Murid Pelataran Luar

Sebagai tempat yang paling ditakuti di Kekaisaran Mei, sesuai dengan namanya, Hutan Kematian adalah tempat yang sangat menakutkan. Siapa saja yang memasukinya jika tidak memiliki kekuatan dan pendukung yang cukup, yang tertinggal di dalam Hutan Kematian hanya akan menjadi namanya.

Dia sendiri tidak yakin apakah ada orang lain yang berani memasuki Hutan Kematian seperti apa yang dilakukan oleh kakek dan bibinya. Dia bahkan ragu akan ada orang yang sekuat bibinya di Kerajaan Naga Merah.

Hao Li khawatir kekuatan kakeknya yang selangkah menuju tahapan Bumi Asal, akan menjadi kekuatan puncak di Kekaisaran Mei.

Patriark Sekte kembali bersuara, "fakta bahwa kau tinggal di Hutan Kematian jelas mengejutkan kami semua. Aku sama sekali tidak pernah mengira ternyata kau tinggal di tempat yang paling ditakuti di Kekaisaran Mei..."

Hao Li hanya mengulas senyumnya, dia tidak membalas perkataan Patriark Sekte karena dia tahu Patriark Sekte akan terus menggali latar belakangnya lebih jauh. Kekuatan Sekte Macan Hitam mungkin adalah kekuatan puncak di Kerajaan Naga Merah, tapi tidak ada satupun dari mereka yang berpikir untuk tinggal di Hutan Kematian.

Sudah jelas baik itu kekuatan, bakat, dan bahkan tempat tinggal Hao Li lebih menakutkan dari kebanyakan orang.

Melihat Hao Li yang enggan untuk berbicara lebih jauh, Patriark Sekte sama sekali tidak memaksa Hao Li. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain, "empat dari lima murid yang berhasil lulus di sesi ketiga telah memilih tuannya. Hanya Hao Li seorang yang belum memutuskan untuk memilih siapa yang berhak menjadi tuannya."

'Berhak memilih tuannya'

Arti dari perkataan yang Patriark Sekte lontarkan cukup jelas. Siapa saja yang menjadi tuan Hao Li akan menerima kehormatan yang tidak bisa didapatkan oleh penatua lainnya. Jika sebelumnya seorang murid lah yang ingin diterima oleh para penatua, sekarang keadaannya nampak berbalik dan hampir semua penatua ingin merekrut Hao Li sebagai murid mereka.

Fang Hu yang berdiri di sisi penatua Yu tetap diam memperhatikan Hao Li, dia tiba-tiba bergumam pelan, "aku tidak yakin apakah aku bisa mengejarnya di masa depan. Tidak hanya bakatnya yang luar biasa, bahkan tempat tinggalnya sangatlah berbahaya. Hutan Kematian, setahuku salah satu penatua klan Fang telah memasuki Hutan Kematian beberapa tahun silam, dan dia mati meski kekuatannya berada di tahapan Pembentukan Pondasi. Ini menunjukkan Hutan Kematian memang tempat yang sangat berbahaya."

Bing Weilan dan Li Jiao di sisi lain sama sekali tidak tahu bagaimana mereka harus bereaksi. Remaja berjubah hijau di depan mereka terlalu luar biasa. Jika mereka berdua adalah bintang yang menghiasi langit malam, maka Hao Li adalah bulan yang mengambil pusat perhatian semua bintang yang bertebaran.

Hanya Ming Tian Lei yang tidak puas dengan pergantian keadaan ini. Sebelumnya semua penatua menyimpan perhatian mereka kepadanya, tapi sekarang? Dia bahkan sama sekali tidak dilirik oleh para penatua. Penatua Jing selaku tuannya juga terus memusatkan perhatian mereka kepada Hao Li.

Zhang Yu menghela napasnya perlahan, dia mengangkat suaranya, "Patriark Sekte, dengan bakat luar biasa Hao Li, tidak sulit baginya untuk menjadikan siapa saja sebagai tuannya. Namun, Hao Li sama sekali tidak tertarik dengan semua penatua yang hadir di sini."

