Aku tak percaya si cerdik Anna memiliki rencana lain. Sebelum ia mengajakku berkeliling rumah ini, dia dengan suka rela mengajakku mengendarai mobil Ferarri mewahnya. Pertama-tama, ia mengajariku, memberitahuku komponen apa saja yang ada di mobil.
Dan syukurlah semua ini cukup familiar bagiku. Walaupun aku tak pernah mengendarai mobil mewah sebelumnya.
"Kau sangat cepat mempelajari sesuatu, Liv. Sekarang kau siap untuk mempraktekkannya."ucap Anna membuatku terbelalak kaget.
"Menjalankan mobil ini?"
"Tentu Liv, kau sudah mencobanya
beberapa kali kan? Sekarang kita coba menjalankan lebih jauh lagi."
"Aku mungkin akan merusak mobilmu, Anna. Sungguh."kataku berusaha mempengaruhi Anna untuk memikirkan ucapannya lagi. Tapi Anna malah tertawa.
"Tenang saja, Liv. Aku memang sudah lama ingin mobil baru" katanya tersenyum licik. Ow, dia sengaja menghancurkan mobil ini untuk membeli yang baru.
"Ayolah, Liv. Ini di jalanan hutan. Kau tidak akan menabrak siapa-siapa."
Oke dia benar. Lagipula aku sudah pernah mengendarai mobil sebelumnya. Kalaupun saat itu aku pernah kecelakaan, well, itu karena sedikit kecerobohanku.
Akhirnya aku menyalakan mesin dan mulai melajukan mobil. Aku tersenyum lebar saat merasakan betapa mulusnya aku mengendarai mobil ini. Waw, mobil mahal ini benar-benar hebat.
"Kau berhasil Liv! Aku sudah bilang, kau sangat cepat belajar."
"Ini berkat mu, Anna."
"Oh ya ampun, Livia. Aku hanya sedikit memoles kemampuanmu saja."
Setelah berkendara cukup panjang, akhirnya kami kembali ke rumah yang mereka sebut markas rahasia itu.
Anna mengajakku berkeliling di sekitar rumah ini. Dia menjelaskan hal yang cukup membuatku terkejut.
Jadi mereka memiliki tim bernama Altair Knight, yang berisi pureblood dan sebagian besar vampir berdarah campuran jenis Arcturus. Mereka adalah kumpulan vampir pemakan darah hewan. Tugas mereka adalah menyelamatkan vampir-vampir yang dalam bahaya dari segala jenis.
Terutama vampir berdarah campuran yang terus menerus menjadi incaran vampir pureblood jenis vampir pemburu.
"Jadi.. apakah upacara persembahan yang terjadi beratus-ratus tahun yang lalu masih berlangsung?"tanyaku saat kami melewati kebun belakang yang ditanami beberapa tanaman obat. Aku sendiri baru pertama kali melihat tanaman-tanaman ini.
"Kami masih mencari tahu, Livia. Tapi sejauh ini, kami tak menemukan upacara persembahan semacam itu."jawab Anna menghentikan langkahnya dan duduk di bangku taman dengan dua tiang lampu berbentuk bulat warna warm white.
"Tapi para vampir pemburu itu memiliki ambisi yang tak pernah hilang, Livia. Mereka memiliki keyakinan kolot. Dan akan seterusnya memburu para vampir berdarah campuran"lanjut Anna. Kedua matanya seperti menerawang.
"Ada berapa vampir pureblood di sini, Anna?"tanyaku sambil merapatkan jaketku. Disini cukup dingin saat malam semakin larut.
"10 Liv, dan kurang lebih 150 vampir berdarah campuran. Mereka terserbar di sekitar Inggris."
Perbandingan yang sangat jauh. Jika tebakkanku benar, para vampir pureblood pasti tak akan mau mengikuti tim semacam ini yang membatasi pergerakan mereka, dan menurunkan harga diri mereka dengan bekerja sama pada vampir berdarah campuran.
"Kenapa kau dan Nathan mengikuti tim ini?"tanyaku hati-hati. Sebenarnya aku takut ia tersinggung. Aku hanya penasaran saja.
"Aku memiliki pemikiran yang sama dengan Jason soal kedudukan semua vampir. Begitu aku bertemu Jason, aku merasa kekuatanku sangat berguna, Livia."jawab Anna dengan tenang.
Aku tersenyum ke arahnya, kagum. Ia adalah perempuan yang cerdas dan pemberani. Tapi tunggu, semenjak bertemu Jason?
"Sejak kau bertemu Jason? Bukankah kalian bersaudara?"
"Liv, vampir pureblood tidak bisa hamil. Kita semua tentu bukan saudara kandung."jawab Anna tertawa pelan. Oh ya, aku melupakan fakta itu. Dan itu artinya, Anna dan Nathan mungkin saja tak ada hubungannya dengan masa lalu Jason.
