Pukul 23.30 Kirana baru pulang dari warung pecel lele, malam itu dia agak sibuk, warung sedang ramai, dan dia mendapat bonus sedikit dari upah harian yang biasa dia terima.
Setelah masuk dia segera membersihkan diri lalu tidur dengan cepat, karena terlalu lelah.
Pagi-pagi Kirana sudah bersiap mencari pekerjaan. Didepan dia melihat Noah yang menyapanya dengan senyum yang sangat menawan. Dari potongan wajahnya Noah memang tidak terlihat dari keluarga miskin ataupun berlatarbelakang buruk.
"kau... mau kemana??" Noah coba bertanya
"hmm.. aku harus mencari pekerjaan..." Kirana menjawab singkat sambil mengangkat map ditangan.
"apa .. kita bisa pergi bersama??"
Hening sejenak.
"atau... apa kau bisa meminjamkan aku uang...? aku akan membayar setelah aku dapat pekerjaan..." wajah Noah merona.
.
Oh astaga!
Pria ini apa sedang memanfaatkan kebaikannya. Tapi dari sinar matanya seperti nya dia sungguhan tidak punya uang.
"kita bisa pergi bersama..." ujar Kirana kemudian.
Noah nyaris berjingkrak.
Dia memang tidak punya uang satu rupiahpun. Terpaksa dia harus meminjam lagi pada Dewi Fortuna nya.
.
Sudah hampir seharian mereka berkeliling dengan bus kota untuk mencari pekerjaan. Tetapi setiap perusahaan yang mereka datangi akan mengatakan belum butuh karyawan.
Langkah Kirana dan Noah mulai gontai, tapi harapan dan semangat Kirana tidak padam.
Semua demi paman dan bibinya. tidak ada keluhan yang meluncur dari mulut gadis itu. Noah kian terpesona, meskipun baru dekat dengan Kirana.
Mereka mampir ke warteg untuk mengisi perut yang kosong, tentu saja Kirana yang akan menanggung semua biaya mereka.
Noah malu, dia seperti pacet yang menempeli gadis yang baik ini. Dia berjanji jika saatnya tiba dan dia kembali pada keluarganya dia akan membalas semua kebaikan sang Dewi Fortuna.
.
Noah ragu untuk masuk kedalam warteg, seumur hidup dia belum pernah makan ditempat yang sempit bahkan harus makan dengan sedikit cepat.
"kau mau berdiri disana sampai cacingmu demonstrasi??" Kirana membuyarkan lamunan Noah.
Dengan terpaksa Noah mengikuti gadis itu.
Setelah mencoba makan Noah tampak bersemangat, bahkan lauk ikan goreng dan sedikit sayuran terasa begitu nikmat ketika makan dalam keadaan lapar.
Kirana mencibir ringan melihat Noah yang bersemangat. Tadi seperti tidak mau tapi sekarang seperti kucing lapar!
.
Satu Minggu sudah mencari pekerjaan, bahkan uang yang dimiliki Kirana kian menipis. Untung saja dia masih bisa bekerja di warung pecel lele, hasilnya bisa untuk dia makan.
.
Noah mengikuti Kirana hingga bekerja di warung pecel lele. Dia seperti orang bodoh tidak melakukan apapun. Keadaan warungpun nampak tidak begitu ramai
Kirana duduk disalah satu kursi lalu menatap Noah. Jika begini dia tidak akan enak hati menerima upahnya hari ini.
Ah dia punya ide!
Setelah mendapat izin dari pemilik warung, dia meminta Noah memainkan gitar dan mulai bernyanyi, awalnya Noah menolak tapi Kirana mengimingi nya uang dan mengatakan dia bisa bangkrut kalau pria itu terus menempel hidup dengannya,,
Akhirnya Noah setuju,, dia mulai memainkan gitar, suaranya yang merdu keluar dari hati dan wajah tampan nya bak seorang artis berhasil menarik minat beberapa orang yang lewat.
Dalam sekejap warung yang tadinya sepi menjadi ramai.
