Pandangan seluruh kota Arte menghadap ke arah ledakan.
Sebuah kastil tuan kota tiba tiba meledak, tapi tidak hanya kastil tuan kota saja melainkan akademi magus juga.
Perlahan bangunan bangunan penting juga banyak yang meledak.
Lalu tiba tiba sekumpulan orang orang barbar menembus benteng kota!
Para orang orang barbar dari utara kota arte membunuh, memperkosa, dan menjarah di kota ini.
Dalam sekejap kota yang damai dan makmur berubah menjadi kekacauan.
"Ini apa yang terjadi", Maria memiliki pandangan khawatir begitu juga Anjou.
Ridho melihat situasi seluruh kota dan mendapati bahwa kota telah dibobol, "para barbar menyerbu kota mereka menjarah, menghancurkan, dan memperkosa di sini".
"Apa?!", Maria dan Anjou berteriak bersamaan.
Tapi Ridho tidak mengatakan sepenuhnya, karena kejadian ini sepertinya akibat konspirasi para aliansi agamawan.
Maria dan Anjou yang khawatir akan keselamatan keluarga mereka pamit pergi sambil membawa senjata.
Ridho melihat dua anak muda di depannya.
Kazuki dan Xu Fan yang tidak tahu apa yang terjadi melihat kastil tuan kota jatuh.
"Apa yang terjadi kenapa bisa tiba tiba begini?", Xu Fan bingung begitupun Kazuki.
"Ini karena para barbar menyerang kota", sebuah suara mengagetkan mereka berdua.
"Guru, apakah itu benar?", Kazuki bertanya kepada Ridho.
Menurutnya pertahanan kota Arte sangatlah kuat dan para barbar di utara tidak bisa menghancurkannya.
"Ya benar, mereka dibantu pihak dalam", begitu Ridho mengatakannya dia melihat Xu Fan.
Melihat wajah pendeta muda yang tidak tahu itu dia mengetahui bahwa gadis di depannya tidak mengetahui apa apa.
"Kalau begitu tuan aku pamit, aku khawatir dengan guruku kondisinya sedang tidak baik", Xu Fan izin pergi.
Kazuki yang Melihat kepergian Xu Fan ingin mengikuti tapi Ridho melarangnya.
"Hentikan, kerusuhan ini ada hubungannya dengan gadis itu", Kazuki yang dilarang hanya bisa patuh.
"Guru aku dan Xu Fan saling mencintai aku harus membantunya", Kazuki membujuk Ridho tapi itu sia sia karena pihak lain masih tegas dengan perkataannya.
"Kamu akan pergi ke luar kota", Ridho menggunakan hipnotis untuk membuat Kazuki pergi ke luar kota.
Tidak hanya muridnya tapi semua pelayan di manor ini juga dihipnotis olehnya.
Lalu dia memberikan masing masing dari mereka tandanya yang dapat memperlancar pelarian mereka.
Sebenarnya dia ingin menteleportasi dirinya dan mereka tetapi dia mengetahui bahwa seluruh kota telah dibatasi dengan item ruang, terlebih item ini dapat menganggu teleportasi seorang dewa besar.
Dari petunjuk ini Ridho tahu bahwa kerusuhan ini ada hubungannya dengan para dewa-dewi.
Jadi Ridho berjalan menuju tempat di mana item ruang tersebut diaktifkan.
*********
Sedangkan saat itu di pusat kota, kastil tuan kota.
Tuan kota Bernard Mahfoudz keluar dari reruntuhan kastilnya.
Banyak pelayan dan ksatrianya yang mati akibat ledakan tersebut.
Hanya beberapa para legendaris di bawahnya yang selamat.
Bisa dilihat sebarapa besar kekuatan ledakan tersebut.
Wajah Bernard melihat ke arah seorang pendeta pria di depannya.
Pendeta berambut jarang dengan tampilan tua itu tersenyum melihat kemalangan Bernard.
"Jadi yang menyerangku adalah kamu pendeta tinggi Solivan, tidakkah kamu menyadari hanya kamu seorang legendaris melawan 20 orang legendaris adalah mimpi pipa", Bernard marah tapi dia masih berkata dengan tenang.
Dia mengetahui seluruh kota sedang kacau, banyak orang barbar membunuh warga kotanya.
"Kamu salah, aku tidak sendirian", kata pendeta tinggi Solivan.
Mendengar perkataan pria tua itu Bernard ingin bertanya tapi sebelum dia bisa berkata kata sebuah pedang menusuknya dari belakang.
"Kaa..kamu", Bernard melihat penusuknya yaitu ksatria kepercayaannya, Isatren.
Dia tidak mengira Isatren mengkhianatinya.
"Isatren, apa yang kamu lakukan", seorang magus wanita melemparkan mantra kepada Isatren.
Begitupun 19 orang legendaris di pihak tuan kota Bernard.
Isatren menghindar dari serangan mereka dan berlari ke sisi pendeta tinggi Solivan.
"Hahahaha kalian sekumpulan kafir tanpa tuhan begitu menjijikan", kata Isatren.
