Keistimewaan Pedang Bunga Mawar

Si pendek gemuk yang menjadi lawannya berprkik nyaring. Darah segar langsung keluar dari pangkal lengannya.

Sembilan rekannya yang melihat pertarungan itu seketika dibuat terperangah. Mereka tidak percaya bahwa gadis itu mampu melukai rekannya hanya dalam satu kali serangan.

Untunglah pada saat itu, si pendek gemuk sudah mendapatkan kembali posisinya. Walaupun sesaat sebelumnya, darah keluar cukup deras, namun saat ini darah itu sudah tidak terlihat lagi.

Karena kejadian barusan, amarah dalam tubuhnya segera berkobar dengan hebat. Orang itu langsung mengeluarkan kemampuannya.

Golok besar yang menjadi pusaka andalannya mengeluarkan dinar kebiruan. Disusul kemudian oleh teriakan dirinya yang membahana.

"Golok Penjagal Malaikat …"

Wushh!!!

Tubuhnya menerjang ke depan. Serangan golok beruntun dilayangkan dengan kecepatan tinggi. Hawa golok menyebar luas. Hawa kematian menyelimuti tubuhnya.

Mei Lan tersenyum dingin. Meskipun jurus lawan terbilang hebat, tapi rasanya masih kurang untuk berhasil melukainya.

Pedang Bunga Mawar kembali memperlihatkan kehebatannya. Cahaya merah yang dikeluarkan oleh pedang pusaka itu semakin terang. Mei Lan segera membalas setiap serangan golok lawan.

Pertarungan sengit terjadi untuk beberapa saat. Tapi lewat lima belas jurus, sesuatu diluar dugaan kembali terjadi.

Entah bagaimana caranya, namun tahu-tahu si pendek gemuk itu sudah terlempar ke belakang. Kali ini dia tidak dapat meneruskan kembali pertarungannya. Sebab kedua kakinya telah patah. Satu lengannya kutung. Dan di perutnya terdapat pula goresan yang dihasilkan dari serangan lawan.

Hutan yang mulai tenang itu, sekarang mulai riuh. Bintang-bintang malam mengeluarkan suaranya masing-masing. Mereka menjerit. Seolah-olah merasa takut dengan apa yang dilakukan oleh manusia-manusia itu.

Sembilan rekan si pendek gemuk tidak bisa tinggal diam. Melihat rekannya sudah dipecundangi oleh seorang gadis, tentu orang-orang itu merasa sangat marah sekali.

Sembilan pendekar yang tersisa langsung mengeluarkan senjata pusakanya masing-masing. Mereka pun segera memperlihatkan kekuatannya.

Berbagai macam sinar memenuhi langit malam yang kelam. Sembilan Pendekar Bintang tingkat dua itu segera menyerang ke depan secara bersamaan.

Sembilan macam jurus telah mengancam Mei Lan. Kalau kekuatannya tidak tinggi, sudah pasti malam ini dia bakal mampus.

Untunglah, walaupun selama ini dia hanya berlatih seorang diri, tapi karena semua yang diperlukan sudah disediakan Cincin Ruang warisan gurunya, maka kekuatan gadis itu tidak perlu diragukan lagi.

Wutt!!!

Pedang Bunga Mawar memberikan tebasan memanjang. Sinar merah mengikuti tebasan tersebut. Hembusan angin terasa sangat tajam.

Serangan Mei Lan langsung bertemu dengan jurus-jurus sembilan orang lawannya. Benturan itu menyebabkan seisi hutan bergetar keras. Tubuh kedua belah pihak terdorong mundur ke belakang.

Sembilan Pendekar Bintang tingkat dua itu menggertak gigi. Kemampuan gadis yang menjadi lawannya ternyata saat ini tidak bisa dianggap ringan. Sebelumnya mereka sudah mengeluarkan setengah kekuatannya. Siapa sangka, usaha itu bahkan tidak berhasil sama sekali.

Karena alasan tersebut, maka sembilan pendekar suruhan Tuan Besar Wang berniat untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Wushh!!! Wushh!!!

Hawa kematian tiba-tiba terasa lebih kental. Masing-masing lawan Mei Lan tiba-tiba diselimuti oleh hawa kekuatannya sendiri.

Gadis itu tercekat ketika merasakan betapa hebatnya kekuatan gabungan orang-orang tersebut.

Dalam kekagetannya, Jiang Mei Lan juga turut serta melakukan hal yang sama. Dia segera menyalurkan hawa murni serta tenaga dalam langit dan bumi ke seluruh tubuhnya.