Boss sangat senang sampai Kirana mendapatkan bonus dan Noah juga bisa menghasilkan uang pertamanya tanpa bantuan keluarganya.
Mata Noah berkaca dia sangat bahagia.
.
Mereka pulang berjalan kaki usai bekerja diwarung pecel lele. Cuaca cukup dingin, Noah meminjamkan jaketnya pada Kirana.
Dalam sekejap mereka dekat layaknya seorang teman yang sudah lama bersama. Ada kehangatan yang dirasakan Noah saat berada disisi Kirana.
Gadis itu selalu lembut meskipun irit bicara, lagipula dalam masa sulitnya Kirana yang membantu dirinya, tidak menutup kemungkinan jika dimasa depan dia bisa menyukai gadis itu.
"besok... aku yang teraktir makan siang ya..."
Kirana menoleh kearah Noah.
"apa uang yang kau dapatkan sangat banyak.?"
"tidak juga..." Noah mengeluarkan beberapa lembar uang receh tips dari beberapa pelanggan yang memberi suka rela "aku rasa ini cukup untuk kita..."
Kirana mengangguk pelan, lalu tersenyum begitu manis sampai-sampai Noah merasa jantungnya berhenti berdetak.
ah! Kirana.....
***
Pagi-pagi Kirana mengetuk pintu kontrakan Noah,,, pria itu membuka dengan malas, dia masih mengantuk!
"ini sarapan untuk mu..." Kirana menyodorkan sepiring nasi goreng. " segera habiskan kita akan pergi ke jobfair... siapa tahu kita akan beruntung ... cepat... aku tunggu setengah jam lagi .." ujar Kirana bersemangat.
"siap boss..." mata Noah agak terbuka lebar setelah menerima titah dari sang Dewi Fortuna.
.
Noah dan Kirana masuk ke dalam bus ketika sekitar sepuluh menit menanti benda berbentuk balok itu, dan butuh setengah jam perjalanan untuk sampai kelokasi jobfair.
Seumur hidup baru kali ini Noah merasakan naik bus, sejak dilahirkan hingga usianya sekarang 22 tahun dia belum pernah naik bus.
Bersama Kirana dia mendapatkan kesenangan dengan menaiki benda itu.
Sepanjang perjalanan mereka tidak mendapatkan tempat duduk, Noah berdiri didekat Kirana, tubuhnya yang lebih tinggi cukup melindungi Kirana dari tangan jahil.
Wajah yang ayu khas orang Indonesia dengan hidung bangir dilengkapi dagu yang indah dan sepasang bulu mata lentik milik Kirana mampu mengalihkan dunia Noah.
Banyak gadis yang dia kencani sejak SMP, tapi gadis sederhana dihadapannya kenapa terlihat begitu spesial. Bahkan kecantikan Kirana melebihi Aurell, gadis manis yang mengejarnya tanpa henti, namun ketika dia diasingkan kemana gadis itu??
Dasar berengsek tengil!!
Dirinya sendiri setelah diasingkan hampir dua bulan setiap hari yang ia lakukan adalah mengutuk kakaknya! seharusnya dia yang sudah memegang kendali ada cabang perusahaan mereka dikota ini.
Hanya karena terakhir dia berbuat onar dengan memecahkan kepala musuh bebuyutan nya saat mereka di club Noah harus diasingkan dan dianggap belum layak menjadi CEO!
Kesal sekali jika dia ingat.
Tapi beberapa terakhir lebih tepatnya sejak mengenal Kirana dia merasa hidupnya beruntung. Gadis itu terlihat menjaga jarak dengan pria, tapi tetap saja wanita diibaratkan jinak- jinak merpati!
.
Bus mengerem mendadak, Noah segera tersadar dari lamunannya tentang Kirana.
"apa yang kau pikirkan?? kita sudah sampai..."
Noah tersipu malu, entah sejak bertemu Kirana dia merasa begitu berbeda.
deg!
deg!
deg!
bunyi detak jantungnya.