Jaejoong menarik nafas dalam-dalam, mengingat kejadian beberapa jam yang lalu membuatnya kesal. Lima tahun yang lalu, ia masih mengingat dengan jelas penghinaan wanita itu padanya. Mengatakan jika ia adalah anak haram dan harus menyembunyikan dirinya untuk menghindari kecaman dari luar.
Jaejoong tidak bisa berpikir lebih jauh bagaimana bisa ada keluarga seperti mereka didunia ini. Sungguh, ia tidak pernah sekalipun ingin hidup bersama mereka. Lebih baik Jaejoong menjadi sebatang kara daripada ia harus hidup dengan keluarga yang begitu angkuh seperti mereka.
Junsu yang melihat lelaki cantik itu terlihat lesu mendekatinya, mendudukkan diri disamping ranjang, "Apa terjadi sesuatu?" tanyanya.
Mata bulat lelaki cantik itu melirik Junsu sekilas, "Hmm.. aku bertemu mereka saat makan siang dengan Yunho."
"Mereka?"
"Siapa lagi, tentu saja keluarga ayahku. Mereka masih sama menyebalkannya dengan yang dulu." dengus Jaejoong kesal, mendudukkan diri disamping Junsu, "Hyung, apa menurutmu aku bisa membuat Jung Yunho menyukaiku?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu, apa kau menyukai pria itu?" tanya Junsu bali, menatap Jaejoong yang menggeleng pelan, "Jika tidak menyukainya, lalu kenapa?"
"Karena sepertinya putri wanita itu menyukai Yunho shi, jadi aku ingin merebut pria itu darinya." ujar Jaejoong tak acuh, menatap Junsu dengan senyum lebar, "Tidak apa-apa, kan, hyung?"
Lelaki manis itu merotasikan bola matanya malas, mengetuk kening Jaejoong dengan gemas, "Apa kau tahu jika beberapa hari lalu ada pria yang mencarimu?"
"Hmmm.. nugu?"
"Namanya Jeon Sanghyun, sepertinya dia kaki tangan Kim Sangwoo."
Jaejoong mengerjab beberapa kali, memikirkan satu sosok yang mungkin saja ia kenal. "Untuk apa dia mencariku?" tanya Jaejoong.
Junsu menarik nafas panjang, menatap Jaejoong dengan lekat, "Dia ingin kau kembali ke keluarga Kim."
Flashback On..
Junsu kembali melirik pria itu sekilas sebelum mempersilahkannya untuk memasuki unit apartemen yang ia tinggali dengan Jaejoong, "Tunggu diruang tamu, aku akan segera kembali."
Sanghyun mengangguk, mendudukkan dirinya sendiri dengan nyaman dengan sepasang mata tajamnya yang memperhatikan ruang tamu berukuran sedang itu. Ternyata Jaejoong tinggal dengan Junsu—yang ia tahu adalah salah satu atasan dan juga teman Jaejoong.
Dari informasi yang ia dapatkan Kim Junsu adalah orang yang selama ini membantu Jaejoong dalam segala hal. Termasuk pendidikan dan juga tempat tinggal, lelaki manis itu memberikannya untuk Jaejoong yang saat itu tidak memiliki siapapun dan juga apapun.
Tak!
Secangkir teh diletakkan diatas meja—tepat didepan Sanghyun. Pria itu mendongak dan menatap Junsu yang kini mendudukkan diri didepannya dengan begitu santai, "Terima kasih tehnya."
"Sama-sama.." gumam Junsu, menatap pria tampan didepannya penasaran, "Jadi…?"
Sanghyun berdehem pelan, menatap lelaki manis didepannya dengan lekat, "Aku kesini untuk membawa tuan muda Jaejoong kembali ke kediaman keluarga Kim."
"Huh, tuan muda?" Junsu terkejut, merasa bingung harus menjawab apa. Namun, jika dipikirkan kembali pasti ada alasan keluarga Kim ingin membawa Jaejoong kembali, "Siapa yang menyuruhmu?"
"Akan lebih baik jika aku berbicara dengan tuan muda Jaejoong secara langsung."
"Lalu. Apa menurutmu dia akan mau bicara denganmu, apalagi kembali pada keluarga yang telah membuangnya. Tidak, bukan membuang tapi tidak mengakuinya." dengus Junsu, bersedekap dada dan menatap pria didepannya dengan tajam, "Katakan semuanya padaku, dan aku akan menyampaikannya pada Jaejoong."
Pria Jeon itu menarik nafas beberapa kali sebelum kembali bersuara, "Jika begitu, aku meminta bantuanmu Junsu shi."
Flashback Off..
Jaejoong terdiam, menatap Junsu yang baru saja menceritakan pertemuannya dengan Sanghyun—salah satu asisten dari ayahnya yang selama ini tidak pernah peduli tentang keadaannya, "Lalu aku harus bagaimana, huh?"
"Lakukan apapun yang kau suka dan jangan melakukan sesuatu yang tidak kau sukai. Bukankah hal itu sudah aku katakan padamu berulang kali, Kim Jaejoong shi?"
Lelaki cantik itu terkekeh pelan, memeluk Junsu dengan erat, "Gomawo, Junsui."
"Panggil aku hyung!"
***
Seolhyun menatap ibunya dengan tatapan penasaran, karena selama ini wanita yang melahirkannya ini tidak pernah membuatnya atau memaksanya untuk dekat dengan seorang pria, "Kenapa eomma ingin aku dekat dengan Jung Yunho?"
