Bab 107

Setelah mengobrol sebentar serta membicarakan sesuatu yang lebih mendesak, Eddie langsung meletakkan telepon.

Lupo merangkak di bawah meja, setelah itu keluar sambil memegang sebuah alat kecil di tangannya; "Kita sedang dimata-matai!"

"Menurutmu seluruh pembicaraan kita telah di dengar?" Eddie mengerutkan kening.

"Tentu saja tidak, dengan saya di sekitar anda, tidak akan ada yang bisa melakukan hal tercela tersebut." Karen berkata dengan penuh percaya diri, setelah itu dia melirik ke arah Svetlana yang duduk di sofa.

"Ngomong-ngomong, Karen, apakah kamu tahu unit seluler Umbrella?" Eddie teringat sesuatu. Insiden kereta akan segera terjadi, dan dia perlu mengetahui beberapa tentara bayaran tersebut.

Lupo mengambil secangkir air, meneguk sebentar, setelah itu dia berkata, "Saya hanya tahu bahwa mereka adalah pasukan khusus yang sangat elit. Mereka juga sangat setia kepada Umbrella."

"Bagaimana dengan tim penanggulangan biohazard Umbrella? Pernahkah anda mendengarnya?" Eddie tiba-tiba memikirkan tim lain, tim ini tak lain adalah tim tempur Cannon Fodder.

"Tim itu semuanya terdiri dari terpidana mati serta tentara bayaran. Kualitasnya sangat rendah, mungkin beberapa memiliki skill yang cukup baik." Karen berpikir cepat.

"Tim umpan meriam yang akan digunakan sewaktu-waktu."

"Nampaknya benar. Pokoknya mari lupakan topik ini untuk sementara. Bagaimana dengan perintah yang telah aku berikan kepadamu sebelumnya?" Eddie lebih memperdulikan bagaimana dia melarikan diri dari kota Raccoon.

Dia perlu merencanakan hal ini dengan baik, bagaimanapun saat Outbreak terjadi, jalan-jalan akan diblokir.

Ribuan kendaraan akan terjebak di jalanan, ingin mengemudi? Lupakan saja, bahkan jika anda menggunakan sebuah tank, anda tak akan bisa menembus ribuan mobil tersebut.

Selain naik helikopter, tak ada pilihan transportasi lain. Kecuali anda kebetulan tinggal di pinggiran kota yang mana tak ada kemacetan lalu lintas, mungkin anda akan selamat.

Selain itu, hanya kematian yang akan menunggu.

"Beberapa hal telah direncanakan, tapi masih belum dipraktikkan."

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu menugaskanku hal ini? Mengapa kamu tak memberi tahuku yang sebenarnya, apakah kamu akan terus menyembunyikan hal ini dariku?" Karen merasa sangat tidak puas, dia telah memberikan segalanya untuk pria ini. Tapi pria ini masih saja menyembunyikan sesuatu darinya.

"Aku tidak mencoba menyembunyikannya, Karen. Aku yakin kamu telah menerka-nerkanya." Eddie menggelengkan kepalanya.

"Coba pikirkan, bagaimana jika seluruh kota tiba-tiba terjadi sebuah krisis dan lalu lintas menjadi lumpuh."

Eddie melanjutkan, "Kota Raccoon dikepung oleh monster-monster, seperti Zombie dari segala sisi. Tapi hanya ada satu jalan keluar, terus bagaimana anda akan mengatasinya?" Eddie bertanya.

"Tentu saja dengan helikopter, menggunakan helikopter dapat mengevakuasi kita dengan cepatserta resiko yang minimal." Karen mengerutkan kening.

Di sisi lain, Svetlana langsung menimpali.

"Tidak, mungkin akan ada situasi dimana kita akan ditembak jatuh saat berada di dalam helikopter."

Svetlana yang mendengar kata 'Krisis' tentunya langsung merombak ide-ide awalnya, jika benar terjadi sebuah krisis, tentunya krisis ini akan sangat tak menentu dan tidak mudah untuk ditangani.

Juga, perlu untuk merencanakan rute lain untuk pertimbangan situasi serta berapa jumlah pengungsi tersebut. Lokasi juga sangat penting.

Svetlana berpikir cepat, dengan seluruh pengalamannya, tentunya dia mampu melihat masalah ini dari perspektif yang lebih komprehensi sambil sesekali tersenyum tipis.

Seolah-olah dia telah mengetahui rencana asli Eddie.

"Berapa banyak orang yang ingin kamu evakuasi?" Karen bertanya, menatap pria itu. Dalam hati Karen merasakan sebuah ancaman dari Svetlana, indra keenam yang unik bagi para wanita.

"Saat ini masih tidak jelas, seharusnya tidak terlalu banyak. Anda bisa menyiapkan dua bus besar, seharusnya sudah cukup."

"Di luar kota juga ada sungai, perahu kecil pasti akan membantu untuk pergi ke dunia luar."

"Adapun helikopter, itu khusus untuk kita. Orang lain dapat menggunakan bus." Eddie mengelus dagunya beberapa kali.

"Ambil ini, ada puluhan juta dollar di kartu itu, kamu dapat menggunakannya untuk merencanakan rencana ini. Kamu juga bisa membelanjakannya semaumu jika perlu." Eddie menyerahkan sebuah kartu emas kepada Karen.

Jill, dan Annette telah diberi Eddie kartu yang serupa. Ini adalah uang untuk wanita-wanitanya, anggap saja sebagai hadiah.

Kartu utama tentunya ada di tangan Eddie, dia dapat mengubah izin setiap kartu yang telah diberikan kepada Jill, Annette dan Karen sesuka hati.

Pokoknya, selama bisnis yang dilakukan Excella terus mengalir, maka uang akan ditransfer ke rekening ini secara berkala.

"Puluhan juta... Apakah kamu telah merampok sebuah bank?" Mata indah Karen berkilat dengan tatapan curiga.

Bahkan sebagai orang yang mengaku cukup dekat dengan Eddie, dia masih tak berani untuk mengaku bahwa dia mengenal pria ini sepenuhnya.

"Tidak, tapi hal ini lebih menyenangkan daripada merampok sebuah bank!" Eddie berkata bangga, tidak banyak orang yang bisa mendapatkan uang dari Umbrella.

Tak hanya curang, tapi Eddie telah menipu Umbrella berkali-kali!

"Oke, kamu benar-benar menarik." Karen tersenyum dan tidak terus bertanya. Pria ini telah terbukti sangat cakap, sisanya dia tak perlu terus bertanya.

Svetlana tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia memahami ambisi pria ini dengan sangat baik.

Walaupun ambisi pria itu cukup tak masuk akal, tapi masih ada dasar yang masih bisa dicapai.

Setidaknya dia tak memiliki ambisi bodoh untuk menguasai seluruh dunia.

Ambisi hidup selamanya tentunya sangat menggoda, bahkan untuk seorang wanita kuat seperti Svetlana. Jika dia bisa terus hidup awet mudah, tentunya dia tak akan menolak.

-----

baca bab 220 di;

patréon.com/mizuki77