SuckleMadu_230

Cerita ini bukan tentang keindahan masa remaja, bukan pula kebahagian seorang anak yang berada di tengah keluarga harmonis.

Jehani, hanya tak mau berharap pada keadaan. Bukan tak mau tetapi lebih pada tidak bisa. Faktanya, ia hidup hanya untuk kehidupan orang lain. 

Satu orang datang di kehidupan seorang Jehani, membuat gadis itu lupa akan kodratnya. Ia kembali terjatuh di jurang kenyataan. 

Sejak saat itu menjadi manusia yang selalu kuat dan tak ingin berharap adalah tujuannya.

Cerita ini hanya fiktif belaka

Jehani

Jeha sudah siap menonton pertandingan bola basket. Di mana Ry dan Edo menjadi pemain utama yang akan dimainkan dari babak penyisihan. 


Pertandingan hari ini akan dilaksanakan di gor olahraga dekat kantor bupati. Yang letaknya tiga kilo dari runah Jeha. Jeha akan berangkat bersama Novi menggunakan motor gadis itu.


Khusus hari Jeha tak akan pergi bekerja. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Ry, lelaki itu dengan seenak jidat meminta izin pada bu Sari agar Jeha tak bekerja. 


Jeha merasa tidak enak pada bu Sari. Pulang sekolah, Jeha bahkan pergi ke toko untuk izin. Ia tak mau kalau dicap tidak sopan, meski Ry sudah meminta izin untuk dirinya tetap saja ini urusan antara dirinya dengan bu Sari. Akan tidak sopan jika Jeha tak datang sendiri untuk izin. 


"Je, mau ke mana?" Tanya sang kakak yang turun dari tangga. Mereka bertemu saat Jeha sedang memenuhi botol minumnya dengan air galon. Jeha melihat penampilan sang kakak dari atas sampai ke bawah. Cantik dan rapi. 
