Eliza tertunduk, dia juga bisa rasakan ketulusan Endru saat bicara. Tetap tetap saja Eliza tidak bisa menerima semuanya dengan mudah.
"El, gak apa-apa kalau sering bertemu dengan kamu, bicara dengan kamu berdua kan?"
"Ehmmm gimana ya Mas, aku sudah punya anak … aku merasa bersalah saja kalau pergggi kemana-mana gak bawa Gading." Eliza memberi alasan untuk menghindari Endru lagi.
"Oh gak masalah … biar Gading ikut juga, jadi aku bisa lebh dekat dengan Gading."
Jawaban Endru di luar dugaan Eliza, alasan Eliza justru jadi bumerang bagi dirinya sendiri. "Ya kita lihat nanti deh Mas."
"Iya El … aku tidak paksa kamu untuk menerima aku secepatnya. Tapi aku mohon … jangan menjauh atau membuat tembok terlalu tinggi diantara kita."
"Iya Mas. Oh ya aku sudah selesai … aku pulang duluan ya Mas."
"Aku antar ya El."
"Aku kan bawa kendaraan Mas."
"Iya, maksud aku aku iringi kamu pulang."
"Gak usah deh Mas … aku masih ingat jalan pulang kok."