chapter 14 menjadi guru

"kumohon terimalah aku menjadi muridmu"

Seorang magus dengan wajah kekanak-kanakan seperti shota berlutut di hadapan Ridho.

"Aku tidak terlalu pintar dalam ilmu magis lebih baik kamu cari guru lain saja"

Mendengar jawaban Ridho, shota itu memeluk kakinya.

"Kumohon tuan, tidak master...tolong jadikan aku muridmu, aku akan melakukan apapun"

Melihat pria di depannya sangat bertekad membuat Ridho agak kesal, tetapi dia berpikir dia agak bosan jadi menerima seorang budak gratis untuk dipermainkan asik juga.

"Sebelum itu, kenapa kamu mau menjadikan aku gurumu?", Shota boy itu melihat Ridho dengan pandangan memuja.

"Itu karena anda adalah seorang magus kutukan terkuat yang pernah aku lihat, bahkan untuk magus kutukan kekaisaran tidak sebanding denganmu!"

Mengetahui alasan magus bocah ini Ridho mengangguk mengerti dan menerimanya menjadi murid.

"Baiklah sebagai gurumu, pelajaran pertamamu adalah berlatih berpedang", Ridho mengangkat tangannya dan membuat pedang dari kayu di sekitar dengan kekuatan ilahi, lalu pedang itu dia beri ke arah muridnya.

Shota boy yang menerima pedang itu terdiam bingung.

"...."

Eh aku tidak salah pilih guru kan?

Guruku bukanlah seorang ksatria kan?

Itulah yang dia pikir.

"Baiklah kazuki ayunkan pedang sebanyak 100 kali", Ridho memerintahkan dan menggunakan kekuatan magis untuk menyembuhkan luka-luka kazuki.

Shota boy yang bernama kazuki itu termenung sebentar, lalu mulai mengayunkan pedang sebanyak 100 kali.

Saat kazuki mengayunkan pedang, dia tiba tiba berpikir :

Kenapa guruku tahu namaku??padahal aku belum menyebutnya?

***********

Di manor blue dragon

Kazuki terpana dengan kediaman gurunya, dia tidak menyangka gurunya sangat kaya.

"Nah inilah tempat kamu tinggal mulai sekarang, di sana ada ruang kultivasi yang dapat membantu meditasimu.

Lalu setiap pagi kamu harus berlatih mengayunkan pedang, siangnya akan belajar di perpustakaan, dan sorenya kamu dapat bebas"

Mendengar jadwal yang sibuk Kazuki pusing, dia masih pegal pegal dengan latihan yang diberikan gurunya.

Magus terkenal memiliki fisik yang lemah dan tidak sekuat para ksatria yang berotot.

Kazuki melihat tubuh gurunya yang berotot dan kuat seperti para ksatria yang pernah dilihatnya, dia mungkin akan menjadi kuat seperti gurunya.

Melihat muridnya tampak patuh, Ridho mengangguk senang lalu dia menyuruh kazuki pergi ke kamar yang akan dia tinggali bersama butler.

"Ckckck siapa sangka aku akan memiliki murid di dunia ini"

Ridho tersenyum dengan bangga dan duduk di taman sambil bermain dengan hewan magis lucu yang dia beli.

Malamnya Maria dan Anjou datang ke kediamannya dan mereka bermain dengan liar lagi.

********

Keesokan paginya, Ridho bangun seperti biasa, sarapan dan mengobrol dengan Anjou dan Maria.

Dia mengetahui bahwa Anjou sudah menjadi Druid tingkat Epic, di dunia ini para druid biasanya adalah elf dan half elf, sangat jarang manusia yang memilih menjadi druid.

Druid sendiri juga unik di mana mereka memiliki sumber energi yang berbeda dengan para magus, para druid menggunakan kekuatan yang mereka sebut energi alam, beberapa druid menyebutnya kekuatan hidup (life force).

Ridho tertarik dengan kekuatan Druid, dia memang tahu beberapa informasi dan teknik meditasi tentang druid dari perpustakaan akademi magus tetapi nilai informasinya sangat sedikit bahkan kualitas meditasi druid tersebut juga biasa biasa saja.

"Dalam inti ajaran druid kami sangat menghormati alam, dengan roh alam yang ada di mana mana adalah pembimbing kami", kata Anjou sambil mengaduk tehnya dengan sendok.

Ridho yang mendengarnya tertarik dan meminta untuk membeli meditasi Druid yang dipunya Anjou, tetapi gadis itu menolak untuk menerima pembayaran darinya.

Anjou memberikan semua teknik meditasi druid yang dia tahu secara gratis kepada Ridho, mendengarnya dia agak terkejut.

Banyak teknik meditasi yang diberikannya adalah teknik meditasi tingkat tinggi.

"Oh ya Maria kira kira kamu adalah seorang ksatria tingkat Epic?", Ridho bertanya kepada Maria, wanita ini memiliki stamina yang lebih tahan lama dibandingkan Anjou. Untungnya Ridho memiliki kekuatan yang kuat dan dia bisa menaklukan dua wanita tingkat Epic di depannya.

