Bab 284

Penghalang jalan setinggi dua meter memblokir pergerakan zombie, bahkan untuk orang dewasa, mereka akan kesusahan untuk memanjatnya.

Ada Wong mengambil ancang-ancang lalu melompat tinggi tanpa menyentuh kawat berduri dari pagar tersebut.

Svetlana-pun juga sama, saat Ada Wong beraksi, dia juga mengikuti di belakang. Ketika Ada Wong mendarat dengan lancar, Svetlana menyusul.

Sepertinya ada rasa kompetitif di antara mereka berdua. Di antara wanita kuat, tentunya mereka tidak ingin saling mengalah.

Untuk Moira dan Emma, mereka memerlukan dua sampai tiga kali pijakan untuk dapat melewati pagar tersebut.

Hanya Claire yang merasa sedikit tidak berdaya, dia harus memanjat kawat berduri itu secara manual untuk bisa menyebranginya.

"Jangan khawatir, aku akan membantumu menyebranginya." Eddie memeluk Claire lalu melompat tinggi dan mendarat secara lancar.

"Terima kasih." Claire tersenyum. Sebelumnya, dia telah mengantisipasi hal ini, mengingat karakter Eddie yang telah dia kenal.

Di sisi lain, Carlos berjuang memanjat kawat berduri itu untuk menemui Letnan Marvin.

Eddie datang ke Kevin dan bertanya, "Bagaimana situasinya? Apakah sudah ada rencana untuk mundur?"

"Aku tidak yakin, para penjaga mengatakan bahwa mereka akan mengatur helikopter untuk menjeput orang-orang yang selamat di area menara jam ini. Kami harus mempertahankan tempat ini untuk sekarang."

"Gerbang kebun binatang telah dibobol, sejumlah besar hewan-hewan yang bermutasi sekarang telah keluar. Sebelumnya kita diserang oleh Badak Mutan, untungnya kita memiliki dua tank tempur, jika tidak kita mungkin sudah mati sekarang." Kata Kevin dengan sikap riang seperti biasanya.

Ekspresi main-main yang ditunjukkan oleh pria itu entah mengapa membuatnya sulit untuk dipercaya. Apakah situasinya benar-benar seseirus yang dia katakan?

Leon datang dan bergabung dalam percakapan. "Tapi akibat serangan Badak itu, kedua tank yang kita miliki hancur. Kami tidak tahu berapa banyak monster Mutan yang masih ada di dalam kebun binatang. Jika masih ada banyak, maka akan menjadi sangat merepotkan." Leon mengabarkan berita buruk.

"Sungguh berita buruk. Dengan begitu banyak hewan-hewan mutan itu, aku takut area Menara Jam akan menjadi kacau." Eddie mengerutkan kening.

"Itu hanya hewan kebun binatang, apakah sebegitu menakutkannya?" Tanya Leon penasaran. Dia telah menghadapi Hunter dan Licker, apakah hewan lebih menakutkan dari monster yang pernah dia hadapi?

"Tentu saja. Di kebun binatang Raccoon City, ada Oscar, Gajah, Singa serta beberapa hewan besar lain yang mengerikan. Gajah dan Singa pasti akan susah untuk ditangani." Kata Eddie sambil mengelus dagunya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Ayo, mari kita istirahat dulu sambil minum segelas anggur. Walaupun tidak diperbolehkan minum jika dalam sebuah misi, tapi jika kadar alkoholnya tidak tinggi maka tidak masalah. Selain itu kita juga tidak terlalu sibuk sekarang."

"Jika kita terus khawatir dan waspada, mungkin kita akan dibuat stress dan gila." Kata Kevin sambil tersenyum pahit.

Dalam pertempuran panjang ini, banyak rekan-rekan mereka yang telah mati. Bahkan setelah mati, mereka kembali hidup, tak ayal Kevin harus menembak mantan rekan-rekannya. Perasaan membunuh teman sendiri sangatlah tidak menyenangkan...

