7. Sepupu.

"Mabuz?" ucap Athena.

Athena tak tersenyum lagi, ia menatap pegawai toko ini dengan was-was. Athena langsung berlari tanpa mengucap apapun lagi. Keringat kembali bercucuran dari keningnya. Ia berlari sangat cepat hingga satu kakinya terkilir sebab salah langkah.

Athena terjatuh, wajah pucatnya menimpa tanah terlebih dahulu. Athena yang masih ketakutan tetap berlari tanpa mempedulikan rasa sakitnya.

Athena membuka pintu kediaman keluarga besar mamanya dengan cepat, beberapa aunty menatap kedatangan Athena dengan aneh.

"Ada apa sayang?" tanya Mama Athena khawatir.

"A-aku hanya mencari tas kecil ku! Aku takut handphone ku menghilang." jelas Athena sembari menetralkan napasnya yang tadi terengah-engah.

"Mama yang menyimpannya, ada di kamar atas, tempat kau dan Mira tidur nanti." jelas Mama Athena.

"what's wrong with your daughter? Hera?" tanya nenek Athena.

"That's the rule, right? careless." ucap aunty Bella.

"sudah baikkan? masuk kamar sana, mama akan ambilkan minum." mama Athena–Hera.

"Iya." Athena membalas singkat sebab ia kesal dengan aunty Bella.

Athena menaiki tangga menuju lantai tiga rumah ini. Athena masih merasa kesal, namun ia masih ketakutan.

Athena memasuki kamarnya, ia merebahkan dirinya di atas kasur dengan kasar.

"Kenapa kau?" tanya Mira, sepupunya Athena, anaknya aunty Runa.

"Aunty Bella, menyebalkan." jawab Athena.

"Kau seperti baru kenal dia saja." balas Mira sembari duduk di kasur. ia melipat kakinya, duduk sila di dekat Athena.

"kau sendiri saja?" tanya Athena seraya menatap Mira.

"tidak, Kai dan Haru sedang belanja cemilan untuk anak-anak dirumah." jelas Mira.

Kai adalah kakaknya Mira, sedangkan Haru adalah anak aunty Bella dan juga adiknya Nika. Usia Mira dan haru dua tahun lebih muda dibanding Athena, Kai, dan Nika.

"Kau sudah lama disini?" tanya Athena lagi.

Mira mengangguk cepat. "Sial, aku ada disini dua hari sebelum kau datang!" ucapnya kesal.

"Kenapa kau terdengar kesal seperti itu?" heran Athena.

"Tak perlu pura-pura tidak tau. Kau pasti tau rasanya dibandingkan dengan Nika anaknya aunty Bella." ucap Mira sembari memukul-mukul kasur.

Athena tertawa. "Lagi pula, kenapa kau datang cepat sekali?" ucap Athena disela tawanya.

"Aku libur, baba dan bubu langsung membawa ku kesini." jelas Mira.

"Oke aku masih tak terbiasa dengan panggilan Baba dan Bubu mu itu." Athena bangkit dan duduk di hadapan Mira.

"Kau sendiri? biasanya mengajak teman." tanya Mira.

"Tidak, karena acara ini mendadak, sepertinya akan ada sesuatu yang sangat penting. Aku tak mau menambah beban pikiran nya nanti." jawab Athena lumayan panjang.

"Menurutmu sepenting apa?" seseorang tiba-tiba datang dan berdiri diambang pintu.

"Sepenting kau yang harusnya mengetuk pintu sebelum masuk." balas Mira sembari melemparkan bantal tepat ke wajah kakak lelakinya.

"Adik payah!" Kai mengambil bantal yang terjatuh, ia berlari ke arah adiknya lalu memukul Mira menggunakan bantal.

"Dasar bocah." ucap Athena malas.

"Sudah lama, kak?" tanya Haru.

Athena diam, tak lama ia mencubit pipi Haru dengan gemas. walau umurnya sudah enam belas tahun, Haru tetap menggemaskan—tidak seperti kakaknya yang menyeramkan.

"Lumayan, kau sendiri? sudah lama?" tanya Athena.

Athena berhenti mencubit pipi Haru, ia menepuk kasur disebelahnya untuk Haru duduk.

"Dua hari yang lalu kalau tidak salah." jawab Haru.

"Kau tak menyapa ku?" panggil Kai pada Athena.

"Tidak." balas Athena.

"Menurut kalian, apa yang akan dibahas kali ini?" tanya Mira.

"Pasti kenakalan kak Kai." ucap Haru tanpa dosa.

Athena tertawa, "Pintar sekali." ucapnya.

"Aku setuju, asal kalian tau. Kai mendapat nilai lima belas di ujian sejarahnya!" jelas Mira.

"Tutup mulut mu adik payah." ucap Kai dingin.

