8. Sedikit Percakapan.

"Kau jadi suka yang seperti itu, ya?" Mira terkekeh.

"Tidak, aku hanya merasa pernah mendengar nama itu sebelumnya." jawab Athena.

"Deja Vu?" tanya Kai.

"similar like that." jawab Athena.

"Aku juga pernah merasa Deja Vu." ucap Mira.

"Deja Vu bagaimana?" tanya Haru.

"Suatu hari aku merasa ketakutan, aku merasa pernah setakut itu sebelumnya. Setelah ku ingat, ternyata ketakutan itu karena memecahkan kaca arloji milik Kai." jelas Mira dengan nada menakut-nakuti.

Kai mengangguk-angguk kan kepalanya, ia juga menyilangkan kedua tangan nya di depan dada.

"Pantas saja, ya?" ucap Kai menyeramkan.

Mira meneguk ludahnya kasar. ia kebablasan!

"Hehehe, aku tak sengaja, Kak." ucapnya Mira takut.

Kai kembali mengangguk, tanganya mengambil bantal dengan cepat lalu memukul wajah adiknya lagi.

"Maaf ya, Dik. aku tidak sengaja." ucapnya sembari tersenyum dan semakin lama semakin tersenyum lebar.

"Haru, ayo kita tidur." Kai mengajak Haru untuk pergi dari kamar perempuan.

Kai tak peduli tentang Haru yang menolak atau belum membalas perkataannya. Kai menarik tangan Haru lalu pergi dari kamar dengan cepat.

Kamar lelaki dan perempuan saling berhadapan, sedangkan tangga ada ditengah-tengah.

"Aku tak mau tidur dulu." Mira mengambil tas kecilnya, ia mengambil handphone lalu memakai headphone tanpa kabelnya.

Ia tidur di kasur miliknya, ntah apa yang ia lakukan, yang pasti ia bernyanyi sembari memainkan handphonenya.

Athena yang tak tau harus melakukan apa akhirnya memutuskan untuk menelepon Karina. sudah enam jam lamanya ia tak bicara dengan sahabatnya.

Membutuhkan waktu dua menit untuk menyambungkan telepon Athena dengan Karina yang sedang berada di negara yang berbeda.

"Ck, baru ingat punya teman kau?!" kesal Karina.

Athena cecengesan. "Maaf kawan, aku lupa." ucapnya.

"Bagaimana? Tak ada yang terluka kan?" tanya Karina.

"Tidak, aman." ucap Athena santai.

"Kapan pulang?" tanya Karina dari balik telepon.

"I dont know. acaranya belum mulai." jelas Athena.

"Bagus, jadi kemungkinan besar hari senin kau belum pulang?!" tanya Karina kesal.

"Iya ... mungkin." jawab Athena ragu.

"Ada siapa saja disana?" tanya Karina lagi.

"Ada Kai, adiknya, Haru dan kakaknya." jawab Athena.

"Besok kau ada dirumah?" tanya Karina.

"Iya, harusnya ada dirumah. Ntah apa yang akan terjadi." jawab Athena.

"Coba kau tanya dulu sana." saran Karina.

"Memangnya kenapa?" tanya Athena.

"Kalau kau ada dirumah, kita video call saja. bisa sambil menonton kan?" ucap Karina.

"Baiklah, akan aku tanya. tak perlu matikan teleonnya." Athena bangun dari kasur, ia berjalan turun kelantai dasar.

Dilantai dasar, Athena melihat mama dan papa serta aunty dan pamannya.

"Ma, besok ada rencana apa?" tanya Athena tanpa mematikan sambungan teleponnya.

"Oh? Ada sayang." jawab Hera.

"Apa? mau kemana?" tanya Athena.

"Ya, kalian anak-anak akan pergi belanja sambil bermain!" jelas Aunty Runa.

"Lalu kalian?" tanya Athena.

"Ada sesuatu yang harus orang tua lakukan, sayang." Jawab nenek.

"Oh, baiklah. Selamat malam." Athena kembali menaiki tangga dan pergi ke kamarnya.

"Bagaimana? Sudah dengar?" tanya Athena sembari kembali duduk di atas kasur.

"Ya, sudah dengar. berarti kita tak bisa video call ya?" tanya Karina dengan suara sedih.

"Ya, mungkin malam atau sorenya bisa." jawab Athena.

"Baiklah, aku akan menunggu walau lama." ucap Karina.

"Hei Karina, boleh aku bercerita?" tanya Athena.

