Kekacauan

Sekelompok orang yang mengikuti Tu Mo membeku ketika melihat seorang remaja dengan mudahnya menumbangkan Tu Mo begitu saja. Bahkan jika Tu Mo tidak siap dengan serangan Hao Li, seharusnya dampak yang ditimbulkan tidak terlalu hebat.

Namun tubuh Tu Mo terlempar lumayan jauh, Zhong Ling yang sedang diam menikmati hidangannya juga terkejut dengan tindakan Hao Li yang tiba-tiba. "Bagaimana dia bisa melemparkan tubuh pria besar itu? Bukankah pria berbadan besar itu berada di tahapan Pembentukan Pondasi?"

Bukan hanya Zhong Ling sendiri yang berpikir demikian, tapi semua orang yang ada di kedai memikirkan hal yang sama. Mustahil bagi seorang kultivator tahapan Kondensasi Qi untuk mengalahkan mereka yang berada di tahapan Pembentukan Pondasi, jarak kekuatan mereka terlalu jauh.

Hao Li menampar wajah Tu Mo beberapa kali dengan tangan kecilnya. Lambaian tangannya begitu ringan, seolah yang ditamparnya bukanlah manusia.

Xiao Long dengan susah payah berusaha untuk duduk, dibantu oleh Xiao Yu yang untungnya masih terlihat baik-baik saja walau ada beberapa luka di bagian tubuhnya.

"Siapa dia? Aku baru melihat orang seperti itu di kedai kami..." tanya Xiao Long. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Hao Li.

"Dia adalah pelanggan yang baru saja datang. Aku tidak mengerti mengapa dia menyerang Tu Mo membabi buta seperti itu, tapi jika bukan karena dia, ayah pasti akan semakin terluka..." ujar Xiao Yu diam-diam bersyukur karena ada orang yang berhadapan dengan Tu Mo.

Zhong Ling langsung menghentikan aktifitasnya dan menghampiri Hao Li, "Hao Li, hentikan! Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak tahu kalau sekte melarang kita mengganggu urusan warga sipil?"

Hao Li yang akan melayangkan lagi tamparannya, berhenti sejenak. Kedua mata gelapnya menatap Zhong Ling, Zhong Ling yang melihat tatapan itu bergetar ketakutan, seolah kekuatan tak kasat mata berusaha untuk menekannya.

Hao Li berkata dingin, "tapi sayangnya orang ini bukan manusia, dia hanyalah binatang berkulit manusia yang hina. Bagaimana bisa orang sepertinya berkeliaran dengan bebas di wilayah Sekte Macan Hitam?"

"Sialan!" Antek-antek Tu Mo mengerutkan keningnya. Mereka tidak bisa diam saja melihat Tu Mo yang dihajar habis-habisan oleh seorang remaja, itu sama saja dengan menginjak harga diri mereka.

Kedelapan orang yang datang bersama Tu Mo bergerak bersamaan, mereka hendak menyerang Hao Li.

Hao Li sendiri menghentikan gerakannya, dia membiarkan Tu Mo yang sudah pingsan. Dia mengalihkan pandangannya ke arah delapan orang yang menyerangnya bersamaan. Dalam sekejap, yang terlihat hanyalah bayangan tubuhnya, gerakan Hao Li meningkat cepat, tidak memberikan kesempatan bagi antek-antek Tu Mo untuk menyentuhnya.

"Akhh!"

"Kakiku!"

"Bagaimana—akhh!"

Suara teriakan saling bersahutan di dalam kedai. Antek-antek Tu Mo menghentikan gerakan mereka begitu sebuah belati menyayat masing-masing kaki mereka, memberikan luka yang cukup dalam, membiarkan darah mengucur membasahi lantai Kedai Bulan Yu.

Semua orang di dalam kedai yang menyaksikannya terkejut, mereka tidak pernah mengira orang yang akan mengalahkan Tu Mo dan antek-anteknya hanyalah seorang pria muda. Ditambah dengan fakta bahwa dia mengalahkan Tu Mo dan sekawanannya hanya dalam sekali serangan.

Jika mereka tak melihatnya secara langsung, mereka jelas tak akan mempercayainya.

Kedua mata gelap Hao Li menatap kedelapan bawahan Tu Mo, dia memandang mereka datar. Dia berkata, "ini adalah wilayah Sekte Macan Hitam, hanya Sekte Macan Hitam yang bisa mengendalikan wilayah ini, bukan kalian..."

Kemudian dia menatap Zhong Ling, mengisyaratkan kepadanya untuk segera keluar dari kedai. Zhong Ling yang mengerti langsung beranjak dari duduknya, dia sebenarnya masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana bisa Hao Li mengalahkan Tu Mo dan kawanannya dalam sekali serangan. Itu terlalu sulit dipercaya bagaimanapun juga.

Xiao Yu menatap pria muda yang menyelamatkannya, Xiao Long juga melakukan hal yang sama, dia berkata pada Xiao Yu, "Xiao Yu, pergi dan ucapkan terimakasih kepadanya..." ujarnya lemah.