Dari banyaknya penatua yang ada di dalam aula, hanya penatua Zhang Yu yang tampak selalu tenang bahkan ketika dia berbicara kepada Patriark Sekte. Prestasi yang dicapai oleh Zhang Yu cukup membuat Hao Li kagum, usianya bahkan lebih muda dibandingkan dengan penatua lainnya, tapi tingkat ketenangan dan mentalnya sepertinya jauh lebih tinggi daripada penatua lainnya.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Zhang Yu, kedua mata Patriark Sekte sedikit berkontraksi. Suatu kehormatan mendapatkan seorang tuan yang memegang posisi penatua di dalam sekte, tapi Hao Li tanpa ragu menolak mereka semua.

Bisa dikatakan harga diri remaja berjubah hijau ini sangatlah tinggi.

Saat itu Patriark Sekte tahu, Hao Li sama sekali tidak berniat tinggal lebih lama di Sekte Macan Hitam. Lagipula dengan bakatnya, tinggal di Sekte Macan Hitam hanya akan menghambat kemajuan kultivasinya.

Terlintas dipikirannya untuk menawarkan dirinya sendiri sebagai tuan Hao Li, tapi dia urungkan niatnya. Dia berbalik dan berkata kepada Hao Li, "harga dirimu sebenarnya cukup tinggi juga nak. Sudahlah, selama kau menjadi murid Sekte Macan Hitam, baik itu aku maupun semua orang yang ada di sini akan selalu membantumu. Hanya saja kau tidak bisa melanggar peraturan sekte, bahkan jika kau spesial."

Hao Li menganggukkan kepalanya singkat. Pikiran Patriark Sekte yang lugas membuatnya jauh lebih nyaman. Dia mengalihkan tatapannya ke arah Ming Tian Lei yang juga menatapnya penuh kebencian. Setelah itu dia pergi bersama Hua Bing keluar dari aula, sedangkan empat orang lainnya tetap berada di ruangan bersama dengan tuan baru mereka.

Hua Bing terus mencuri tatapan kepada Hao Li. Sejujurnya dia sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran remaja di sampingnya ini, bagaimana bisa dia menolak kebaikan semua penatua hanya karena pikirannya yang sederhana itu? Ingin tetap bebas? Ya, jika dia bisa memiliki kemampuan.

Hao Li yang cukup risih dengan tatapan penasaran Hua Bing akhirnya bertanya, "sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran senior Hua? Aku bahkan tidak bisa berjalan dengan tenang sekarang..."

"Aku ingin tahu apa alasanmu yang sebenarnya menolak semua penatua itu? Kau tahu, tidak pernah ada kejadian seperti tadi sebelumnya. Aku tidak bisa membayangkan kehormatan seperti apa yang akan kau terima jika hal itu diketahui oleh semua orang di Sekte Macan Hitam. Mereka akan memandangmu dengan sangat tinggi."

Hao Li tidak langsung membalas perkataan Hua Bing. Sebenarnya perkataan Hua Bing sama sekali tidak salah, justru semuanya benar. Kehormatan yang akan diterimanya akan sangat tinggi jika dia menerima tawaran dari salah satu penatua sebagai tuannya.

Tapi hanya dirinya sendiri yang tahu, Kristal Abadi yang ada di dalam tubuhnya membuatnya menjadi tahu segalanya. Tidak ada yang dia tidak ketahui di dunia ini. Jadi, apa gunanya menerima seorang tuan? Dia hanya akan membuat tuannya malu dengan prestasinya di masa depan.

"Aku tidak akan tinggal lama di Sekte Macan Hitam. Tahun depan mungkin aku akan pergi meninggalkan Kerajaan Naga Merah. Memiliki seorang tuan rasanya percuma..." jawab Hao Li pada akhirnya.

Hua Bing terdiam. Dia sedikit tidak suka dengan cara penyampaian Hao Li yang terkesan sombong. Tapi dia sama sekali tidak bisa memprotesnya, remaja di depannya memang memiliki hak untuk bersikap sombong.