"Tumben sekali, tentu saja Boleh, kenapa?" ucap Karina.

"Saat aku sampai dan sedang dalam perjalanan menuju rumah ini, Aku tertidur dan bermimpi sesuatu yang mengerikan." ucap Athena.

"Mimpi apa?" tanya Karina, nada suara terdengar lebih bersemangat dan penasaran.

"Aku tenggelam di danau, ada suara-suara yang bicara sesuatu yang tak kumengerti, serta seorang bernama Mabuz yang menjadi topik utama mereka." jelas Athena agak panjang.

Karina tak membalas, tak ada jawaban dari balik telepon.

"Karina?" panggil Athena.

"Oh?! maaf-maaf." jawab Karina.

"Kenapa? ada yang salah?" tanya Athena.

"Apa lagi? Suara-Suara itu mengatakan apa tentang Mabuz?" tanya Karina.

"Tunggu, kau tau Mabuz?" tanya Athena bingung.

"Tidak, aku penasaran, makanya aku bertanya." jelas Karina.

"Ya, suara itu mengatakan kalau Mabuz jadi sangat kuat, mereka tak dapat mengalahkannya, mereka juga mengatakan kalau semesta tidak baik baik saja, dan hal lain seperti itu." jawab Athena.

"Apa dia bilang kalau Mabuz akan menghancurkan kita?" tanya Karina lagi.

"Atau Mabuz bilang akan merenggut hal paling kita sayang?"

"Atau mungkin akan mengambil kehidupan kita?!"

Karina bertanya tiga kali berturut-turut, suaranya terdengar panik, gelisah, sampai ketakutan.

"Tidak ada yang seperti itu." jawab Athena.

"Karina bagaimana kau tau?" tanya Athena bingung dan curiga.

"T-tidak, kok." jawab Karina gugup.

"Ceritakan saja!" ucap Athena semakin penasaran.

"Tidak, aku matikan dulu, sampai jumpa." telepon dimatikan sepihak oleh Karina.

Athena dapat merasakan kebohongan serta kegelisahan yang berasal dari Karina. Athena semakin bingung, siapa Mabuz? bagaimana bisa Karina mengenalnya? kenapa Karina terdengar ketakutan?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar dalam otak Athena. Ia sungguh tak paham, ia ingin melupakan tentang Mabuz tapi sahabat dekatnya malah mengetahui tentang Mabuz juga.

Athena memutuskan untuk mencari tau di internet tentang apa yang dia alami, tentang siapa Mabuz, darimana dia, apa yang terjadi, dan sebagainya.

Namun nihil, setelah satu jam mencari petunjuk tentang Mabuz serta lainnya, Athena hanya menemukan arti nama Mabuz yang berarti penjaga kastil kematian.

Hal itu sangat mirip dengan apa yang ia dengar serta apa yang Haru katakan. Athena bahkan telah mencari tentang kastil kematian juga. namun sekali lagi, ia tak mendapatkan informasi apapun tentang itu.

Athena menatap kasur disebelahnya, Mira sepertinya sudah tertidur karena headphone yang ia pakai sudah dilepas. Athena merebahkan tubuhnya kasar, ia ingin tidur dan melupakan itu, namun ia takut saat ia tertidur ia malah bermimpi tentang Mabuz lagi.

Athena akhirnya diam, ia memutuskan untuk mengistirahatkan matanya terlebih dahulu, serta menambah energi untuk mencari tau.

Athena melepaskan handphone dari tangannya, perlahan ia mengganti posisinya menghadap kearah Mira dan membelakangi tembok.

Tak perlu waktu lama untuk Athena tertidur, tak sampai lima menit, Athena sudah berhasil tidur dan mengistirahatkan organ tubuh luar maupun dalamnya.

Selama beberapa saat, Athena dapat tertidur dengan tenang nan damai. Tidur tanpa mimpi buruk maupun baik, setidaknya lebih baik.

Tidur Athena yang tak terganggu sedikitpun itu tiba-tiba kacau. Secara tiba-tiba ada suara bahkan kalimat yang mendadak muncul di depan wajah Athena.

"Kau selanjutnya, persiapkan diri."

Walau kalimat yang terdengar baik dan tidak terlalu mencekam, namun Athena sampai tak dapat menutup matanya lagi. ia terus berpikir apa yang terjadi terhadap dirinya sendiri.

setelah Mabuz, teka-teki baru muncul membuat Athena ketakutan serta harus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya itu.