"Wuu, Kai marah??" ucap Mira membuat emosi Kai memuncak.

"Anak-anak, cepat turun dan makan malam." teriakan itu berasal dari bawah, suaranya seperti suara milik mamanya Athena—Hera.

"Yes mom!" balas Athena sembari bangkit dari kasur.

"Kak! ikut!" Haru si lelaki manis nan polos langsung mengejar Athena.

"Apa kau?!" tanya Kai.

"Apa? Kau cari masalah?!" tanya Mira balik.

Mira mengejek Kai dan berjalan pergi dari kamar. tapi sebelum itu, Kai menarik kaki adiknya hingga adiknya terjatuh. bibir Mira sampai berdarah sebab ia tersungkur begitu saja.

"DASAR MONSTER!!" Mira berteriak, ia langsung berdiri lalu menarik rambut Kai dengan emosi.

"HEI JANGAN RAMBUT KU PAYAH!!" Kai ikut menarik rambut adiknya. sesi tarik menarik rambutpun tak dapat dihindari.

"Turun, kebawah. Sekarang!" ucap Runa, mamanya Mira dan Kai.

kedua bersaudara yang tadi emosi langsung terdiam ditempat, mereka langsung berjalan cepat pergi dari kamar tersebut.

[——————————————————]

"Kalian jika sudah bertemu satu sama lain tingkahnya menjadi seperti anak kecil." ucap Runa.

"Dia yang mulai." Mira menunjuk Kai.

Kai memukul punggung tangan Mira yang menunjuknya.

"Kau harus sopan pada yang lebih tua." peringat Kai.

"Iya-iya, maaf ya kakek buyut." ejek Mira.

"Kakek buyut kau bilang?! Kau nenek sihir!" ejek Kai balik.

"Sudahlah, jangan ribut, kita mau makan." ucap Nika, anak tertuanya Aunty Bella.

Mira dan Kai diam tak bicara, namun dalam hati mereka mengumpat tentang Nika.

"Bagaimana sekolah mu? Athena?" tanya Aunty Bella dengan aura menyebalkan khas dirinya.

"Lancar saja." jawab Athena seadanya.

"Benarkah? bagaimana dengan nilai mu? Nika saja memenangkan kompetisi sains." sesi menyebalkan dimulai, sesi dimana Aunty Bella akan membanding-bandingkan keponakannya dengan Nika.

"Aku? nilai ku tidak terlalu bagus seperti Nika, aku juga tak memenangkan kompetisi manapun." jawab Athena.

Athena tersenyum dalam hati—senyum miring yang mengerikan.

"Tapi setidaknya aku tak membayar pihak sekolah agar aku dapat mengikuti kompetisi itu, aku juga tak membayar pihak lawan agar mereka mengalah." ucap Athena tanpa peduli tentang dengan siapa ia bicara saat ini.

Mira menahan tawa, Kai melakukan hal yang sama dengan adiknya. Haru diam dengan wajah datar, namun ia tertawa dalam hatinya.

"Hera! peringati anak mu untuk sopan kepada ku!" kesal Aunty Bella.

"Anak-anak hanya mengatakan apa yang mereka tau, Bella." ucap nenek.

"Tapi dia! tidak sopan!" kesal Aunty Bella.

"Aunty Bella terlalu menyebalkan, aku jadi malas berlaku sopan." celetuk Athena.

"Sudahlah, Ma." ucap Nika.

"Dia memang tidak tau sopan santun." lanjut Nika.

setelah perdebatan kecil keluarga besarnya Athena, mereka menyantap makanan mereka masing-masing. Makanan yang disiapkan untuk makan malam ini adalah makanan spesial karena dibuat dengan penuh cinta dari nenek.

Setelah menghabiskan makanan serta mengobrol sebentar, Athena dan Mira kembali kelantai paling atas untuk menuju kamar mereka.

Dikamar, kini ada Mira, Athena, Kai, serta Haru.

keempatnya mengobrol banyak hal, cerita sehari hari mereka hingga hal aneh yang mereka jumpai.

sampai pada giliran Athena bercerita, Kai heran mengapa Athena berteman dengan Karina. maksudnya, kenapa Karina mau berteman dengan Athena yang aneh dan tidak jelas seperti ini.

"Aku mau bertanya." ucap Athena.

"Apa itu kak?" tanya Haru.

"Sesuatu yang penting?" tanya Kai juga.

"Kalian tau Mabuz? namanya, maksudku." tanya Athena.

"Tidak." jawab Mira.

"Kau tidak tau ya kak? Mabuz itu nama yang keren. Arti namanya saja penjaga Kastil kematian." jelas Haru dengan mata berbinar.

Athena kembali teringat dengan ucapan seseorang sebelum mimpi saat itu.

Si Penjaga kastil kematian.

Hal ini bukan kebetulan, kan?