Aura merah pekat yang menyelimuti tubuhnya semakin kental. Cahaya merah dari Pedang Bunga Mawar bertambah terang daripada sebelumnya.

Pertarungan yang lebih sengit dari sebelumnya, sepertinya akan segera terjadi. Hawa panas menyebar luas dalam radius puluhan tombak. Hutan itu seketika berubah menjadi neraka.

Wutt!!! Wutt!!!

Bersiaplah untuk mati, gadis kecil!" teriak si tinggi kurus yang sekilas seperti sebatang bambu itu.

Sembilan jurus dahsyat telah meluncur ke arah Jianh Mei Lan. Jurus gabungan itu benar-benar hebat. Bebatuan dan pepohonan kecil dibuat berterbangan karenanya.

"Seribu Cahaya di Tengah Malam …"

Wushh!!!

Mei Lan berteriak nyaring. Salah satu jurus dahsyat yang berhasil dia kuasai dengan sempurna segera dikeluarkan. Ribuan cahaya merah muda melesat bagaikan hujan panah di tengah arena perang.

Benturan antar jurus mulai terdengar menggema. Malam yang sepi ini, sekarang telah berubah menjadi malam yang sangat ramai.

Kedua belah pihak terus bertarung sengit dengan mengandalkan kekuatannya masing-masing. Mereka tidak mau kalah. Keduanya terus saling serang.

Lewat lima puluh jurus, Jiang Mei Lan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Sekarang dia sedang terpojok. Sembilan Pendekar Bintang tingkat dua itu terus berusaha untuk membuatnya berada dalam keadaan terdesak hebat.

Luka akibat tebasan atau pukulan dan tendangan sudah terlihat jelas di beberapa bagian tubuhnya. Kekuatan Mei Lan memang lebih tinggi. Tapi pengalaman bertarungnya kalah jauh jika dibandingkan dengan sembilan orang tersebut.

Malam semakin larut. Tapi pertempuran masih terus berlangsung. Belakangan ini, Mei Lan selalu berada dalam keadaan terpojok. Dia lebih banyak bertahan daripada menyerang.

Kelebatan berbagai macam jurus dan serangan senjata pusaka memenuhi angkasa raya. Sembilan Pendekar Bintang tingkat dua itu tersenyum gembira pada saat mereka melihat posisi Mei Lan yang semakin di bawah angin.

Orang-orang itu sangat yakin bahwa dalam beberapa jurus ke depan, gadis yang menjadi lawannya pasti akan berhasil mereka kalahkan.

Tapi apakah benar demikian?

Tentu saja tidak!

Karena sedetik kemudian, sesuatu diluar dugaan mereka kembali terjadi.

Tiba-tiba saja Jiang Mei Lan berteriak lebih lantang daripada sebelumnya. Pedang Bunga Mawar menunjukkan lagi keistimewaannya.

Wushh!!!

Sinar merah datang menggulung. Mei Lan tiba-tiba menyerang lebih ganas daripada sebelumnya. Tubuhnya meliuk-liuk seperti seorang penari di tengah panggung. Pedang di tangannya mengeluarkan gerakan aneh.

Setiap serangan yang dihasilkan oleh pedang tersebut selalu mengandung banyak tipuan. Akibatnya, sembilan Pendekar Bintang itu kerepotan sendiri.

Sedangkan di sisi lain, Mei Lan sendiri dibuat kebingungan. Dia tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Bergeraknya Pedang Bunga Mawar benar-benar diluar kendalinya.

Gadis cantik itu merasakan kalau senjata pusaka tersebut bergerak dengan sendirinya. Seolah-olah ada kekuatan ghaib yang sedang menggerakannya.

Pada awalnya Mei Lan merasa kaget dan dia berusaha untuk melawan kekuatan tak kasat mata itu. Namun seiring berjalannya waktu, dia jadi tahu bahwa pedang pusaka warisan gurunya itu memang mempunyai keistimewaan tersendiri.

Oleh karena itulah, lewat beberapa saat kemudian, dia tidak lagi melawan kekuatan yang tiba-tiba timbul itu. Mei Lan hanya mengikuti ke mana pedangnya bergerak. Sepasang kakinya pun melangkah sesuai dengan irama serangan pedang.

Hanya dalam waktu singkat, keadaan telah berubah total. Mei Lan tadinya berada di bawah angin. Namun sekarang, setelah Perang Bunga Mawar memperlihatkan keistimewaannya, posisinya langsung berubah drastis. Saat ini dirinya berada jauh di atas angun.

Sembilan Pendekar Bintang semakin kewalahan. Kekuatan gabungan mereka yang sebelumnya efektif, saat ini malah tidak menunjukkan hasil apapun.