BAB 09 : Pekerjaan Saka

Malam ini Saka sedang berada di sebuah cafe, sebagai pengantar makanan, saka mendapatkan tugas pekerjaan saat malam dari pukul 19:00 sampai 23:30.

"Saka kamu antar kan makanan ini di meja nomor dua belas" Ujar Lina, pencatat menu

"Baik." Balas Saka sambil tersenyum ramah dan berjalan ke arah meja yang sudah ditentukan.

Memang saat malam hari cukup sepi para pelanggan yang datang, hanya para bujangan yang nongkrong di cafe seperti saat malam ini.

"Ini pesanan anda Tuan." Ujar saka sambil meletakkan piring yang berisi makanan

"Terimakasih."

"Sama-sama saya permisi dulu." Saka kembali ke tempatnya

"Ehh saka, Itu kepala ama pipinya kenapa?" Tanya Lina yang ikut duduk bersama saka

"Kecelakaan aja kak." Jawab Saka

"Loh kamu ini ya, bandel banget jadi orang udah celaka baru tau rasa."

"Biasalah kak, cari sensasi."

"Sensasi biar keliatan keren di depan para cewe gitu?."

"Maksudnya gak gitu kak, saka cuma cari angin buat nenangin diri."

"Tinggal di balkon rumah, emang gak bisa?." Sambil menepuk bahu Saka

"Biar lebih enak aja hehe." Balas Saka dengan cengengesan

"Dasar kamu saka, dibilangin selalu ngeyel."

"Permisi apa ada minuman kopi hitam hangat?." Tanyanya yang langsung datang ke kasir

"Oh ada sebentar saya buatkan." Sahut Lina langsung menulis pesanannya

Saka menatap pemuda yang sedang menunggu di depan kasir itu, membuatnya merasa kenal dengan orang itu.

Orang yang di tatap saka itu merasa ada yang memperhatikan dirinya langsung menolehkan kepalanya dan matanya bertemu dengan tatapan khas saka.

"Heh lu saka?." Langsung menghampiri saka

"Hm." Balas Saka

"Wah gak nyangka bisa ketemu lu disini, masih ingat kan ama gua Raditya?." Yang ternyata ditatap oleh saka itu adalah Raditya orang yang baru dia kenal.

"Ya." Singkat saka, menatap datar orang yang berada di hadapannya sekarang

"Emang lu lagi ngapain disini?." Tanya Raditya

"Kerja."

"Lu kerja, malem gini buset bukan maen."

Raditya sendiri tidak percaya, saka si murid yang di kenal dengan sebutan brandal, berkerja?

"Jika ingin meledek saya itu hak anda, saya bukan seperti orang yang anda dengar dari orang lain, jangan menilai seseorang dari dengarnya tapi coba nilai dari apa yang kau lihat saat ini." Ucap saka

Saka langsung berjalan kearah tempat yang memang di khususkan untuk bernyanyi agar bisa menghibur para pelanggan yang datang, saka duduk dan mulai menghidupkan mic-nya, sepertinya saka akan bernyanyi?.

"Halo semuanya, saya akan bernyanyi apa ada yang ingin merequest sebuah lagu?." Ucap saka yang menggunakan Mic

Raditya yang melihat saka yang sedang duduk di atas panggung yang tidak terlalu tinggi dan besar, tercengang dengan apa yang tadi saka katakan padanya.

"Hei apa kau teman sekelas saka?." Tanya Lina tiba-tiba

"Heh!" Raditya langsung terkejut dengan kehadiran Lisa yang tiba-tiba

"Ini kopinya." Lisa memberikan gelas yang berisi kopi hangat yang sudah terseduh

"Te-terima kasih, apa saka sudah lama berkerja di sini?." Raditya mulai penasaran dengan sosok seorang Saka.

"Udah setahun lebih dia kerja disini, bahkan pelanggan yang sering kesini sangat akrab dengan saka, bagi mereka saka adalah penghibur yang terbaik disini, ya karena saka pintar bernyanyi dan bermain musik." Jelas saka, sambil mengarahkan pandangannya ke Saka

"Luar biasa." Raditya terus menatap kearah saka yang akan mulai bernyanyi itu

"Aku ingin kau bernyanyi lagu yang berjudul, Someday to you!." Ujar salah satu pelanggan perempuan

"Baiklah."

"Benarkah saka bisa bernyanyi?." Tanya Raditya pada Lisa

"Lihat saja."

Musik pun sudah mulai, saka menunggu nada musiknya dengan nyanyian agar sesuai.

"Yeah, you!

Yeah, you!

I used to wanna be

Living like there's only me

But now I spend my time

Thinking 'bout a way to get you off my mind (Yeah, you!)

I used to be so tough

Never really gave enough

And then you caught my eye

Giving me the feeling of a lightning strike (Yeah, you!)

Look at me now, I'm falling

I can't even talk, still stuttering

This ground I'm on, it keeps shaking

Oh, oh, oh, now!

