Telepon Penting di Tengah Negosiasi

Brak!

Sekelompok orang bersenjata masuk dengan paksa, pintu terbanting dengan keras. Kai menoleh ke arah pintu, sementara Asha seketika berlari, bersembunyi di belakang Kai.

Seorang pria dengan stelan jas hitam mewah melangkah masuk. Tatapannya begitu mendominasi, dan dari penampilannya saja, Kai sudah tahu bahwa pria itu adalah pemimpin kelompok tersebut.

"Maafkan kami, Tuan," Pemilik panti buru-buru mendekati pria tersebut.

"Kami tak sanggup melawan pria itu, jadi kami... terpaksa melakukannya," dalihnya.

Pria parlente itu menatap dengan tatapan menyelidik, gadis kecil yang ia inginkan berada di belakang pria itu.

Buk-buk-buk!

Tanpa basa-basi, beberapa anak buahnya langsung memukul pria pemilik panti habis-habisan. Teriakan sang istri pun memekakkan keheningan.

"Gadis itu milikku," lontar pria tersebut. "Sebaiknya kau menyerahkannya secara baik-baik."

Kai tersenyum tipis, ia menarik Asha pelan.