Bab 125

Rebecca yang baru saja diselamatkan oleh Eddie langsung tercengang. Dia menatap Svetlana dengan ekspresi kosong, seakan-akan tak percaya apa yang baru saja dia lihat dengan kedua matanya.

Wanita ini terlalu kuat!

Rebecca memandang sosok Svetlana dengan kekaguman.

Eddie menepuk bahu Rebecca, "Hei, jangan terkejut. Svetlana adalah seorang petarung profesional, sama sepertimu, hanya saja di bidang yang berbeda. Biasakan dirimu, soalnya kita akan akan bekerja sama di masa depan."

Baru setelah ditepuk, Rebecca mulai bereaksi, dia mendengus. "Hmph, aku masih belum berjanji untuk bergabung dengan team-mu!" Rebecca masih dihantui oleh perjanjian lima belas tahun itu.

"Bukankah aku sudah bilang bahwa aku akan bertanggung jawab? Jangan berkecil hati, Rebecca." Kata Eddie dengan senyum lebar.

"Hei, jangan bermesraan terus, apakah kalian ingin mati?" Svetlana berkata bosan, bahkan jika Eddie adalah bosnya, dia tak akan bersikap lembut dengannya!

"Oke, mari bergerak. Rebecca, kamu harus berhati-hati, jangan sampai terluka atau tergigit oleh monster ini. Kemungkinan kamu akan tertular dan terinfeksi!" Eddie mengingatkan.

"Hmm, tapi kamu kan masih ada di sisiku." Rebecca mengeluarkan pistol dan mulai terlihat waspada. Tanpa sadar dia mengatakan apa yang ada di dalam hatinya, Eddie adalah seorang pria yang bisa dia andalkan!

Ketiganya berjalan perlahan. Di sisi lain, enrico memimpin Dooley dan Richard ke kereta, mencoba mencari korban yang selamat.

Setelah memeriksa, ternyata tak ada seorangpun yang selamat. Enrico tidak berhenti dan langsung meneruskan ke mansion untuk membantu Edward dan lainnya dalam penyelidikan mereka. Kali ini mereka harus menemukan sang pembunuh!

Sang pilot, Dooley menyarankan, "Kapten, sebaiknya kita kembali dan mengambil senapan mesin dari helikopter, senapan kuat itu akan membantu kita."

Setelah memikirkannya, Enrico berkata, "Oke, kalau begitu mari kembali dulu untuk mengambil semua senjatanya. Aku juga berpikir bahwa perjalanan kita ke Mansion sangat berbahaya, seperti yang dikatakan oleh Eddie, kemungkinan ini adalah jebakan."

Ketika Enrico pergi, Eddie dan kedua gadis datang ke kereta. Saat ini para penumpang kereta yang sebelumnya telah dipastikan mati mulai mengalami reaksi infeksi serta mutasi!

Melihat kereta di depannya, Eddie mengerutkan kening. "Hati-hati, pasti ada monster di dalam kereta tersebut. Sama seperti apa yang telah kita temui."

Rebecca sedikit gugup dan khawatir. Dia baru berusia delapan belas tahun, dan dia telah mengalami peristiwa senjata bio mengerikan seperti ini. Jika bukan karena mental kuat serta teman-teman, terutama Eddie yang mendukungnya, mungkin dia telah menjadi gila!

Di puncak gunung, Marcus melihat tiga orang yang memasuki kereta, dia merasa sedikit akrab dengan salah satu dari ketiga orang tersebut. "Huh? Siapa pria itu? Nampak sangat akrab, agh, membuatku menjadi pusing…"

Queen Leech yang mewarisi ingatan Marcus merasa sangat kebingungan. Dia bingung apakah pria itu termasuk golongannya atau tidak, apakah dia lintah?

***

Mother Wolf memimpin tim serigala dan mulai menyelinap masuk ke dalam mansion untuk menginstal perangkat buatan Yoko Suzuki yang akan digunakkan untuk menyalin data komputer.

Di saat yang sama, mereka juga mencari berbagai bahan yang tersedia untuk dibawa kembali ke markas.

***

Berjalan maju perlahan, Svetlana juga merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres di dalam kereta tersebut.

Seorang penumpang dengan pakaian sipi terlihat duduk dengan tenang. Rebecca berjalan mendekat sambil membawa pistol, "Halo pak, kami anggota tim penyelamat taktis, kami di sini untuk menyelamatkan anda. Apakah anda baik-baik saja?"

Rebecca dengan hati-hati mendekat dan menepuk bahu penumpang tersebut. Akan tetapi, tiba-tiba kepala penumpang itu terjatuh, situasi ini tampak sangat aneh!

Rebecca kaget, tiba-tiba, segerombolan zombie berdiri terhuyung-hutung di depannya. Zombie-zombie ini adalah orang yang telah digigit oleh lintah milik Marcus!

"Jangan gegabah, tetaplah tenang. Konsenstari dan tembak kepala mereka, jika kamu mengenai bagaian lain, mereka tak akan bisa terbunuh!" Eddie berkata sambil mengaktifkan mode single-shot dari submachine gun miliknya.

Rebecca mengangguk penuh dengan rasa terima kasih, matanya mulai menyipit, setelah itu dia membidik orang-orang itu.

Menarik pelatuknya, peluru itu terbang cepat dan mengenai kepala zombie dengan akurat.

"A-aku berhasil!" Rebecca bersorak.

Detik berikutnya, Eddie menarik Rebecca mundur. Zombie yang ada di tempat duduk di bagian samping Rebecca mulai menyerang. Eddie yang telah memperhatikan hal ini langsung menendang kepala mereka.

"Hati-hati, jangan merayakan terlalu dini. Di lingkukan semacam ini, kamu harus berpikir dengan tenang sambil mengamati ke segala arah. Jika kamu digigit, kamu tak akan bisa diselamatkan!" Kata Eddie dengan nada dingin.

*Gulp*

Rebecca menelan ludahnya sambil mengangguk. Dia sangat berterima kasih atas pertolongan serta nasihat yang diberikan oleh Eddie. Dia sadar bahwa jika dia terus bertindak seperti ini, maka dia akan menjadi sebuah beban dalam tim.

Rebecca tak ingin terus seperti ini, dia tak ingin menjadi sebuah beban!

Di sisi lain Svetlana bertindak cepat sambil terus membunuh Zombie dengan keahlian bela dirinya. Jarang sekali dia menggunakan senapan mesin yang dia miliki.

Beberapa Zombie yang ada dikereta langsung dimusnahkan dalam waktu beberapa menit.

"Jangan memukul atau menembak Zombie ini di bagian lain selain kepala. Kepala adalah titik lemah mereka, jika kamu membidik bagian lain, mungkin mereka akan bermutasi lagi dan akan menjadi lebih berbahaya."

Apa yang paling dibenci Eddie adalah zombie yang bermutasi dan menjadi semakin kuat!