"Kemasi barang-barangmu, kita akan pergi. Aku perlu memperingatimu dulu, jangan coba-coba bertindak bodoh, aku tidak akan mencoba memberitahumu untuk kedua kalinya." Setelah selesai berbicara, Eddie mengambil sebuah pipa baja dan dengan santainya membengkongkannya.
"Kamu! Apakah kamu telah menggunakan Serum untuk memperkuat dirimu sendiri?" Monica terkejut. Topik ini adalah topik yang selalu dia bahas dan pelajari, tapi tidak diragukan lagi bahwa semua Serum yang beredar hanyalah kegagalan.
Dia tahu bahwa T-Virus dapat merusak otak, selain itu mampu merubah orang menjadi monster. Hal inilah yang menghentikannya untuk meneliti T-Virus.
"Jika kamu berkinerja baik, maka kamu juga akan mendapat penguatan semacam ini. Jika kamu ingin mendapatkan kemampuan awet muda selamanya, maka kamu harus setia kepadaku, ikuti aku dan kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan." Eddie tidak berbasa basi.
Mata Monica lansung berkilat dengan keinginan, dia terlihat bersemangat. Wanita mana di dunia ini yang tidak ingin awet muda? Selain itu pria yang berdiri di depannya merupakan stok petensial dengan potensi yang sangat besar.
"Aku bersedia mengikuti anda, tapi sebelum itu aku ingin menjual G-Larva ini lalu membunuh beberapa rekan. Aku akan memberitahu anda lebih awal, aku bukan orang baik, tapi aku akan setia kepada anda."
"Menjual rahasia perusahaan adalah hal yang hampir pernah dilakukan setiap orang. Hanya saja jika kamu mencoba menjual rahasiaku, maka kekurangan ini akan membuatmu celaka. Ayo pergi, kita akan menuju ke ruang komputer." Eddie berbalik dan segera berjalan.
Monica memilah pikirannya, setelah itu dia mengikuti dengan cepat. Dia menemukan bahwa ada dua wanita tinggi nan cantik. Satu berambut pirang dengan tinggi 1,9 meter dan satunya berambut putih dengan tinggi 2,2 meter.
Keduanya tinggi dan terlihat kuat, terlihat sangat khas dengan gadis yang suka dengan kebugaran fisik.
Svetlana tersenyum, dia merasa lega karena Eddie baik-baik saja. Selain menjadi tanggung jawabnya sebagai bodyguard, di satu sisi dia juga ingin saling membantu antar teman.
Setidaknya dia tidak ingin melihat temannya mati di depan matanya.
Kelima orang itu berjalan sepanjang lorong, semakin jauh ke depan, semakin rendah suhunya.
Eddie dengan santai mengambil mantel wanita dan melemparkannya ke seseorang. "Pakai dan lindungi dirimu dari dingin, jangan mati."
Jejak rasa terima kasih melintas di mata Monica. Bos baru ini tidak seburuk yang dia pikirkan, setidaknya masih manusiawi. Tapi dia sesekali melihat pria itu memelintir leher zombie, hal semacam ini tentunya membuatnya tidak berani melawan pria itu. Sekarang dia tahu apa itu rasa kengerian!
Melewati area asrama, hanya ada beberapa monster di area itu. Sedikitnya monster tak banyak terlihat karena suhu yang sangat rendah. T-Virus cenderung menjadi tidak terlalu efektif di lingkungan bersuhu rendah seperti ini.
Meskipun T-Virus tidak terlalu kuat di suhu rendah, tapi Eddie dan lainnya tidak terpengaruh. T-Virus yang dimodifikasi telah menyatu dengan sel mereka, jikapun mereka merasa ngatuk, hal itu normal. Toh orang normal juga terkadang merasa ngantuk saat merasa dingin.
Ketika mereka datang ke ruangan komputer, Eddie memulai program penggantian Server Host. Alat seukuran sofa itu langsung dia keluarkan dari ruang komputer.
Setelah menemukan pelindung, Eddie meletakkannya di dalamnya. Lisa melangkah maju lalu mengangkat kotak seberat hampir satu ton itu dengan mudah.
Melihat adegan ini, Monica merasa ngeri. Apakah mereka masih manusia? Manusia tidak mungkin memiliki kekuatan semacam itu!
Karena Server Host inti lain telah di ambil, lampu Lab NEST meredup untuk beberapa saat. Setelah satu menit, lab itu kembali menyala terang sekali lagi.
