DI TEPI PANTAI 2

Sesampainya di depan halaman rumah aku teringat akan sesuatu, tas kecilku, masih tertinggal di tepi pantai tempat dimana aku terduduk.

"Sial tasku!" menggerutu sambil menancap gas untuk kembali ke pantai

Bagaimana bisa tertinggal , apa aku terlalu gugup dan tidak melihat sekeliling ku, huh balik lagi kan. Semoga saja pria tadi belum beranjak dari tempat, bodoh sekali aku ini.

Segera kuparkirkan motor butut ku di tepian pantai dan berlari menuju lokasi dimana tasku tertinggal, benar- benar sudah cukup gelap, senja datang indah sekali. Terlihat sosok pria tadi masih duduk di tepi pantai ,cukup aneh pikirku mengapa dia tidak lekas pulang ke rumah padahal matahari sudah tenggelam. Seharusnya dia bergegas pulang ke rumah, bukankah begitu ?

"Haii, maaf tasku... " tersengal nafasku menghampirinya

"Hai ,aku yakin kamu pasti akan kembali mengambilnya , aku sedari tadi disini menunggu kamu. Eh, maksudku menunggu sang pemilik tas ini datang ,takut diambil orang jadi kujaga disini "

"Iya ,pikun banget aku ,tadi terburu- buru pulang soalnya dirumah sudah ada Kakung sendirian menunggu. Oh iya, terimakasih sudah menjaganya ya ! "

"Iya Zhenda sama- sama ,lain kali jangan tinggalkan barang sembarangan ya"

"Hahahaha iya, kamu tidak mau pulang ? "

"Ya tentu saja pulang! Ini semua karena tasmu yang merepotkan ini hahaha" katanya sambil beranjak pergi meninggalkan ku

"Aku pulang dulu , tidak mau bilang terima kasih sekali lagi ? " godanya sambil pergi begitu saja

"Iya makasih banyak ! " teriakku ke arahnya

Akhirnya kecerobohan ku terulang kembali , kali ini cukup seru.....

"Sepi juga ni pantai" pertanyaan bodoh

Aku kembali pulang melewati jalan yang sama dengan lampu remang-remang di pinggir jalan, semoga saja pulang dengan selamat sampai tujuan. Di sepanjang jalan ini aku memikirkan sesuatu yang membuat ku terbawa dengan kenangan masa lalu, saat aku pergi ke pantai bersama Kakung dan melewati jalan ini. Dulu ,Kakung masih sanggup berjalan sekarang sudah berubah, fisiknya tidak lagi sekuat dulu.

Banyak sekali memori indah yang terlukis di tepi pantai tadi, bagaimana aku bisa lupa ?

Tak terasa sudah sampai saja dirumah, segera kuparkirkan motor di belakang rumah. Lalu aku beranjak membersihkan diri ,kotor sekali badanku ,lengket ,iuhhhhhhhh.

"Ndaaaaa, baru pulang ? " tanya Kakung saat melihat ku akan masuk ke kamar mandi

"Iya Kung ,tadi tas Nda ketinggalan jadi puter balik lagi ke pantai" ucapku sedikit gugup ,takut kena omel Kakung

"Yasudah ,mandi yang bersih terus makan ! Seharian belum makan kan ?!" suruh Kakung dengan nada meninggi

"Iya Kung" singkat ku jawab

Setelah selesai mandi aku pergi ke dapur untuk memasak, di meja masih kosong tak ada makanan , sepertinya Kakung tadi sudah beli sayuran atau mungkin Budhe yang mengantarkan makanan ke rumah.

"Ndaaa masak buat makan malam , liat di kulkas ada jamur terus lauk apalagi itu ,ikan kayaknya ,tadi Budhemu kesini nganterin bahan makanan sama makanan jadi buat Kakung. Kamu ya , Kakung tunggu dirumah malah ga pulang- pulang" sedikit ngambek Kakung berbicara kepadaku , dasar cucu payah !

"Di Kulkas ada jamur sama ikan pindang Kung ,nih Ndaa masak ,tunggu 1 jam lagi Kung " iya memang kemampuan memasak ku masih sangat payah hahahaha. Apalagi untuk menggoreng ikan, aku sangat takut karena minyaknya pasti kemana – mana. Kali ini kuberanikan diri untuk memasaknya, demi Kakung hahaha.

Beberapa menit kemudian hidangan sudah siap untuk kami santap, sepertinya rasanya cukup enak tidak keasinan tidak terlalu pedas juga. Kulihat Kakung sudah berada di ruang tengah sedang menonton televisi sambil menunggu masakan ku yang lama masaknya.