"Jason, yang membentuk tim ini. Dia mengajarkanku banyak hal yang sangat bertentangan dengan sifat alamiah vampir. Dan anehnya aku setuju dengannya."
"Sebelum kau di sini, kau tinggal bersama vampir juga?"tanyaku penasaran.
"Ya. Aku dibesarkan oleh dua orang vampir pureblood. Mereka memiliki pemikiran yang sama dengan vampir jaman dulu. Tapi mereka tidak kejam, Liv. Bukan jenis vampir pemburu"jelas Anna tersenyum. Ia seperti membayangkan kembali masa kecilnya dengan keluarganya.
"Kau masih sering mengunjunginya?"
"Ya, kadang saat musim panas di London. Aku akan pulang ke tempatku. Di sana tidak ada musim panas"jawab Anna.
"Lalu bagaimana dengan orang tuamu-" Anna menghentikan kalimatnya dengan cepat. Kemudian ia menatapku, merasa bersalah. "Maaf Liv.. maksudku,"
Aku tertawa pelan lalu menggelengkan kepalaku mengisyaratkan padanya kalau aku tidak tersinggung sama sekali.
"Aku tinggal dengan paman dan bibiku, mereka adalah manusia. Ku rasa kau sudah tahu soal ini,"ucapku dan Anna mengangguk. Tentu saja ia sudah bisa mengetahui jelas keluargaku di Manchester tanpa perlu aku ceritakan.
"Dan kabar gembiranya. Beberapa jam yang lalu, sebelum aku ke sini, aku tahu orang tuaku."
"Benarkah Liv? Sudah kau temukan?"
"Err.. belum ditemukan. Sepertinya mereka sudah meninggal. Tapi yang pasti, ibuku adalah seorang penyihir dan ayahku seorang pureblood"
Aku melirik ekspresi wajah Anna yang menganga tak percaya.
Kemudian ia tertawa pelan sambil menutupi mulutnya.
"Liv.. itu luar biasa. Ibumu pasti penyihir yang sangat hebat."
"Bagaimana kau bisa mengatakan itu?"tanyaku ragu. Jika dia penyihir yang hebat, seharusnya ia bisa menyelamatkan diri dari persembahan itu.
"Dia hamil seorang bayi vampir. Dan proses kehamilan itu sangat beresiko, Liv. Cara mereka melahirkan pun sangat mengerikan. Ibumu adalah wanita yang kuat dan pemberani, Liv."jawab Anna dengan antusias. Dia benar-benar memiliki wawasan yang sangat luas.
Dan aku mulai berpikir kalau selama ini aku membenci orang yang salah. Ibuku mempertahankanku dengan penuh resiko. Bahkan setelah melahirkanku pun, mereka masih menanggung banyak resiko karenaku.
"Oh ya, Ann. Saat itu kalian menyelamatkan wanita yang sudah tercabik-cabik oleh vampir. Apa maksudnya itu?"tanyaku yang baru teringat kejadian penyerangan waktu itu, Nathan menyebut kalau wanita yang telah tercabik-cabik vampir itu masih bisa diselamatkan.
"Waktu menyebarnya racun vampir adalah 24 jam, Livia. Racun itu akan membawa orang tersebut menjadi vampir, atau mati."jelas Anna kemudian bangkit dari duduknya. Mengajakku untuk kembali mengikutinya.
"Jika luka yang didapatkan korban tidak terlalu parah, maka kami bisa menyelamatkannya dalam waktu kurang dari 24 jam, untuk membangkitkannya menjadi vampir berdarah campuran."lanjut Anna kemudian kami sampai di depan sebuah ruangan.
Anna membukanya, kemudian aku terkejut melihat ruangan ini berisi kotak-kotak inkubasi dari kaca yang disekat oleh plastik-plastik tebal bening. Tempat ini terlihat sangat steril hingga aku dan Anna harus memakai sarung tangan dan penutup kepala.
"Menurut penelitian Jason dan Nathan, korban yang sudah terlanjur bertransformasi menjadi vampir pureblood, memiliki tingkat agresif yang tinggi. Dan sayangnya, pikiran mereka akan sama dengan vampir yang menggigit mereka." jelas Anna kemudian menunjukkanku kotak-kotak inkubasi kaca yang berisi manusia-manusia dengan baju seperti pasien rumah sakit UGD.
Mereka semua terpejam, dengan kulit pucat, beberapa di antara mereka bertubuh sangat kurus, dengan luka-luka bekas gigitan.
"Jadi maksudmu, jika yang menggigitnya seorang vampir pemburu yang memiliki pikiran jahat, maka korban yang digigit itu akan bertransformasi menjadi vampir pemburu juga?"tanyaku memastikan kesimpulan yang ku terima.
Anna menganggukkan kepalanya. Dan itu sangat mengerikan. Seperti seseorang yang terpapar virus zombie.