Tanpa menunggu lebih lama, Xiao Yu langsung berdiri dengan susah payah dan menghadap ke Hao Li, "tuan muda! Terimakasih karena sudah menyelamatkan kami, Xiao Yu dan Kedai Bulan Yu tidak akan melupakan kebaikan anda, tuan!"

Hao Li menghela napasnya pelan, "ini adalah wilayah Sekte Macan Hitam, sebagai murid dari Sekte Macan Hitam, aku memiliki tanggung jawab untuk menjaga wilayah Sekte Macan Hitam tetap damai. Kau tidak perlu berterimakasih..."

"Tapi... Tetap saja, jika bukan karena tuan muda, ayah pasti akan terluka parah karena Tu Mo. Ada kemungkinan juga Kedai Bulan Yu akan hancur karena mereka."

Hao Li memandang Xiao Yu, tatapannya menunjukkan kehangatan yang tak terucapkan. Dia tidak membalas perkataan Xiao Yu, dan langsung ke luar bersama Zhong Ling dari Kedai Bulan Yu.

***

Kepulan asap terlihat memenuhi langit Desa Hijau. Ratusan binatang buas yang entah datang darimana tiba-tiba saja menyerang warga di Desa Hijau, beberapa warga meninggal, beberapa lagi langsung berlari menjauh dari Desa Hijau.

"Cepat lari! Kita harus melaporkan ini kepada Sekte Macan Hitam! Hanya mereka yang bisa menangani ratusan binatang buas dengan kekuatan mereka!"

"Sialan! Dari mana sebuah binatang buas ini berasal?"

"Aku juga tidak tahu! Tiba-tiba saja mereka menyerang Desa Hijau, apakah ada seseorang di balik kekacauan ini?"

"Mana mungkin! Hampir semua wilayah di Kerajaan Naga Merah dilindungi oleh Istana Kerajaan Naga Merah dan Sekte Macan Hitam. Mengganggu ketenangan di salah satu wilayah di Kerajaan Naga Merah sama saja dengan menyinggung dua kekuatan raksasa yang melindunginya..."

Ribuan orang berhamburan meninggalkan Desa Hijau, mereka tidak peduli dengan harta mereka, menyelamatkan nyawa mereka jauh lebih penting dari itu semua.

Sementara itu, di atas langit, seekor burung besar melesat dengan kecepatan angin, seorang pria paruh baya yang berdiri di atasnya memang senyuman sinis. Kedua matanya yang memancarkan sinar hijau gelap menatap ke arah Desa Hijau yang sekarang tengah kacau.

"100 tahun aku terkurung di neraka itu, akhirnya aku bisa terbebas keluar! Saatnya aku kembali memangsa para manusia, meningkatkan kekuatanku dengan cepat."

Dia menatap tidak peduli pada segerombolan orang yang berusaha berlari dari begitu banyak binatang buas yang menyerang Desa Hijau. Dia melambaikan tangannya, api hijau gelap menyembur, membakar seluruh Desa Hijau menjadi abu dalam sekejap.

Kekacauan yang terjadi di Desa Hijau dengan cepat di ketahui oleh desa-desa yang ada di sekitarnya. Beberapa orang yang memiliki stamina tinggi langsung berlari ke Sekte Macan Hitam untuk meminta bantuan mereka.

Beberapa kultivator yang ada di tahapan Kondensasi Qi juga membantu mengevakuasi warga desa. Tentu saja beberapa dari mereka harus mati mengingat ada ratusan binatang buas yang jauh lebih kuat dari mereka.

Sehari setelah insiden lenyapnya Desa Hijau, Sekte Macan Hitam kedatangan salah satu warga Desa Pelangi, salah satu desa yang letaknya tepat di sisi Desa Hijau. Dia memberitahukan kepada sekte bahwa Desa Hijau yang ada di bagian barat wilayah sekte telah hangus menjadi abu karena ulah begitu banyak binatang buas.

Para penatua yang mendengarnya jelas terkejut. Meskipun insiden penyerangan binatang buas sering terjadi, tapi tidak ada satupun dari semua insiden itu yang langsung melenyapkan seluruh desa dalam sehari.

"Sepertinya gelombang binatang buas telah terjadi lebih cepat dari yang aku kira. Kita harus mengirimkan beberapa kultivator ahli untuk berurusan dengan semua binatang buas itu," Penatua Xi adalah orang yang pertama mengangkat suaranya.

"Penatua Xi benar. Korban akan semakin berjatuhan jika kita menundanya lebih lama," sahut Penatua Wei.

Patriark Sekte berkata, "aku menugaskan Penatua Wei, Penatua Xi, dan Penatua Zhang Yu untuk menghadapi gelombang binatang buas. Kalian bisa membawa beberapa orang yang menurut kalian bisa diandalkan. Sedangkan sisanya, kalian bersiap-siap untuk menghadapi gelombang binatang buas. Aku akan memberikan kalian tugas lagi nanti."