Seperti ruangan bawah tanah yang ada di kota Raccoon, komputer cadangan di sini hanya bisa bertahan selama kurang lebih setengah bulan.
Saat fasilitas lab dihidupkan kembali, suhu seluruh ruangan mulai meningkat, beberapa Hunter yang telah membeku hidup kembali.
Dalam perjalan kembali, Eddie menjumpai banyak sekali Hunter yang turun dari lantai atas.
Melihat para Hunter itu, Monica menembak dengan sedikit gugup. Tapi tidak ada peluru yang mengenai monster itu, semuanya berhasil menghindari tembakannya!
"Tidak ada yang perlu ditakutkan dari hal-hal itu." Eddie mengambil pistol Monica.
Tepat ketika Monica merasa bingung, Jessica berlari dengan cepat. Sepatu hak tingginya berderak di lantai, dia mengepalkan tangan kanannya, lalu memukul Hunter itu.
Dengan satu pukulan, Hunter seberat dua ratus lima puluh pon terbang di udara. Setelah melancarkan pukulannya, Jessica mengayunkan cambuknya untuk menghancurkan kepala Hunter itu.
"Oke, mari lanjutkan perjalanan kita." Eddie tidak terlihat terkejut sama sekali, dia terus bergerak maju.
"Tunggu, Eddie. Di area lab dekat area asrama atas, ada lorong yang menuju ke lift pengankut sampah. Dengannya kita bisa kembali ke kota Raccoon," Kata Monica.
"Tidak, kita akan mengambil jalan yang sama, ada mobil yang menunggu kita." Awalnya Eddie tidak ingin menerima ide wanita itu, tapi ketika jalan yang ada di depannya tiba-tiba runtuh, dia tidak memiliki pilihan lain. "Baiklah, aku akan mendengarkanmu. Pimpinlah jalan."
*Boom!*
Tiba-tiba, Dr. William yang telah bermutasi muncul, pria itu telah berubah menjadi monster yang dipenuhi oleh gigi tajam di sekujur tubuhnya.
Tangan kanannya yang cacat telah ditutupi dengan beberapa sisik, nampaknya pria itu telah banyak berevolusi, "Reproduksi!" William mengucapkan kalimat itu tanpa sadar.
Kemudian matanya tertuju kepada para wanita, William bergegas cepat.
"Sialan, makan granat ini!" Eddie melemparkan granat secara langsung.
Di belakang punggung pria itu, Monica sedikit terkejut saat mendengar pria itu mengumpat. Sungguh, ada apa dengan kata-kata lembut serta sopan pria itu?
William meraih granat itu dengan tangannya, lalu melemparkannya ke belakang. Granat itu meledak tanpa melukainya.
Nampaknya IQ monster itu terus meningkat dengan pesat!
Menginjakkan kakinya ke tanah, Svetlana langsung bergegas cepat ke depan. Dengan gesit, dia menyamping ke bagian belakang lengan kanan William yang besar.
Sepatu hak tinggi itu langsung menendang kepala lawan, satu ton kekuatan daya tendangan menghantam kepala William dengan keras!
William langsung terjatuh ke tanah. Meraih Bom tempel, Svetlana menempelkannya di bagian bola mata yang ada di lengan kanan monter itu.
Mengambil ancang-ancang, Svetlana menendang kepala William lagi lalu bergerak ke belakang dengan cepat.
"Ayo pergi, bom tempel itu daya ledaknya tinggi!" Svetlana lalu bergegas ke area asrama.
Eddie menarik Monica dan berlari mundur. Jessica dan Lisa adalah yang pertama tiba di tempat itu, setelah Eddie sampai, Svetlana langsung menekan tombol secepat mungkin.
Pintu jatuh seketika, menghalangi William untuk datang. Dengan suara ledakan serta getaran keras, suara ratapan William terdengar.
Mata besar yang sebelumnya mengintimidasi langsung menjadi rongga mata kosong!
William terus melolong sambil menutupi lengan kanannya. Mata mutasi yang dapat mencegah tusukan pisau tentunya tidak akan mampu menahan dampak dari bom dengan daya ledak tinggi!
Sangat disayangkan bahwa bom itu tidak dapat langsung membunuh William, tapi pria itu masih terluka parah.
-----
read chapter 407 on;
patréon.com/mizuki77