Eight. Markas

"Hey tim medis! Cepat tolong Harist!" teriak Jessi dari kejauhan. Tidak ada yang tenang ketika mereka melihat kondisi Harist, bahkan Vale sendiri langsung turun tangan untuk membantu Harist, sebelum akhirnya Cyslin menarik Vale agar tetap diam di tempatnya. "Kita masih harus mencari tahu siapa dalang di balik penyerangan tadi, atau, kita harus menanyakan pada Vincent, siapa yang ia suruh untuk menjaga dermaga itu," tutur Vale tenang. Carol dan Cyslin langsung bergegas, kali ini adalah tugas mereka yang sesungguhnya. Sedangkan Gracie dan gadis tadi diamankan oleh Sasha.

Vale pikir, setelah rencana kerja sama ini berjalan, tidak ada masalah lain yang datang. Pantas saja Vincent mau memberikan wilayahnya begitu saja, karena tidak ada peraturan di tempat itu, ia hanya berkuasa, namun tidak memberlakukan norma kemanusiaan apapun. Dan mau tidak–tidak mau, Vale harus mengubah lingkungan hidup di wilayah–wilayah itu. Agar tidak ada lagi kejadian seperti ini. "Hubungi Vincent, minta dia kirimkan bukti kekuasaan wilayah itu kita yang memegang, jika hanya surat tanah, mereka tidak akan percaya," ucap Vale panjang, yang dianggukki oleh Jessi dan Alvin.

Padahal perihal bom saja belum diketahui siapa yang membocorkan rancangannya, sekarang sudah menambah permasalahan baru. Belum lagi, mereka juga masih harus mencari tahu sesuatu dari masa lalu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Ah, terlalu banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan, sehingga satu pekerjaan pun belum sempat selesai. Wajar saja, karena beberapa detektif disewa untuk menyelesaikan kasus lain, dan membuat tugas dari perusahaan ini tertunda. Mereka memang bekerja untuk orang lain, tapi alasan organisasi dan perusahaan ini dibuat untuk menyelidiki kasus–kasus yang sudah ditutup beberapa tahun lalu, tapi tidak ada hasil apapun dari kasus itu.

Atau dalam kata lain, yang organisasi ini lakukan adalah penyelidikan secara ilegal. Namun tenang saja, ketika mereka sudah mendapatkan semua barang buktinya, tentu saja mereka akan menyerahkan informasi tersebut ke pihak yang lebih tinggi jabatannya dari pihak kepolisian. Mereka tidak bekerja untuk negara, tapi mereka bekerja untuk menentang negara. Dan organisasi yang Vale pimpin sekarang, sudah dibentuk ketika Vale berusia 12 tahun, dan sekarang usianya 22 tahun. Ah, sudah 10 tahun berlalu.

Dulu, orang yang pertama kali bergabung dengan Vale adalah Harist, dan Jessi. Keduanya membantu Vale dalam merekrut orang, dan mencari tempat–tempat yang pas untuk dijadikan markas. Sampai pada akhirnya, organisasi dan perusahaannya Vale dikenal oleh shadow world, dan kementerian pertahanan setiap Negara. Vale rasa, uang yang ia miliki sekarang, cukup untuk mengungkap tuntas semua kasus yang ingin ia bongkar. "Guez, Tuan Vincent sudah mengirimkan surat peralihan kepemilikan, besok jika kau memiliki waktu, beliau akan mengantar mu untuk datang ke sana," ucap Jessi panjang. Vale mengangguk kecil, ia kemudian mengambil berkas yang baru saja diterima oleh Jessi. Ternyata, ada tiga wilayah tambahan yang letaknya di luar Negeri? Kenapa Vincent secara tiba–tiba menambahkan wilayahnya?

"Siapkan tim 2 untuk mengawal, jika bisa ... bawa tim khusu juga untuk pengawalan besok," titah Vale tenang. "Tapi Guez, tim 3 masih menyelesaikan tugas di Asia, akan sulit bagi mereka jika harus datang hari ini juga," tutur Jessi. Vale menghela nafas panjang, benar juga. Padahal Vale sendiri yang mengutus mereka untuk menyelesaikan kasusnya, tapi ia sendiri yang lupa jika mereka masih bekerja. "Siapkan tim 1 untuk ikut dengan kita," ucap Vale, yang kemudian dipanggil oleh Vale.