"Taraaa , dah siapp makan malamnya ! " Teriakku ke Kakung ,memang hobiku teriak- teriak hahaha.

"Heh, jangan teriak- teriak Ndaa dah malem. " Tegur Kakung sambil melebarkan matanya

"Iya Kung ,ga teriak lagi deh"

"Tapi cobain deh Kung resep rahasia Nda nih ,pasti enak tadi Nda udah nyicip rasanya pas" penuh percaya diri aku mengatakan hal ini Kakung

"Coba ya Kakung makan, kamu juga bareng sama Kakung makan ,daritadi kok belum makan. Apa nggak laper tu perut"

Kuambil kan nasi dan sayur komplit dengan lauk yang tadi kumasak. Lalu kuberikan kepada Kakung, kulihat Kakung memakannya dengan senang, atau mungkin hanya pura- pura ? Masakanku enak kok.

"Gimana Kung ? Udah cocok belum kalau jadi chef ?"

"Emmm , belum ,belajar lagi masaknya nanti baru bisa jadi chef, masakan ini tapi masih bisa sih dijual di warteg ,lumayan lah"

"KAKUNG NIH JAHAT YAAA!" Kupasang muka masam ku dengan baik dan benar ,jahat juga Kakung ni kalau sudah menilai orang.

"Kamu ini nduk, nduk , sudah- sudah makan dulu"

Masih saja aku tidak terima dengan ucapan Kakung tadi , masakanku enak padahal hmmm halu saja mungkin aku ini.

Selesai makan aku bereskan sisa- sisa makanan tadi di meja lalu kucuci semua piring gelas yang kotor, memang aku ini cukup rajin akan hal ini.

"Hari yang cukup melelahkan, kayaknya aku harus tidur deh" sambil melirik ke arah jam dinding yang ternyata masih menunjukkan pukul 21.00 ,masih terlalu sore bagiku. Setelah selesai semuanya aku meninggalkan Kakung dan menuju ke kamar.

Akhirnya bisa rebahan dengan nyaman , pikiranku mengarah ke dalam kejadian tadi sore di tepi pantai. Rasanya enak ya bisa mengobrol walaupun tidak panjang tetapi seperti ada teman, selama ini aku memang jarang berkomunikasi dengan orang- orang baru ,bertemu aja jarang ,ya beginilah kehidupan ku hanya di dalam bilik kamar yang cukup luas ini.

Kira- kira pria tadi memikirkan hal yang sama atau tidak ya , apa diriku saja yang mennggapinya dengan berlebihan , seperti diberi bahagia walaupun memang hanya sekedar singgah sebentar. Akan tetapi aku merasakan seperti ada sesuatu yang berbeda pada pria tadi, apa dia sejenis vampir yang hanya keluar saat sore hari ? Vampire senja ? Sampai gila aku mengimajinasikan nya hahahaha.

Sudahlah aku ingin tidur cepat kali ini karena besok aku harus mempersiapkan mental dan diri agar aku bisa lebih enak serta nyaman ketika bertemu dengan orang baru. Aku memikirkan sesuatu yang mengasyikkan di hari esok, sepertinya aku harus mengunjungi pantai lagi ? Atau pergi ke jembatan atau ke tepi sungai saja ?

Seketika pikiranku seperti mengatakan jika aku harus pergi ke tepi sungai saja , sambil membawa tas kecil yang berisi buku sketsa yang sesekali aku coret halaman kosongnya.

Hari ini cukup aku lupakan si pria tadi, aku tidak akan mengingatnya lagi, lagipula hanya orang asing yang kemungkinan kecil bisa berpapasan dan mengobrol seperti tadi lagi. Kali ini mataku sudah mulai lelah, dan sedikit mengawang,

Sebelum aku tertidur pulas ,aku mengambil buku diaryku ,aku tuliskan semua pengalaman unik hari ini ,dengan mata yang sedikit ngantuk aku tulis dengan rapi. Suatu perasaan dan perkenalan yang berharga bisa sejenak mengobrol dengan Zendi, nama yang mirip dengan ku dengan versi yang berbeda. Sebentar saja namun aku harus bisa melupakan nya, tapi sepertinya aku pernah mengalami hal ini ketika duduk di bangku SMA , seperti dejavu. Tapi siapa ? Entah aku lupa atau sengaja melupakan nya. Namun kisahnya tidak pernah kutuangkan ke dalam buku diary ku ini, mungkin salah alamat hahaha.

Aku tulis dan tamat , waktunya untuk beristirahat dan terlelap dengan damai. Kutitipkan semua cerita hari ini kepada malam, semoga menjadi mimpi indah yang mungkin akan diteruskan episode nya.

***