"Kau tahu? Jason dan Nathan memiliki sifat dan kepribadian seperti ibu mereka. Jason memiliki ibu yang cerdas, sementara Nathan memiliki ibu yang pemberani dan percaya diri. Keduanya memiliki sedikit sifat kemanusiaan" bisik Anna tertawa kecil. Dan itu menular padaku. Waw, aku mendapatkan banyak sekali informasi dari Anna. Dan aku suka jika Anna sangat senang mengobrol denganku.
"Anna,"
Aku dan Anna sama-sama menoleh ke belakang. Ternyata Licoln yang baru saja memanggil. Ia berdiri di ambang pintu kemudian ia tersenyum canggung ke arahku.
"Hai, Livia.."sapanya.
"Hai, Licoln." Jawabku tersenyum geli mengingat kejadian tadi siang saat aku memergokinya sedang mengawasiku.
"Ada apa Lic?"tanya Anna.
"Aku ingin bicara denganmu, tapi jika kalian belum selesai.."
"Silakan, kami sudah selesai." Jawabku terkekeh.
"Apa kau bosan mendengarkanku?"ledek Anna.
Aku tertawa pelan. "Tidak, Anna. Aku sangat suka mengobrol denganmu. Tapi ada yang lebih membutuhkanmu sekarang"
Anna menganggukkan kepalanya kemudian melambaikan tangannya padaku mengikuti langkah Licoln keluar. Sepertinya mereka memiliki hubungan. Aku tertawa geli kemudian buru-buru keluar dari ruangan yang seperti ruangan mayat ini. Melepas penutup kepala dan sarung tanganku.
Aku berjalan keluar melalui pintu belakang yang tadi dilewati olehku dan Anna. Sampailah aku di kebun tadi. Pemandangan yang mencuri perhatianku adalah desa Ensmer.
Tempat para vampir berdarah campuran itu tinggal. Dan aku membayangkan kedua orang tuaku mungkin pernah tinggal di sana.
Aku merasa bersalah karena selama ini membenci orang yang salah.
Mereka meninggalkanku karena alasan yang sangat kuat. Tapi disisi lain, hatiku lega karena aku tak harus membenci siapa-siapa lagi. Sekarang, aku juga penasaran dengan keluarga Jason, keluarga bangsawan Clayton.
Mereka semua pasti masih hidup kan? Mereka adalah vampir abadi.
Apa mereka mencari Jason? Atau mereka melupakan Jason? Dimana mereka sekarang? Dan aku baru tahu selama ini Jason menutupi identitas aslinya yang merupakan mantan pangeran kegelapan.
Tentu saja, bagaimanapun, Jason akan dianggap sebagai pengkhianat bangsa mereka. Dan menurut novel-novel horror yang pernah ku baca, mungkin orang-orang pada zaman itu akan membuat sebuah sayembara, untuk siapapun vampir yang berhasil membawa kepala Jason.
Sangat mengerikan. Dan aku sempat berpikir, jika benar aku memiliki kemampuan kuat untuk membunuh vampir pemburu, aku ingin bergabung dengan tim ini.
Bukan karena Jason. Aku ingin melindungi semua 'vampir baik' terutama vampir berdarah campuran. Aku tersenyum sambil memeluk tubuhku sendiri saat aku melihat beberapa vampir berdarah campuran di desa Ensmer yang sepertinya sedang membuat pertunjukan musik kecil-kecilan. Mereka seperti orang-orang di dalam negeri dongeng.
Terlihat sederhana, damai, dan ramah. Dari kejauhan, aku juga melihat anak-anak kecil yang berdansa.
"Mereka sedang melakukan persiapan untuk perayaan 'Good Sun' beberapa hari lagi."bisik Jason yang tiba-tiba saja berdiri di sebelahku dengan tangan kanannya yang melingkar di pinggangku, menarikku mendekat ke arahnya.
"Perayaan Good Sun?"
"Mereka memiliki kepercayaan kalau matahari adalah sumber kehidupan mereka. Jadi mereka akan melakukan perayaan setiap tahunnya" Jawab Jason pelan. Aku mendongak menatap ke arahnya dengan nanar.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
Jason menunduk menatapku sambil tersenyum lebar.
"Karena aku mengenal beberapa dari mereka dengan baik" bisiknya membuatku tertawa pelan.
"Apa kau mau datang ke sana?"
Aku menoleh padanya lagi, mendongakkan kepalaku. Jason mengajakku? Atau hanya bertanya.
"Ku rasa aku ingin kesana." Jawabku tertawa pelan.
"Kalau begitu datang bersamaku" bisik Jason semakin menundukkan kepalanya mengarah padaku.
"Tentu, sayang." Bisikku dengan nada mengejeknya. Tapi Jason malah tertawa kemudian melumat bibirku dengan lembut. Aku merasakan senyumnya di bibirku, membuatku gemas hingga menarik wajahnya dan membalas lumatannya dibibirku. Sementara tangan Jason yang satunya lagi ia taruh dipinggang sebelah kiriku, dan semakin memelukku.