Kirana menengadah, dia tahu itu Elzio meskipun pandangannya kabur tertutup airmata dan hujan. Kirana berdiri untuk menghadapi Lelaki dengan sinar mata penuh benci dihadapannya.
"El... aku..."
"aku melihatnya Kiran... dia lebih kaya dari ku?? dia lebih tampan? atau dia memiliki tubuh mu??" tuduh Elzio sarkasme meraih pundak Kirana mencengkeram dengan tidak sabar, membuat Kirana tak tahan untuk tidak menamparnya.
Hati Kirana sungguh sakit.
Elzio mendengus kasar.
"kau sudah menunjukkan siapa dirimu.. kau mampu pergi dihari pernikahan karena dia!!! kau gadaikan harga dirimu!!!" raung Elzio begitu murka, dia teringat sebuah foto yang dikirim oleh seseorang ke ponselnya saat hari pernikahan yang menunjukkan Kirana dalam pelukan seorang lelaki.
"yah... ini lah aku...!!" sela Kirana dengan tatapan nanar. dia tidak menyangka Elzio mampu menuduhnya dengan kata-kata Kejam. Elzio mengenal karakter dirinya lebih dari siapapun. Tapi hari ini kata-kata keji dari pria yang ia cintai cukup membuat tekadnya makin bulat untuk pergi. "aku jalang, hina dan tidak tahu malu...! itu yang ingin kau katakan..?" balas Kirana berapi-api, dihadapan Elzio saat ini dia bukan gadis lemah lembut seperti biasanya.
Elzio diam.
"terserah... sesuka pikiran mu saja.. itulah aku!" pungkas Kirana berlalu dari Elzio yang mematung, hatinya sama pedih seperti Kirana. Dia tidak tahan melihat gadis yang dia cintai jatuh pada lelaki lain.
Hatinya terlalu marah untuk menerima kenyataan tidak adil ini.
Dia mengutuk dirinya sendiri.
Hujanpun seakan hendak menghapus segala kepedihan itu secepat mungkin.
.
Hadi mempercepat langkah untuk menemukan keponakannya, dengan berlidung dibawah payung dia meraih tubuh Kirana yang berhasil ia temukan. Dia tidak ingin kejadian buruk menimpa Kirana lagi.
Kirana terisak. Dia ingin mengatakan pada Elzio tentang pria yang bernama Keanu itu, Dia keluar demi memastikan apa lelaki itu adalah orang yang sama, seseorang yang dengan paksa merenggut miliknya yang paling berharga! tetapi ucapan kejam dari Elzio membuat niatnya menciut, kata-katanya bagai tirani yang siap meluluh lantakkan sepotong hati yang rapuh.
Hadi merangkul sang gadis dalam pelukannya, lalu segera kembali kerumah.
***
Selamat tinggal kota yang mempertemukan dirinya dengan lelaki yang amat dia cintai.
Selamat tinggal kota yang telah membawa luka setelahnya.
Untuk pria misterius malam itu, biarlah semua menjadi cerita dimasa lalu.
Kirana sungguh pergi dari kota itu.
Diiringi Isak tangis paman dan bibi yang telah membesarkan dirinya sepenuh jiwa mereka.
Dia juga tidak harus menjadi aib dilingkungan tempat tinggal mereka. Tetangga mencibir setelah dia kabur dari pernikahannya sendiri.
"lihatlah dia.... entah apa yang dilakukan sampai dia harus membatalkan pernikahannya sendiri...,"
"aku kasihan pada pak Hadi, gadis naif itu sungguh membuat masalah..."
"mereka seperti membesarkan anak harimau. saat kecil seperti kucing setelah dewasa dialah menjelma menjadi harimau yang menghancurkan orang yang telah memberinya makan..."
Begitulah suara sumbang yang terkadang terdengar begitu menyiksa. Dia mendapat sangsi sosial bahkan untuk dosa yang tidak dia lakukan !
.
Tidak ada lagi ruang di kota ini untuknya. Buliran manik bening menetes saat bus yang akan membawa Kirana kekota lain meluncur.
.
Hanya doa yang mampu ia panjatkan pada dua insan yang begitu terpukul atas kepergiannya. Bayangan tentang melepaskan dirinya sebagai seorang istri dari Elzio Zhian Kavaya harus berakhir begitu saja.
Semua jadi debu lebur tak bersisa.
Dia tidak akan membiarkan dirinya terpaut lagi dengan masa lalunya.
Tidak akan!!
.
.
.