Suatu kejadian unik terjadi di depan sebuah ruang ATM. Seorang gadis, Clara, yang baru memasuki ruang ATM yang sepi mendadak ditodong oleh seorang pria.
“Ampun, ampun. Jangan sakitin aku…”
“Cepetan ambil duitnya!!” bentak orang itu. “Tunggu, cek dulu saldo kamu.”
Clara menurut dan dengan gemetar memilih menu info saldo. Saat terpampang berapa total dana yang ada, Clara nampak sedih. Tapi kalau Clara bersikap sedih, pria penerobos itu malah mendadak tertawa.
“Gila! Yang gue mau rampok malah cewek miskin. Tampangnya doang yang tajir.”
Clara tak tahu harus ikut tertawa atau tidak melihat orang itu tertawa keras.
Adegan berikut sungguh di luar dugaan. Pria itu mengeluarkan dompet, mengeluarkan tiga lembar seratusan ribu rupiah dan memberikannya pada Clara. Clara terbelalak. Ia tak percaya dengan apa yang ia alami.
*
Tante Sheila sebagai pemilik salon tempat Bella bekerja melakukan pembukuan sederhana. Ia sedih karena untuk kesekian kalinya selama tiga minggu berturut-turut pemasukan sangat tidak pasti dan cenderung menurun.
Ini suatu bentuk menurunnya penghasilan perusahaan. Dan ketika penurunan pendapatan terjadi terus-menerus, benar-benar membuatnya makin galau karena sebagaian operasional salon ada yang hasil pinjaman dari bank.
Ia pasrah, apakah salon masih akan bisa bertahan dengan kondisi seperti ini. Pelanggan-pelanggan lama satu demi satu pergi. Kalau pun datang, mereka hanya sesekali alias tidak serutin seperti sebelumnya. Ia merasa sudah memberikan layanan baik tapi tetap tak mengerti mengapa ia tidak bisa mendongkrak pemasukan.
Tante sadar ada yang salah dan harus diperbaiki.
*
Engkong Subur, penjual aneka obat yang biasa menggelar jualannya di sebuah jembatan penyeberangan, sudah lama tertarik melihat Bella. Alasan utamanya tentu saja adalah bahwa karena gadis itu cantik. Sangat cantik malah sehingga membuat ia suka menghayal memacari gadis itu. sikapnya yang innocent, kalem, pendiam, justeru membuatnya makin tertarik karena Engkong dari dulu sangat suka melihat perubahan seorang gadis dari mulanya innocent menjadi binal. Ada kepuasan sendiri kalau hal itu terjadi. Bagi Engkong, tak ada yang lebih menarik selain menyaksikan perubahan seorang gadis dari yang tadinya pemalu, mendadak menjadi makhluk hipersex yang sulit dipuaskan. Kesemua khayal ini membuat ia gigih dalam menjual ketika kebetulan Bella melintas jembatan. Ia sudah membujuk dan memasarkan dengan segala keahlian yang dimiliki tapi tak pernah berhasil. Itu sebabnya ia senang ketika pagi itu gadis itu seperti tertarik pada produk yang ia jual.
“Ada salep anti gigitan serangga pak?”
Bella memang membutuhkan obat semacam itu detik itu juga mengingat rasa gatal yang luar biasa sehingga membuat ia tak sabar kalau harus menunggu untuk membeli di gerai minimarket.
“Ada, ada. Dioles obat dari Engkong, semenit pasti sembuh.”
Terjadi percakapan singkat dimana keduanya tawar-menawar. Gadis itu ingin membeli sebuah obat salep anti gigitan serangga yang amat mujarab sehingga tertarik dengan promosi orang tua itu. Engkong menawarkan sebuah botoh gelas bekas selai berisi larutan pekat yang kemudian dibeli gadis itu.
“Neng manis, karena udah mau beli, Engkong kasih gratis dua botol deh. Mau kan?”
Bella merasa tak enak hati dengan tawaran murah hati tadi. Walau ia menolak, pada akhirnya ia pulang dengan membawa tiga botol sekaligus. Bella sama sekali tak menyangka bahwa ia sebetulnya dikerjai kakek itu. Salep yang dibeli sebetulnya punya fungsi lain selain obat anti gigitan serangga. Ada fungsi lain yang ia tidak menduga sama sekali. Salep itu memang berfungsi untuk menyembuhkan pegal atau luka-luka. Tapi salep yang adalah ramuan herbal itu mempunyai kandungan khusus yakni cacing-cacing hitam yang amat halus. Ketika dalam salep, makhluk-makhluk itu akan melingkarkan badan dan melakukan hibernasi. Akan hidup ketika obat sudah dioleh dan terpapar suhu ruang. Saat sudah hidup makhluk-makhluk parasit itu akan menyelusup masuk lewat pori-pori.
Jika penggunanya pria, makhluk-makhluk menjijikkan itu tidak akan memiliki inang dalam tubuh dan akan mati tidak lama kemudian dan tidak akan menimbulkan dampak apa-apa. Namun pada wanita, hasilnya sangat jauh berbeda. Ketika menyelusup lewat pori-pori, cacing-cacing tadi akan mencari inang yang tepat untuk tempatnya hidup. Dan inang itu mereka temukan tak jauh dari sekitar ovarium. Setelah diam beberapa lama, makhluk-makhluk tadi akan mengeluarkan semacam zat penguat hormon yaitu hormone testosterone.
Jika dalam keadaan normal, hormone itu lebih banyak pada pria dan hanya seadanya pada wanita, maka akibat ulah cacing tersebut situasi bisa berubah. Hormon testosterone pada si wanita bisa menjadi sangat banyak dan luar biasa besar sehingga menjadikannya hiper.
Engkong melihati ketika gadis itu melangkah pergi. Senyumnya merekah. Culas, dan ia kemudian tertawa sendiri. Semakin lama semakin keras. Ia sudah sering mengerjai wanita dan kali ini bertambah lagi calon korbannya.
*