Demi kerang ajaib! Kenapa jadi canggung begini, Tuhan?
Suara kipas angin dan helaan napas yang terdengar menjadi pemecah keheningan. Seraya menaruh nampan berisi dua botol soda yang dia beli dari supermarket merah di pinggir jalan, Lavina menahan napas dengan lirikan mata yang tidak henti bergerak ke kiri dan ke kanan pada dua manusia yang bersitegang sambil duduk berhadapan.
"Diminum dulu," ujar Lavina.
Tangan kekar kedua lelaki itu bersamaan meraih botol soda kehijauan, membuka berbarengan seperti sedang mengamati cermin dirinya sendiri. Mereka berdua tak melepas pandangan satu sama lain, menambah panas rumah kecil itu.
Apa aku beliin mereka bir aja biar sekalian mabuk? Terus aku tinggalin ke D'amore? Batin Lavina memeluk nampan dan belum beranjak dari posisi berdirinya.
"Enggak ada orang lain selain dia apa?" sindir Gyan membuat Lavina menganga, tapi pandangan si captain bar tertuju pada Reiki.