Setelah Pak Luki pensiun, Ibu Susi semakin sering uring-uringan. Pemasukannya semaki sedikit, dia tidak bisa bergerak sedikit pun. Kerap kali Ibu susi bertengkar dengan Pak Luki.
"Terus mau kamu apa?!" teriak Pak Luki kesal.
"Ya kamu dong pikir sendiri! Mau beli apapun susah. Buat apa ada mobil tapi beli bensin saja gak bisa!"
"Bukan gak bisa, memangnya kamu mau kemana sih? Mobil itu boros bahan bakar Mah, kalau mau pergi sendiri lebih baik naik angkutan umum sajalah."
"Bener ya Pah, makin ke sini hidupku makin sengsara. Sumpah,kalau bisa kembali ke masa dulu, aku gak mau menikah sama kamu!" pekik Ibu Susi.
Pak Luki belum menjawab, ada 2 orang laki-laki berbadan besar yang mengetuk pintu. Pak Luki segera keluar. "Cari siapa Mas?"
"Ini benar rumah Ibu Susi?"
"Benar Mas, itu istri saya."
"Ini Pak, kita mau minta pembayaran untuk pinjaman uang yang sudah tertunggak 6 bulan."
"Hah? Pinjaman?"