Jeha melipat mukenanya kala ponselnya yang ada di meja bergetar.
Selesai mengemasi alat salatnya, Jeha segera meraih ponsel itu dan membuka aplikasi whatsapp.
Jeha tersenyum kala melihat pengirim pesan itu. Ah, lelaki ini. Lelaki yang sejak tadi siang terus menjadi bahan obrolannya dengan tante Aini, bunda lelaki itu sendiri.
Mata Jeha sukses membulat saat ia membaca bunyi pesan yang dikirim oleh Ry.
'Assalamualaikum, Jehani. Mau jadi istriku?'
Sangat singkat, padat, jelas, dan membuat Jeha deg degan. Bagaimana bisa lelaki ini mengirimi pesan yang isinya mengajak menikah, alias lamaran.
Jeha menempelkan ponselnya di dada. Astaga, belum apa apa jantung Jeha sudah berdetak dengan kencang.
Sebelah tangan Jeha memegang pipi. Di sana terasa panas, ia menoleh ke arah cermin besar yang ada di meja rias.
Benarkan, pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus.