Dua tahun berlalu.
Kirana menerima amplop coklat berisi uang yang tidak lebih dari sepuluh juta rupiah. Dia menerima dengan berat, seandainya uang itu adalah hadiah ataupun bonus dari boss tempat dia bekerja mungkin dia akan tersenyum selalu sampai satu Minggu penuh.
Tapi ini berbeda cerita.
Uang itu adalah uang terakhir yang akan dia dapatkan dari tempat itu.
Setelahnya dia akan merasakan jadi pengangguran!
Dia terkena PHK,, perusahaan tempatnya bekerja sedang kesulitan, dia termasuk salah satu dari sekian banyak karyawan yang merasakan PHK.
Istri pamannya sedang sakit, dan dia berjanji akan mengirimkan uang lebih untuk membantu pengobatan, dia harus kerja lebih extra sedikit.
Sepulang bekerja sebagai bagian administrasi dia akan kerja part time dari pukul 6 petang hingga pukul 11 malam untuk bekerja di warung pecel lele tidak jauh dari kontrakannya. Jika mengandalkan penghasilan dari menjadi pelayang di pecel lele bahkan untuk membayar uang kontrakan pun tidak akan cukup!
.
Kirana baru saja selesai memasak makan malam untuk dirinya, tidak ada yang istimewa hanya mie tumis dengan telur dadar kesukaan.
Samar-samar dia mendengar suara pemilik kontrakan mengomel pada seseorang. Sebenarnya dia tidak berminat untuk tahu tapi dia tidak tahan untuk tidak melihat keadaan diluar.
Tampak pemilik kontrakan dengan tubuh yang subur menari koper seorang pria bertubuh tinggi, berhidung mancung, berkulit putih dengan rambut yang dia ikat.
Pria itu terus beradu argument dengan pemilik kontrakan, dia terus mengatakan keluarganya kaya dan bukan perkara sulit untuk sekedar membayar uang kontrakan.
"ya... keluarga mu kaya lalu untuk membayar ku saja kau tidak mampu?? hah?? kau mau aku percaya?? banyak diluar sana pria seperti mu hanya mengandalkan wajah tampan tapi sebenarnya tidak punya uang....!!" umpat sang pemilik kontrakan dengan keji.
Ingin rasanya pria itu melumatkan mulut asal sang pemilik kontrakan, tapi ia hentikan niat itu atau hukumannya akan bertambah lama!
yah! dia adalah Noah Arthur, seorang tuan muda tengil yang harus diasingkan kekota lain, karena sikapnya yang manja dan mau seenaknya sendiri membuat orang tuanya jengah.
Dia harus banyak belajar mengenal hidup .... begitulah ketika pak Tua kakeknya memberikan maklumat.
Noah hanya diberi bekal uang untuk hidup sederhana selama dua bulan, selebihnya dia harus mencari sendiri dengan upayanya.
Ibunya tidak mampu berbuat apapun,dia tidak berani menentang, termasuk sahabatnya sama sekali tidak boleh memberi bantuan.
Pokoknya Noah harus mendapatkan uangnya sendiri!
Ini semua tidak akan terjadi jika kakak tertuanya tidak memberi usul begitu. Noah tahu kakaknya ingin mendominasi, hanya kakaknya yang diagungkan di keluarga mereka, sementara dia tidak lebih seperti anak pungut!
Sial sekali!!!.
"aku pasti membayarnya, bilaperlu kontrakan ini akan aku beli...!" ujarnya pongah membuat sang pemilik kontrakan makin naik pitam
"apa?? kau mau membeli kontrakan ku?? untuk bulan ini saja kau tidak mampu bayar..." cibir sang pemilik sengit.
.
Kirana yang menyaksikan dari dalam tidak ingin peduli, tapi dia ingat tetangga sebelah yang baru sebulan terakhir menempati kontrakan disebelahnya pernah satu kali membantunya membayar ongkos taxi saat pulang bekerja, hari itu dia sakit dan terpaksa pulang dengan taxi, sialnya uang yang seharusnya bisa untuk membayar malah raib entah kemana, tanpa banyak kata tetangga itu membayarkan.
Kirana ingin mengganti saat gajian, tapi mereka tidak pernah bertemu lagi. Awalnya dia menyangka tetangga sebelah sudah pindah ternyata belum.
"maaf Bu Rosa..." Kirana akhirnya keluar dan menghampiri pemilik kontrakan. Si tubuh tambun mengerenyitkan dahi .
"aku... aku akan membantu membayar kontrakannya..." suara Kirana begitu rendah nyaris tak terdengar. Dia sudah pikirkan untuk membantu pria tetangga sebelah!
"apa kau yakin??" Bu Rosa kembali mengingatkan, dia menoleh pada Noah yang ternganga, kehadiran Kirana bagai peri yang datang disaat yang tepat, jika tidak dia pasti akan jadi gelandangan untuk waktu yang entah berapa lama.
"ya... aku yakin, sekalian aku juga mau bayar milikku untuk bulan depan..." Kirana dengan secepat mengeluarkan rupiah dari dalam dompetnya. Entah kenapa dia tidak bisa melihat orang lain susah, apalagi tetangganya sendiri.
Dengan gesit ibu Rosa menerima pemberian Kirana,, lalu menantap pria tampan tidak punya uang disebelahnya.
"kau beruntung bulan ini,, tapi kau tidak bisa mengandalkan gadis ini setiap bulan... baiklah kau berhutang padanya...!"
Ibu Rosa berlalu setelah mendapatkan tujuannya. Tanpa mengatakan apapun Kirana segera kembali ke kontrakannya dia sudah kehilangan banyak waktu untuk pergi bekerja di warung pecel lele.
Noah memandang takjub sekaligus malu terhadap gadis yang membantunya. Bahkan gadis yang selalu mengejar-ngejarnya dan memproklamirkan diri sebagai orang yang paling mencitai Noah tidak pernah nampak batang hidungnya ataupun berusaha untuk mencari tahu tentang dirinya.
Yah! itulah wanita yang memandang sesuatu dari benda.
Tapi gadis bak Dewi Fortuna ini berbeda, dia hadir disaat yang tepat.
"sebentar,,," Noah menghentikan langkah Kirana, gadis itu menghela nafas. "aku.... aku berterimakasih padamu, aku... aku janji setelah mendapatkan pekerjaan aku akan mengganti uang mu..."
"tidak usah dipikirkan...." Kirana tidak mau terlalu lama bicara, waktunya sungguh mepet.
"aku.. Noah .." ujar Noah mengulurkan tangan
"Kirana... kau bisa memanggilku kiran..."
Gadis itu menyudahi. ia segera masuk kedalam kontrakan sederhana miliknya, tidak terlalu banyak barang, begitu masuk langsung ada tempat tidur sebuah lemari, meja dan dua kursi, lalu agak kedalam ada dapur sederhana dan toilet, semua tampak rapi dan bersih.
Kirana bersiap untuk pergi, dia masih menemukan Noah didepan teras kecil kontrakan mereka. Netranya sedikit melirik pada pria dewasa yang tampak seperti bocah kecil yang belum diberi uang jajan.
Kirana menyodorkan bekal mie tumis yang belum sempat ia makan. Lagi-lagi Noah terperangah pada gadis irit bicara ini.
"kau pasti belum makan..." ucapnya segera meninggalkan tempat itu.
.
Akh! dia tidak peduli dengan perutnya sendiri yang belum terisi makanan, lalu uang pesangon pas-pasan untuk menyambung hidup yang masih tersisa sedikit karena separuh sudah di transfer ke pada pamannya lalu membantu Noah membayar kontrakan.
Kirana memang begitu!