkan setelah malam percintaan mereka Elzio masih bersikap dingin!

Jadilah merpati yang jinak Tara..... hatinya kembali menghembuskan semangat. Dia telan dalam-dalam air mata yang ingin ia tumpahkan.

Elzio.... jika bukan aku maka bukan juga Kiran yang akan ada disisimu....

***