Sesekali, ia membawa tim 1 untuk bertugas, toh sudah lama juga ketua tim 1 itu meminta untuk segera diberi pekerjaan. Ah, setelah ini, apa yang harus Guez lakukan? Menjenguk Harist? Tanpa dilihat pun pria itu tidak akan mengalami koma untuk waktu yang cukup lama. "Oh iya, bagaimana keadaan gadis tadi dan Gracie?" tanya Vale, namun tidak ada siapapun yang menjawabnya. Haish, Jessi pergi meninggalkannya begitu saja, sama seperti teman kecilnya dulu. Tanpa berpikir panjang, ia meninggal Vale sendirian, dan hampir mati ditembak oleh orang–orang sialan itu. "Jika dipikir–pikir, kenapa Jessi dan Cyslin tidak menyukai kehadiran Gracie di sini? Aku tahu kepekaan mereka terhadap sifat orang lain itu tinggi, tapi sepertinya Gracie bukan orang jahat ..." gumam Vale, sembari melangkah pergi.

Karena Vale khawatir dengan kondisi kedua gadis itu, ia memutuskan untuk mendatangi tempat mereka, hanya untuk menanyakan bagaimana keadaannya. Begitu Vale sampai di depan pintu ruangannya, ia mengetuk pintu itu terlebih dahulu, namun tak kunjung ada balasan dari Gracie, ataupun gadis tadi. Saat Vale hendak membuka pintu tersebut, Gracie terlebih dahulu membukakan pintu untuknya, dan mempersilahkan Vale untuk masuk ke dalam. "Apa ada yang harus saya lakukan, Tuan?" tanya Gracie. Vale menggelengkan kepalanya, namun kemudian ia berkata. "Beritahu aku, di mana kau berkuliah sebelumnya?" ucap Vale balik bertanya. Gracie tersenyum simpul, lalu ia menjawab, "Aku sudah lulus tahun kemarin, dan aku tidak berpikir untuk melanjutkan S2," jelasnya singkat. Ah, Vale kira gadis ini masih 17 tahun, ternyata ia dan Gracie memiliki umur yang sama.

"Ah, ternyata kau lulusan muda, ya?" tanya Vale, dan dianggukki oleh Gracie. "Aku lulus di usia 20 tahun, dan tahun ini aku 21 tahun. Vale sedikit tersentak mendengar ia lulus di usia 20 tahun, Vale saja lulus di usia 22, dan tahun ini baru melanjutkan S2nya, walau di university yang sama. Oh iya, selagi Vale hanya berdua saja dengan Gracie, ini bukannya kesempatan Vale untuk menanyakan informasi lengkap mengenai Gracie? Sudah berada di sini, bahkan Vale tidak mengetahui latar belakang kehidupan Gracie, tempat asalnya pun Vale tidak tahu. "Gracie ... kenapa kau bisa ada di sini? Dan hidup sebatang kara?" tanya Vale. Gracie menghela nafas pelan, kemudian ia menoleh kearah Vale. "Orang tua saya meninggal sejak saya kecil, saya dibesarkan oleh paman dan bibi. Namun ... mereka meminta bayaran atas hal itu, dan tanpa sepengetahuan saya, saya dijual oleh mereka ... tapi saya berhasil kabur, dan masuk ke kapal barang agar bisa pergi jauh dari mereka," jelasnya, dengan suara yang sedikit parau.

Vale terdiam, ia berpikir ... kenapa banyak sekali orang yang menjadi korban perdagangan manusia? Apa untungnya bagi mereka memperjual belikan manusia seperti itu? Apalagi, pada akhirnya, manusia yang dijual hidup menderita ditangan orang yang membelinya. Sangat dramatis, bukan? "Ah, maaf aku menyinggung soal itu ... tapi, apakah kau mau besok ikut bersama kami lagi?" tanya Vale, yang dibalas anggukan antusias Gracie.

Haish, kenapa gadis ini terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan di depan Vale? Ah, berpikir apasih Vale ini, mungkin ini karena rasa kagumnya saja pada Gracie. Jessi dan Cyslin sudah membenci gadis ini, jangan sampai karena rasa gemas Vale ia semakin dibenci Jessi dan Cyslin.

"Oh Guez? Sedang apa kau di sini?"

~~~~~~~