Mendengar ejekan Isatren mereka marah saat mereka akan menyerang Isatren dan pendeta tinggi, Isatren mengiterupsi mereka.
"Kalian pikir dengan mengadu domba dan membiarkan para agama yang berbeda bertengkar membuat kalian bisa mempertahankan kekuasaan, kalian salah", begitu kata kata Isatren terucap muncul banyak pendeta tinggi dari berbagai kepercayaan di kota Arte.
50 pendeta tinggi setingkat Epic hingga Legendaris muncul di hadapan mereka.
Tuan kota Bernard yang melihat itu terkejut.
Solivan berkata kepada Bernard, "Bernard sayang kamu tidak pernah belajar, kamu kira kami tidak akan pernah menyadari niatmu untuk mengadu domba dan menghancurkan kami secara perlahan lahan....hahahahaha kamu salah"
Solivan sangat menikmati wajah tak percaya Bernard, dia sangat membenci tuan kota karena diam diam tuan kota menyebarkan paham sesat di mana mengakibatkan banyak warga kota Arte memilih tidak beriman kepada satu dewa pun.
Yang lebih buruk paham ini menyebar ke seluruh benua, dan sumbernya adalah pria di depannya.
"Siapa sangka kalian bisa bersatu, ini mengejutkan...ahhh aku tahu para dewa kalian ada di belakang ini bukan", Bernard berdiri dan mengambil pedangnya dari cincin ruang miliknya.
"Ya, Bernard Mahfoudz sebagai bapak para kafir kamu dengan ini dihukum mati atas nama para dewa bidang tantrum", begitu Solivan mengatakannya para pendeta tinggi mulai menyerang.
Sekali lagi di kastil tuan kota ada keributan.
*********
Sebuah sulur anggur virtual muncul dari tanah dan menusuk para barbar, Anjou membawa sepupu dan saudaranya yang masih kecil.
Kini mereka semua yatim piatu karena dia mengetahui orang tua mereka telah dibunuh oleh para barbar.
Melihat kematian keluarganya membuat Anjou marah dan membunuh para barbar yang Dilihatnya.
Sebuah sulur anggur tercipta dan menusuk para barbar.
Lalu sulur merah dengan duri mengikat beberapa barbar yang kuat, duri duri itu menancap di kulit mereka dan menyerap esensi tubuh mereka.
Inilah kengerian dari kekuatan para Druid.
Anjou membuat kereta yang terbuat dari buah labu besar dengan kuda yang terbuat dari tanaman, "ayo masuk"
Anjou menyuruh generasi muda keluarganya masuk ke kereta tanaman dan mengawalnya untuk di tempat yang aman seperti kuil dewa-dewi.
Dia menuju kuil Roh Alam yang diurus oleh para Druid tapi saat dia sampai bukannya sambutan keamanan melainkan sebuah penahanan.
Sebuah tanaman mawar mengikatnya, ini adalah tanaman mawar dari Druid legendaris. Mustahil bagi Anjou bisa lepas.
Seorang Druid bertudung menghampiri Anjou, "Anjou kirishima kamu ditahan karena mengkhianati Roh Alam"
Situasi yang sama juga terjadi kepada Maria.
Dia membawa keluarganya ke kuil dewi Api Ariasa, dan dirinya ditahan oleh pendeta di sana.
Di mansion kediaman Madani, para barbar memasuki tempat ini.
Lisa dan ibunya bersembunyi, barbar legendaris itu membunuh ayah dan ksatria kuat mereka.
Tapi sayang mereka ditemukan, lalu barbar legendaris itu yang melihat Lisa menjilat bibirnya.
Barbar legendaris itu menyuruh kawannya memegang Lisa dan merobek bajunya.
"Tidak tidak tidakk....", Lisa memohon dan berjuang dengan sekuat tenaga tetapi tubuhnya ditahan oleh para barbar yang kuat.
Barbar itu memperkosa Lisa lalu setelahnya memotong kepalanya.
Ibunya yang menyaksikan semua itu dibiarkan sendiri, melihat anaknya yang mati di depan wajahnya.
Akhirnya menjadi gila.
di lain sisi Xu Fan ditusuk dari belakang oleh gurunya dengan tidak percaya.
"ke..kenapa?", mulut Xu Fan mulai berdarah, tidak hanya dia tapi beberapa pendeta wanita lain juga ditusuk oleh sesamanya.
"maaf Xu Fan, ini adalah perintah dewi, pemahaman kalian adalah bid'ah", kata pendeta Iris dengan tatapan dingin.
Xu Fan tidak bisa mempercayainya, dia dibuang oleh dewi yang dia percayai.
ahhh kenapa ini bisa terjadi
dewii dewii
bukankah kamu melindungi wanita
kenapa kamu membunuh aku
sampai terakhir kalinya pertanyaan Xu Fan tidak bisa terjawab dan dia mati dengan enggan menyisakan dendam besar.
para pendeta dari agama lain juga melakukan hal yang sama seperti pendeta agama dewi kewanitaan, mereka membunuh para pendeta dan imam yang pemikiran dan pemahamannya berlawanan dengan arus.
beberapa dibunuh karena masalah kekuasaan di internal gereja dan kuil.