"buang saja mayat mayat itu", seorang algojo dan beberapa pendeta membawa sekumpulan mayat.
Mereka adalah mayat para pendeta dan beberapa profesional yang masuk ke dalam rencana pembersihan.
Mayat mayat itu dibuang di sebuah lubang terkutuk, di mana banyak makhluk yang dianggap ternoda dikubur.
"Ughh aku tidak tahan dengan baunya, ayo kita pergi", kata pendeta yang menutupi hidungnya dengan sapu tangan putih dan menatap lubang terkutuk dengan tatapan hina.
Dalam kuburan ini berisi orang orang yang dianggap berdosa seperti pelacur, pembunuh, dan penyuka sesama jenis.
Adapula mayat mayat orang dari kalangan bawah tapi kebanyakan adalah orang yang cacat atau mengalami tragedi seperti aib bagi keluarga.
Algojo dan beberapa pendeta telah pergi jauh, di semak semak ada seorang magus kecil dengan jubahnya yang kotor.
Itu adalah Kazuki, dia jatuh ke lubang terkutuk dan mencari di antara puluhan ribu tubuh, mayat seorang pendeta wanita.
"Dimana dimana"
Kazuki melihat mayat itu satu persatu dan mengangkat beberapa mayat, dia menutupi hidungnya dengan sapu tangan agar tidak mencium bau busuk.
Akhirnya di ujung lubang dia menemukan mayat yang dicari-cari.
"Ketemu, akhirnya aku menemukanmu"
Kazuki menangis dan marah melihat perlakuan orang orang terhadap Xu Fan, seorang pendeta yang tidak dikubur dengan layak.
Dia membawa mayat Xu Fan dan keluar dari lubang terkutuk, pergi jauh ke hutan.
Di hutan dia membuat sebuah kuburan dan mengubur mayat Xu Fan.
Dia melihat wajah gadis yang dicintainya untuk terakhir kali dan menguburnya dengan gelang perjanjian semasa kecil mereka.
Dia menatap batu nisan tersebut dan berkata :
"Xu Fan aku akan membalaskan dendammu, para pendeta, para dewa, aku akan membunuh mereka semua"
Ada tatapan mengerikan di wajah Kazuki dan dia pergi ke kedalaman hutan.
Tak lama setelah dia pergi sebuah entitas yang tertutup jubah hitam muncul di kuburan Xu Fan, dia menatap Kazuki yang telah lama pergi.
"Betapa mengerikannya bibit dendam yang mereka tanam"
Entitas itu terlihat melayang dan menunjuk ke kuburan Xu Fan.
"Bangkitlah, bangkit oh orang yang dikhianati. Biarkan dendammu menghancurkan musuh musuhmu"
Begitu kata kata tersebut diucapkan, langit tiba tiba menghitam di tutup Awan, petir bergejolak.
Sebuah bayangan dan kabut hitam menuju ke kuburan Xu Fan.
Dan dari sana sebuah tangan tiba tiba keluar, lalu seorang wanita bangkit dari kuburan tersebut.
Wanita itu adalah Xu Fan, tapi lama kelamaan tubuhnya mulai membusuk akibat kabut hitam yang masuk ke tubuhnya.
Menghancurkan kekuatan suci yang ada di tubuhnya, wajahnya yang cantik menjadi penuh nanah dan busuk lalu dagingnya mulai jatuh dan hancur.
Xu Fan bangkit sebagai Lich yang penuh dendam.
Dari rongga mata yang kosong di tengkoraknya muncul api jiwa berwarna biru.
"Hahahahaha ini sangat kuat, bagus bagus. Dengan ini aku yakin mereka akan kacau"
Entitas bertudung gelap itu tertawa dan menghilang begitu melihat kebangkitan Xu Fan sebagai Lich legendaris berhasil.
Bersamaan dengan itu petir bergerumuh dan hujan mulai turun.
**************
Kazuki melangkah ke dalam hutan, dia menggunakan seni magis penyembunyian untuk menghilangkan keberadaan dan auranya.
Kini dia buronan dan tidak tahu harus ke mana.
Hujan mulai turun dan dia memilih untuk meneduh.
Dia mencari pohon yang besar dan membuat lubang di sana, lalu dia bersembunyi di lubang dalam pohon itu.
Menyalakan api dari seni magisnya untuk menghangatkan badan.
"Sekarang apa yang harus kulakukan? Ke mana aku harus pergi? Jika ada guru dan Xu Fan maka aku tidak akan bingung"
Kazuki merindukan gurunya yang dia duga mati saat kerusuhan, masih banyak yang belum dia pelajari.