Para penatua yang disebutkan namanya menganggukkan kepala mereka mengerti. Kekuatan Penatua Zhang Yu hanya sedikit lebih lemah dibandingkan dengan Patriark Sekte yang berada di tahapan Inti Jiwa. Penatua Xi dan Penatua Wei sendiri berada di tingkatan ke delapan tahapan Pembentukan Pondasi, kekuatan mereka sudah cukup untuk berhadapan dengan segerombolan binatang buas.

Segera mereka bertiga membawa beberapa murid pelataran dalam untuk membantu mengevakuasi para warga, penatua Wei sendiri membawa Fang Hu, berniat untuk membiarkan Fang Hu menghadapi bahaya, dalam kata lain mengasahnya langsung dengan pertarungan nyata.

***

Kekacauan yang dibawa oleh gerombolan binatang buas dengan cepat menyebar ke desa-desa lainnya. Termasuk Desa Pelangi dan Desa Awan.

Hao Li dan kesepuluh murid Sekte Macan Hitam yang tinggal di dalam penginapan wilayah sekte tentu saja tidak mengetahui hal itu. Mereka sibuk berkultivasi dan menjalani aktivitas keseharian mereka sendiri.

Hao Li yang sedang berkultivasi tiba-tiba saja merasakan rasa panas di dantiannya. Kulit perutnya sedikit ruam, seolah telah menerima pukulan keras di bagian itu.

"Apa yang terjadi padaku?" gumamnya gelisah. Entah mengapa dia merasakan kegelisahan, hatinya sama sekali tidak tenang, tubuhnya terus bergetar tanpa alasan.

Tanpa di sadari, Kristal Abadi yang ada di dalam tubuhnya terus memancarkan sinar merah darah. Kekuatan spiritual yang terkandung di dalam dantiannya menolak keberadaan Kristal Abadi, membuat dantiannya tidak bisa menahan gejolak amarah Kristal Abadi lebih lama.

Energi berwarna merah darah mengalir ke seluruh meridian Hao Li, mencegah masuknya energi spiritual lebih dalam. Rasa sakit yang di derita oleh Hao Li semakin terasa menyiksa, dia merasakan sesuatu yang terus mengoyak organ dalamnya.

"Ini... Akhh! Tidak!" Hao Li berteriak kesakitan. Sensasi ratusan pedang menusuk perutnya tengah dia rasakan dalam satu waktu.

Di dalam tubuhnya, permukaan luar Kristal Abadi tiba-tiba retak. Energi merah darah yang terkandung di dalam Kristal Abadi meledak hebat, menciptakan gemuruh yang membuat dantiannya hancur dalam sekejap. Keributan yang Hao Li ciptakan dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah pelataran luar sekte, tak ayal juga beberapa murid pelataran dalam mendengar kekacauan yang Hao Li buat.

Tak bisa menahan rasa sakit lebih lama, Hao Li kehilangan kesadarannya. Namun, tubuhnya masih saja terus bergetar hebat, mengabaikan kesadaran pemiliknya yang sedang beristirahat.

"Kekuatan Inti Semesta tentu tidak akan bisa ditahan oleh makhluk fana. Fakta bahwa dia telah menjadi pemiliknya, itu bisa dikatakan sebagai keberuntungan dan kutukan di waktu yang sama. Raganya sudah jelas tidak bisa menahan energi dari Inti Semesta, tapi belum tentu dengan jiwanya. Mungkin saja tekadnya untuk bertahan hidup bisa memutar roda nasibnya 180 derajat. Menjadikannya tak terkalahkan, jika itu terjadi, salah satu tugasku sudah selesai. Aku hanya perlu melakukan tugas lainnya dengan benar..."

Jauh di atas langit, seorang pria memakan jubah hitam melayang. Wajahnya tertutup topeng setengah wajah, hanya memperlihatkan bibir dan dagunya yang lancip.

Di sisinya, wanita bertopi menatap ke bawah dengan kedua mata gelapnya. Dia adalah wanita yang sama dengan wanita yang menyelamatkan Hao Li dari tangan Hao Xun ketika Hao Li masih bayi.

"Yang Mulia, apakah kelahiran legenda selalu dibarengi dengan bencana besar? Aturan di dunia fana ini terlalu konyol, hanya untuk melahirkan seorang tokoh legenda, bencana hebat datang memporak-porandakan banyak daratan. Aku sama sekali tidak mengerti dengan dunia fana ini..."

Pria bertopeng setengah wajah itu tersenyum. Kedua netra emasnya memancarkan sinar keagungan yang tiada tara. "Surga takut dengan para legenda, mereka takkan membiarkan tokoh legenda dari dunia fana membuat kekacauan di Surga yang terkenal dengan kedamaiannya. Dunia fana harus melenyapkan begitu banyak jiwa hanya untuk seorang legenda, itu adalah fakta dan kebenaran yang tidak bisa di ubah. Untuk mendapatkan yang terbaik, mereka harus merelakan yang lainnya. Pada dasarnya ini sama saja dengan transaksi, bukan? Berusaha untuk memahami logika Surga sama saja dengan berusaha untuk sebanding dengan para Dewa."

"Iya, dan Yang Mulia adalah salah satu dari kesembilan Dewa itu."

"Tapi sayangnya aku bukan milik Surga..."