Yang Mulia, para mantan Pengembara Bulan Sabit, serta yang masih menyandang gelar terhormat itu, Nyai Samiranah,
Para pemimpin kota dan wakil Aliansi, serta para penjaga kehormatan kita.
Pagi ini, kita berkumpul dalam suasana yang tak biasa—suatu pertemuan yang lahir dari desakan keadaan, dari kekhawatiran yang tidak dapat lagi kita abaikan. Kita berkumpul karena tanggung jawab kita, bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai penjaga keseimbangan dunia Chandraklana yang kita cintai ini.
Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan rasa hormat yang mendalam kepada Anda semua yang hadir, para mantan Pengembara Bulan Sabit, yang telah mengukir sejarah melalui keberanian dan pengorbanan Anda. Terlebih kepada Nyai Samiranah, yang dengan keteguhan hati tetap mengemban gelar ini di tengah masa penuh tantangan. Kehadiran Anda adalah bukti bahwa meski tugas kita membawa kita ke jalan berbeda, kita tetap berbagi tujuan yang sama: menjaga kedamaian dan kehormatan Chandraklana.
Namun, saya tidak akan menyembunyikan alasan di balik panggilan mendadak ini. Sebagaimana Anda semua telah mendengar, rumor tentang hadiah Sayembara Tujuh Tahunan tahun depan telah mengundang kegelisahan besar. Hadiah tersebut, yang dikatakan berasal dari Batin Pangikrar, telah memicu diskusi luas dan tidak sedikit kontroversi. Kita semua tahu apa yang dilambangkan oleh Batin Pangikrar: sebuah pusaka yang seharusnya menjadi alat pencipta, namun kini menjadi simbol kehancuran.
Selain itu, kejadian (Tiang Cahaya) SAKADIAN, yang menyiratkan bahwa bayangan gelap sedang membayangi kita, membuat pertemuan ini menjadi semakin mendesak. Jika rumor itu benar, maka keputusan untuk menjadikan artefak ini sebagai hadiah tidak hanya mengguncang fondasi tradisi sayembara, tetapi juga mengancam keseimbangan dunia kita.
Nyai Samiranah, sebagai Pengembara Bulan Sabit saat ini, telah mengajukan gugatan yang mengingatkan kita semua akan tanggung jawab besar yang terletak di pundak kita. Gugatan ini tidak hanya menyuarakan keresahan pribadi, tetapi juga menjadi seruan kepada hati nurani kita semua—terutama kepada kita yang pernah memegang gelar ini.
Pagi ini, tujuan utama kita adalah mencari kebenaran yang solid, bukan sekadar spekulasi. Kita akan menyelidiki asal-usul hadiah tersebut, memahami keputusan yang diambil oleh penyelenggara sayembara, dan mengevaluasi dampaknya terhadap masa depan Sanajayan dan Chandraklana. Tidak ada ruang untuk kepentingan pribadi atau emosi semata. Hanya dengan pemahaman dan kebijaksanaan, kita dapat menjaga warisan yang telah kita perjuangkan bersama.
Izinkan saya mengingatkan: Sayembara Tujuh Tahunan bukanlah sekadar tradisi. Ia adalah simbol harapan, tempat lahirnya mereka yang akan menjaga perdamaian tanpa tergoda oleh kekuatan pusaka. Kita tidak dapat membiarkan makna itu ternoda oleh ambisi atau kekeliruan.
Pagi ini, marilah kita berdiskusi dengan hati yang terbuka dan kepala yang jernih. Kita di sini bukan untuk saling menuding atau mencari kesalahan, tetapi untuk menyelamatkan apa yang benar dan mencegah apa yang salah.
Dengan ini, saya membuka rapat darurat Aliansi Wulansana. Kepada para hadirin, berikanlah pandangan dan suara Anda dengan penuh tanggung jawab, demi kebaikan bersama.
Terima kasih.
Pembawa acara Aliansi