Maria mengangguk, "benar, aku adalah ksatria api tingkat Epic"

Ridho agak tertarik juga dengan metode pelatihan ksatria dan meminta metode pelatihan ksatria juga, Maria memberikan metode pelatihan yang dia tahu secara gratis sedangkan untuk metode ksatria api dia tidak bisa memberikannya karena itu adalah rahasia keluarganya tapi dia bisa memberikan metode rahasia keluarga mantan suaminya.

"Oh ya Ridho aku kira kira ingin tahu kamu ksatria tingkat apa?", Anjou menatap Ridho begitupula Maria yang tertarik.

"Oh aku adalah magus level legendaris", mendengar jawaban Ridho kedua wanita itu terkejut dan memuntahkan teh yang mereka minum.

"Apa?! Legendaris? Itu sekuat tuan kota", Maria berkata dengan suara besar.

Beberapa pelayan di sekitar juga terkejut mendengarnya, siapa sangka tuan mereka adalah seorang dengan level legendaris.

"Aku tidak menyangka kamu seorang legendaris, tapi yang lebih mengejutkan aku kira kamu ksatria tetapi kamu adalah seorang magus", Anjou berkata terkejut dan bingung. Di dunia ini magus terkenal lemah fisiknya dan bahkan hampir tidak ada magus yang memiliki tubuh berotot seperti Ridho.

Maria sendiri juga mengangguk setuju, tubuh Ridho bahkan lebih kuat dari ksatria legendaris yang pernah dia lihat.

Saat mereka berbincang bincang suatu suara menginterupsi perbincangan mereka.

"Guru aku sudah selesai latihannya", Kazuki datang dengan tubuh berkeringat.

Saat dia melihat gurunya bersama dua wanita Cantik dengan dada besar dia sangat terkejut.

"Bagus, kazuki ini adalah dua temanku Countess Maria dan Anjou kirishima", saat Ridho menyebutkan kara Countess tiba tiba mata Kazuki penuh dendam dan niat membunuh serta tubuhnya gemetar, tetapi hal tersebut cepat menghilang.

Di mata Ridho perubahan Kazuki tidak bisa luput dari matanya, bahkan Maria dan Anjou juga merasakan hawa membunuh dari kazuki.

"Dia adalah muridmu?", Maria bertanya sambil melihat Kazuki.

"Ya, aku baru menerimanya", mendengar jawaban Ridho Maria dan Anjou menjawab dengan ohh begitu.

"Aku lupa sepertinya aku ada urusan dengan tuan kota, oh ya Ridho kota sedang ada banyak pembangunan aku sarankan kamu berinvestasi beberapa gedung di kota ini terutama bisnis penginapan", Maria bangkit dari mejanya dan pergi dengan segera.

Anjou mengikuti juga, Ridho menatap Kazuki dengan tajam. Tapi yang ditatap tidak tahu bahwa dirinya telah merusak suasana.

"Kazuki kenapa kamu?", Tanya Ridho.

Kazuki yang ditanyai seperti itu bingung, menurutnya tidak ada yabg salah dengan dirinya.

"Eh guru aku baik baik saja kok".

Ridho memegang kepalanya lalu berbicara, "tidak, tadi kenapa kamu memiliki niat membunuh saat aku menyebutkan Countess Maria? Apakah kamu memiliki masalah dengan temanku?".

Mendengar perkataan gurunya Kazuki tertegun dan menundukkan kepalanya.

"Guru maafkan aku, murid ini tidak memiliki masalah dengan teman guru hanya saja saat murid ini mendengar kata Countess murid ini teringat hal buruk"

Mendengar itu yang terjadi Ridho bernafas lega, dia kira muridnya dan temannya memiliki masalah serius tetapi ternyata hanya kesalahan pahaman.

"Baiklah ceritakan apa yang terjadi, guru ini ingin mendengarnya", mendengar perkataan Ridho Kazuki agak khawatir dan ragu tetapi dia sudah memilih Ridho sebagai gurunya dan sebagai murid dia harus percayai gurunya.

Di dunia magus hubungan guru dan murid bagaikan orang tua dan anak sesuai tradisi kuno, bahkan hal ini berlaku bagi akademi magus yang modern walau memiliki perbedaan tertentu.

Kazuki pun menceritakan masa lalunya yang kelam, dia lahir di kerajaan  Haruti, wajah dan perawakannya menjadi bencana sebab Countess di kerajaan itu menyukai dirinya.

Jadi dia sejak berumur 12 tahun dikurung dan disiksa secara seksual di kastil Countess, untungnya dia berhasil kabur sebab dia belajar beberapa ilmu magis dari magus wanita yang bekerja dengan Countess.

Pengalamannya lah yang membuatnya terobsesi dengan ilmu magis kutukan, dia berharap mengutuk Countess yang menyiksanya hingga mati mengenaskan.