Eric memberanikan diri menuju kamar Mutia. Dia mengetuk dengan pelan.
"Ya, sebentar …," sahut Mutia dari dalam. Dia membukakan pintu dan terkejut melihat Eric di sana. "Eh, Mas Eric, ada apa?"
"Ehmmm … aku mau antar ini." Eric menyodorkan botol minyak telon yang ada di tangannya.
"Ohh ya ampung, tertinggal di kamar Mas ya."
"Iya. Mut … makasih ya sudah beresin kamarku."
"Iya Mas, tadi aku lihat berantakan jadi aku beresin."
"Iya tadi Mbak juga bilang begitu. Sekali lagi terima kasih ya."
Mutia mengangguk. Dia membenarkan posisi bayi yang ada digendongannya. Wajahnya menghadap Eric, wajah polos dengan pipi membulat. Matanya juga bulat dan jernih. Eric tertegun melihatnya, ini kali pertama dia melihat anaknya dengan jelas, sangat menggemaskan.
"Mas …," tegur Mutia melihat Eric diam memandangi anak mereka.
"Eh iya Mut … sori. Oh ya kamu kasih nama siapa dia?"