Kibum melirik sekilas putrinya lalu mendengus pelan, "Akan lebih baik kau tidak bertanya dan dekati Jung Yunho. Akan sangat menguntungkan keluarga kita jika kau bisa mencuri hatinya apalagi membuatnya menikahimu."
"Eomma?" Seolhyun masih tidak mengerti keinginan ibunya itu, "Kenapa harus Jung Yunho?"
"Karena dia adalah putra sulung keluarga Jung. Kau pasti pernah mendengar keluarga seperti apa mereka kan?" ujar Kibum dengan senyum tipis, mengingat kembali jika identitas keluarga Jung begitu sempurna dimata publik. Mereka tidak tersentuh media sama sekali—jika tidak ada ijin dari mereka.
Seolhyun terdiam, tidak menyangka jika Jung Yunho berasal dari keluarga terpandang, "Aku baru tahu tentang hal ini."
"Itu karena selama ini Yunho dan ayahnya berselisih. Aku dengar dari ayahmu tuan Jung tidak menyukai Yunho yang ingin menjadi seorang fotografer, tapi jika kau bisa mencuri hati Yunho dan membuat pria itu kembali kekeluarganya, bayangkan apa yang akan kau dapatkan dari keluarga Jung."
Wanita muda itu menatap ibunya, lalu membayangkan status Jung Yunho sebagai penerus keluarga Jung. Ia menarik nafas dalam, menjadi putri dari ayahnya saja sudah sangat sulit untuknya. Jika ia menjadi pasangan Yunho, ia tidak bisa lagi membayangkan apa yang akan ia hadapi. Meski begitu ia tidak berani untuk menentang keinginan ibunya, "Jika memang itu yang eomma inginkan, aku akan mencobanya." ujar Seolhyun dengan senyuman tipis.
Kibum mengangguk puas, ia yakin putra dan putrinya tidak akan pernah mengecewakannya. Hal lain yang harus ia urus adalah Kim Jaejoong. Pemuda yang akan dibawa suaminya kembali kerumah. Seorang yang bisa mengancam status kedua anaknya dalam warisan keluarga—meski ia ragu keluarga suaminya setuju untuk menjadikan Jaejoong sebagai ahli waris.
'Kim Jaejoong, huh.'
Seolhyun menatap ibunya yang saat ini sedang termenung dan ia tahu apa yang tengah dipikirkan wanita paruh baya itu saat ini.
Kim Jaejoong.
Adik tiri yang lahir karena ketidaksengajaan ayahnya yang saat itu mabuk—saat melakukan dinas luar kota. Tidak ada yang tahu jika bocah itu lahir kedunia ini selain kedua orang tuanya, dan ibu bocah itu—yang saat ini keberadaannya tidak diketahui.
Jika kakek dan nenek dari pihak ayahnya tahu tentang keberadaan Jaejoong, ia tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Karena seolhyun tahu keluarga ayahnya adalah orang yang sangat disiplin dan juga membenci masalah.
'Sepertinya aku harus melihat bagaimana eomma dan appa akan bertindak lebih dulu.'
***
Yoochun menatap datar pria bermata tajam didepannya, yang telah menghabiskan sebotol wine tanpa mengijinkannya untuk meminumnya barang seteguk, "Apa yang terjadi padamu, dude?"
Sepulang kerja teman baiknya ini mengajaknya untuk minum disebuah bar yang menjadi langganan mereka. Yunho terlihat sedikit kacau dan sedikit banyak ia tahu penyebabnya.
"Kau belum mengatakan apapun sejak tadi, Yunho."
Mata tajam pria itu melirik Yoochun sekilas, lalu menatap ponselnya tak acuh, "Menurutmu apa yang harus aku lakukan pada Kim Jaejoong?"
"Jaejoong, ada apa dengannya?" tanya Yoochun bingung, menatap Yunho tak acuh, "Apa terjadi sesuatu padanya?"
Yunho mendengus pelan, memutar gelas wine ditangannya, "Bukankah aku harus melakukan sesuatu setelah tahu jika dia adalah orang yang aku tiduri lima tahu yang lalu?"
Yoochun berdehem pelan, "Lalu, memangnya apa yang akan kau lakukan?"
"Jika itu lima tahun yang lalu, berarti usianya masih tujuh belas tahun." gumam Yunho lirih, mengusak surainya dengan kasar, "Aku meniduri bocah belasan tahun Park Yoochun, menurutmu apa yang harus aku lakukan?"
"Well, sebenarnya jika aku boleh jujur kau adalah orang yang membuat Jaejoong menjadi seperti sekarang." Yoochun terkekeh miris, mengingat bocah yang waktu itu diselamatkan Junsu dengan bantuannya, "Jika kau ingin bertanggung jawab, tanyakan pada Jaejoong sendiri apa yang dia inginkan."
Mata musang Yunho mengerjab beberapa kali, menegakkan tubuhnya dan memutar tubuhnya agar menghadap Yoochun, "Menurutmu apa Jaejoong akan ingat padaku?"
"Dia tidak akan ingat siapa kau. Tapi, jika kau bertanya tentang apa yang terjadi lima tahun yang lalu, aku yakin Jaejoong masih mengingatnya dengan jelas." ujar Yoochun dengan kekehan kecil, menepu bahu Yunho beberapa kali, "Jika kau mau, tanya pada Junsu, karena selama ini lelaki itu yang mengurus Jaejoong."
"Junsu? Maksudmu Kim Junsu, lelaki yang memiliki setengah saham dari agensimu itu?" tanya Yunho terkejut.
Yoochun mengangguk, "Ya, Kim Junsu yang itu."
To be continued