"Apakah kau tidak akan tinggal di Kerajaan Naga Merah? Seharusnya tidak sulit bagimu untuk menjadi salah satu kekuatan puncak di Kerajaan Naga Merah dengan bakatmu."

"Tidak, ambisiku tidak hanya sekedar di Kerajaan Naga Merah. Lagipula aku ingin menjelajah dan mencari tahu lebih banyak tentang dunia. Akan selalu ada seseorang yang lebih kuat diluaran sana, dan aku ingin bertemu dengan mereka."

***

Sekte Macan Hitam di bagi ke dalam tiga pelataran untuk setiap muridnya. Pelataran luar, pelataran dalam dan pelataran inti. Hanya mereka yang memiliki bakat di atas rata-rata yang bisa memasuki pelataran inti.

Kekuatan murid pelataran inti juga jauh berbeda dengan para murid di pelataran dalam. Sebagian besar murid pelataran inti yang hanya terdiri dari beberapa orang saja, berada di tahapan Pembentukan Pondasi. Tapi tentu saja itu hanya kabar simpang siur yang terdengar diantara sesama murid. Tidak ada bukti pasti untuk membenarkannya.

Pelataran luar dan pelataran dalam berada di lokasi yang sama, sedangkan untuk pelataran inti, lokasinya berada di luar Kerajaan Naga Merah. Tentunya keberadaan yang berada disekitarnya juga berbeda dengan kekuatan pada umumnya di Kerajaan Naga Merah.

Sekte Macan Hitam memiliki dua lokasi yang berbeda, dan lokasi pelataran inti berada di wilayah yang kuat. Alasan mengapa keluarga Kerajaan enggan untuk menimbulkan masalah kepada Sekte Macan Hitam adalah karena kekuatan yang berdiri di belakangnya.

Setidaknya lebih dari seribu murid berada di pelataran luar. Mereka bersaing dengan murid lainnya untuk memasuki pelataran dalam dan menerima lebih banyak sumber daya.

Hao Li dan murid baru lainnya diterima dengan hangat oleh para murid angkatan yang lebih tua. Tentu saja ada beberapa senior mereka yang tampaknya memiliki kesukaan mengganggu murid baru.

Untungnya Hao Li sama sekali tidak bertemu dengan para pengganggu itu. Mungkin karena penampilannya yang biasa saja dan tidak terlalu mencolok. Dia bukan berasal dari kalangan kaya, dia juga sama sekali tidak memegang koin emas di dalam sakunya. Wajar jika dia tidak menarik perhatian banyak orang.

Asrama untuk murid baru berada di bagian barat samping bukit hijau yang cukup tinggi. Pemandangan yang terlihat dari teras asramanya sangatlah indah. Hao Li memandang siluet sinar mentari yang semakin redup, pertanda malam akan tiba.

"Setelah aku menerobos ke tingkat kelima, dinding penghalang yang aku rasakan semakin tebal. Mungkin aku memerlukan sebuah pil atau tanaman roh agar bisa menerobos ke tingkatan selanjutnya. Tapi aku tidak bisa terburu-buru, aku baru saja menerobos beberapa hari yang lalu. Sebaiknya aku menstabilkan dulu aliran energi roh ku sampai puncaknya, mungkin saat itu bahkan aku tidak memerlukan pil dan tanaman roh sama sekali untuk bisa menerobos ke tingkat selanjutnya..."

Hao Li kembali ke dalam kamarnya untuk beristirahat sejenak. Tanpa dia sadari, seorang pria dengan topeng yang menutupi setengah wajahnya tengah memperhatikannya di sisi lain sekte.

Tatapannya yang gelap menggambarkan kekosongan yang tidak memiliki akhir. "Tingkat kelima Kondensasi Qi? Dia cukup berbakat. Sekte Macan Hitam akan menjadi sekte tingkat atas selagi dia tetap berada di dalam sekte, sekalipun itu dalam waktu yang singkat. Jalan takdir yang dimilikinya memang sedikit unik, aku berharap apa yang dikatakan kakek tua itu benar adanya..."