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you

Everybody's tryna be a billionaire

But every time I look at you, I just don't care

'Cause all I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you (Yeah, you!)

I used to run around

I didn't wanna settle down

But now, I wake each day

Looking for a way that I can see your face (Yeah, you!)

I've got your photograph

But baby, I need more than that

I need to know your lips

Nothing ever mattered to me more than this (Yeah, you!)

Look at me now, I'm falling

I can't even talk, still stuttering

This ground I'm on, it keeps shaking

Oh, oh, oh, now!

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you

Everybody's tryna be a billionaire

But every time I look at you, I just don't care

'Cause all I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you (Yeah, you!)

Look at me now, I'm fallin'

I can't even talk, still stutterin'

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah, yeah, yeah

(Yeah, you!)

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you (Yeah, you!)

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you

All I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you (Yeah, you!)

Everybody's trying to be a billionaire

But every time I look at you, I just don't care

'Cause all I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you (Yeah, you!)

'Cause all I wanna be, yeah, all I ever wanna be, yeah, yeah

Is somebody to you (Yeah, you!)

Yeah, you"

Selesai bernyanyi saka mengucapkan terimakasih kepada para pelanggan yang merasa terhibur dengan nyanyiannya, dan terdengar tepuk tangan untuk saka.

"Wow dia punya suara yang merdu.!" Puji Raditya ikut bertepuk tangan

"Terimakasih semuanya." Ujar saka, lalu turun dari panggung kecil itu

"Memang sangat luar biasa!."

"Hoho suara kakaknya bikin candu."

"Lagunya terdengar bagus."

"Wah saka lu nyanyinya bagus bener."

"Nah kamunya yang gak tau." Sambung Lisa

"Itu mah hal biasa, kak Lisa." Balas Saka

"Seperti biasa selalu menghibur." Lanjutnya yang pekerja lainnya dengan memberi ancuan jempol

"Emang hebat lu saka, rasanya lu hapal semua lagu."

"Gak juga kak, itu ke betulan hapal aja."

"Tapi hebat bener lu saka, gua bener-bener gak percaya lu bisa nyanyi, gua gak tahu tentang lu, ini aja gua baru dateng ke cafe ini."

"Thanks atas pujiannya."

"Hehehe sama-sama!."

Saka melakukan pekerjaannya dengan baik seperti biasa, memang semakin jam menunjukkan pukul sebelas malam semakin juga pelanggannya berkurang.

Tugas akhir saka adalah mencuci piring dan gelasnya, sudah selesai dengan tugas terakhirnya sekarang semua pekerja yang sama bersip malam akan pulang dan menutup cafenya, pukul lima pagi nanti akan di buka kembali seperti itulah setiap harinya.

"Kak saka pulang dulu." Pamit saka

"Ya hati-hati."

Saka melangkah pergi dari cafe untuk kembali ke rumahnya, lagi dan lagi saka lupa bahwa dia tidak memiliki kendaraan apapun, sedangkan motornya masih berada di bengkel dan saka lupa menanyakan dimana bengkel yang membenarkan motornya pada Evans.

"Mati gua!" Batin Saka, melihat jalan yang sudah sepi dan hanya beberapa kendaraan yang masih berlalulintas.

"Woy saka!."

Saka yang sedang berjalan menoleh ke asal suara tersebut, ternyata yang memanggilnya adalah Raditya.

"Lu pulang kenapa gak naik kendaraan aja, emang rumah lu deket?." Tanya Raditya sambil melambatkan laju mobilnya

"Motor gua masih di bengkel." Terus berjalan

"Mau gua anter?." Tawar Raditya

"Lu kenapa ngikutin gua hah, bukannya lu dah pulang dari tadi?."

"Hehehe sengaja nungguin lu."

Saka memutar bola matanya malas mendengar ucapan Raditya barusan.

"Gua anter ya?."

"Mendingan lu pulang gak usah ganggu gua, bisa bahaya lu masih di luar jam seginian."

"Seharusnya itu lu, gua udah biasa."

"Gua bisa ngelindungin diri sendiri, dan gua saranin buat lu mendingan lu pulang aja, pasti emak lu nungguin kepulangan lu noh di rumah."

"Emang dari mana lu tau, kalo emak gua lagi nungguin anaknya?."

"Dari cenayang, puas!."

Jika berlama-lama dengan orang yang bernama Raditya ini, saka bisa mengeluarkan banyak omongan tidak seperti biasanya.

"Yaudah mendingan sekarang lu naik ke mobil gua, terus di mana alamat rumahnya?." Raditya langsung memberhentikan mobilnya

"Ini orang rasanya ingin aku tendang ke planet mars sekalian!." Batin Saka

"Nah sekarang kenapa lu bengong?, Anggap tanda terimakasih atas pelayanan baik lu di cafe tadi."

"Gua malas ngomong asal lu tahu, anter ke blog 3 jalan melati." Ucap saka, langsung masuk kedalam mobil Raditya

"Ok sip!."