Malu

“Gimana sayang?” bisik Beny di telinga Nadila. Ia mencabut jarinya dari vagina dan langsung memasukkan ke mulut gadis manis itu.

Mmmmm, ia menikmati lendirnya sendiri.

“Enak sayang?” lanjutnya saat ia selesai menjilat.

Ia hanya terdiam dan ada sebersit rasa malu. Seharusnya ini tidak boleh terjadi, katanya dalam hati menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal di hatinya. Tetapi rangsangan dan stimulus yang diberikannya terlalu hebat untuk ditahan. Akhirnya ia hanya pasrah saja saat tangan Beny mulai melucutij. Mula-mula seragam dan singletnya dilepasnya hingga payudaranya yang masih kencang terlihat terbungkus bra cream yang seolah-olah tak mampu menampungnya. Padahal ukurannya sudah 36B.