Leon ikut menundukkan kepalanya, peperangan melawan zombie ini membuatnya merasa sedih. Meskipun baru bergabung dengan rekan-rekannya di kepolisian, tapi dia masih meraskan antusias rekan-rekannya di kota ini.

Sekarang hampir semua rekan-rekannya itu telah dibangkitkan menjadi mayat hidup.

Letnan Marvin datang, "Kevin, kamu harus bekerja keras serta membawa orang-orangmu ke stasiun kereta bawah tanah. Ada lebih dari seratus warga yang perlu di kawal ke arah menara jam."

"Oke, Leon, kita akan melanjutkan misi kit lagi." Kevin tidak menolak. Meskipun dia suka bertindak sembrono, tapi bukan berarti dia tidak akan melaksanakan misi dengan baik.

"Vector, pergilah dan kumpulan senjata api serta amunisi yang ada di dekat sini. Claire, kamu istirahatlah dulu, daerah ini masih relatif aman." Eddie memberikan instruksi.

Marvin tiba-tiba menyela Eddie, "Eddie, tunggu. Aku ingin meminta bantuanmu. Masih ada banyak orang yang ada di kantor polisi, kita perlu menarik semua personel yang masih selamat, lalu kita harus memikirkan cara untuk keluar dari kota terkutuk ini."

"Jadi, apa yang ingin anda saya lakukan?" Eddie menyilangkan lengannya.

"Pergilah ke kantor polisi dan pimpin petugas polisi yang ada di sana. Mereka telah kehilangan kontak dengan kita, sebelumnya David yang bertugas di stasiun kominikasi telah diserang." Marvin meminta bantuan Eddie sambil meminta maaf.

"Jalan menuju kantor polisi terhalang. Bukan hal yang mudah untuk pergi ke sana." Jalan menuju ke kantor polisi memang terhalang.

Marvin melihat ke arah kiri dan kanan dengan hati-hati, kemudian dia berbisik, "Rita juga ada di kantor polisi itu. Ayahnya dalah anggota Senat, akan baik bagimu jika kamu berhasil menyelematkannya."

"Eh, Marvin? Aku tidak pernah menyangka bahwa kamu akan mencoba mendorongku untuk menjemput perempuan." Eddie menggoda.

"Aku tidak mencoba mendorongmu, aku hanya memberitahumu saja. Aku tidak punya apa-apa untuk membayarmu saat ini, selain itu Chief Brian juga telah kehilangan kontak dengan kita. Jika tidak, maka situasinya tidak akan terlalu mencemaskan seperti sekarang." Marvin menghela nafas, dia hanya tidak mau meninggalkan anggota polisi lain di belakang.

"Ya, nampaknya aku tidak memiliki pilihan lain di sini. Kalau begitu aku akan menggunakan kereta bawah tanah untuk pergi dan kembali dengan cepat." Eddie bersiap untuk pergi.

"Tunggu, ambil lencana ini. Jika mereka tidak mau mendengarkan instruksi anda, anda dapat menunjukkan hal ini kepada mereka." Marvin menyerahkan lencana khusus kepada Eddie.

Eddie menerima lencana itu, "Ngomong-ngomong, aku lupa memberitahumu hal yang penting. Brian telah diserang oleh monster, dia telah meninggal. Kamu tidak perlu menunggunya."

"Apa! Sungguh berita yang menyedihkan." Marvin berpura-pura sedih.

"Tertawa saja kalau kamu mau. Toh semua orang sudah tahu bahwa Brian bukanlah orang yang baik. Ngomong-ngomong, bagaimana kabar Paman Enrico dan lainnya?" Eddie tiba-tiba teringat dengan mantan rekan kerjanya. Mungkinkah mereka telah dibunuh oleh Stalker?

"Mereka masih mencoba menyelamatkan beberapa warga yang selamat di area lain..." Marvin melihat ke arah utara, di kejauhan api yang menyala-nyala terlihat dengan jelas.

-----

read chapter 464 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77