Karena lelah baik secara mental dam fisik Kazuki mulai tertidur.
Dalam mimpinya dia masih di manor gurunya, bermain dengan Xu Fan.
Gurunya dengan Countess Maria, Anjou Kirishima, dan Lisa sedang bermesraan.
Beberapa pelayan tersenyum dan ikut bersantai di adegan yang damai ini.
Tapi mimpi adalah mimpi, adakalanya berakhir dan harus bangun untuk menghadapi kenyataan yang pahit.
****************
Kazuki sampai di sebuah kota tak jauh dari kota Arte, dia mendengar bahwa banyak bangsawan dan kaum kelas atas yang mendukung tuan kota dihukum mati.
Dia mendengar bahwa nama Lisa, Maria, dan Anjou disebutkan.
Dia tidak bisa tidak mengkhawatirkan gurunya, entah kenapa saat dia sadar dirinya berada di luar kota dengan para pelayan manor.
Kaum barbar telah lama hilang, kini kota Arte dikuasai oleh kekaisaran Telema.
Salah satu dari 5 kekaisaran manusia.
Para pelayan memilih kembali ke kota untuk melihat keluarga mereka sedangkan Kazuki memilih untuk pergi dari kota Arte.
******************
Di kota Arte saat Ridho sedang bertarung dengan para dewa.
Tuan kota dengan beberapa bangsawan dan kaum kelas atas lainnya berdiri di alun alun, ada tali yang mengikat mereka.
Di depan mereka adalah guolotine dan juga massa yang marah, masing masing para massa itu adalah fanatik dan orang percaya gila yang ekstrem di agama mereka.
Massa melemparkan buah busuk dan batu ke arah tuan kota serta para kaum kelas atas.
Seorang pendeta melangkah ke panggung alun alun, dia mengangkat tangannya dan massa yang marah tenang.
"Semuanya kini kita dikejutkan oleh tuan kota, dia bekerja sama dengan para barbar di utara untuk mengorbankan rakyat kota kita yang malang"
Mendengar kata pendeta itu para massa terkejut, mereka tadinya hanya mendengar bahwa tuan kota yang menyebabkan semua kekacauan ini.
"DIA BEKERJA SAMA DENGAN IBLIS!", Pendeta itu menunjuk tuan kota dengan suara keras.
massa yang mendengar itu marah dan berteriak, "bunuh dia!"
"Bunuh"
"Potong kepalanya"
"Anakku anakku mati karena dia".
Pendeta itu menggunakan kekuatan ilahinya untuk menenangkan massa, lalu dia berkata lagi.
"Untungnya kami membuat aliansi, dan berhasil menggagalkan rencana Tuan kota, jika tidak akan banyak kematian di benua ini", tuan kota Bernard yang dituduh hanya bisa diam. Mulutnya dikunci oleh seorang alkemis legendaris dari pihak kekaisaran.
"Lihatlah warga kota yang baik dan beriman, selama masa pemerintahan kota ini banyak sekali dosa yang berkembang biak", para warga kota Arte saling memandang satu sama lain.
Pendeta itu tersenyum melihatnya, membodohi rakyat jelata yang miskin dan bodoh menggunakan agama adalah kebiasaan yang dimilikinya.
Dia lalu menunjuk Maria dan Anjou, "lihatlah warga kota mereka ada adalah contoh dosa yang besar, dua orang wanita saling mencintai satu sama lain"
Mendengar itu para warga kota mengangguk, Mulut Maria dan Anjou juga disegel jadi mereka tidak bisa membantah.
Lalu Maria melihat anak tiri dari pihak suaminya melihat dirinya akan dihukum mati dengan tatapan bahagia.
Anjou juga melihat Druid legendaris yang dia percayai sebagai gurunya.
"Tapi sekarang dengan darah dan air mata dosa di kota ini akan dibasuh", mendengar kata kata pendeta itu Massa mulai bersorak dan memuji para dewa dan dewi yang mereka percayai.
Dan saat kepala Tuan kota Bernard jatuh teriakan massa semakin kencang, lalu satu persatu para tahanan di atas panggung alun alun dieksekusi.
Saat giliran Maria dia melihat ke kerumunan mencari seseorang yang dia harapkan untuk menyelamatkannya tetapi hingga akhir hayat dia tidak melihat pria itu.
Saat dirinya hampir mati barulah dia menyadari dirinya mencintai seorang pria, kepalanya jatuh dengan air mata yang menghiasi wajahnya.
Peristiwa ini akan terkenal di benua dan dikenal sebagai "penyucian kota Arte".
Awal dari Sebuah kota yang makmur dan kuat jatuh.