Athena tak dapat tidur, ia terus memikirkan apa yang sebenernya terjadi dengan lingkungannya. Apa mungkin semua ini disebabkan oleh ia yang tak mau mendengarkan Karina?
Athena terus membuka matanya, ia memainkan handphone dari malam hingga menjelang pagi. Ia melakukan hal yang menguras tenaga. Ia tetap mencari tau tentang Mabuz, kalimat yang ia dengar tadi, serta banyak hal lainnya.
Athena mulai memejamkan mata ketika handphone miliknya kehabisan baterai dan mati. Athena tidur dengan posisi duduk di atas kasur sembari menekuk dan memeluk lututnya sendiri.
Athena tidur kira-kira pukul tiga pagi, Athena benar-benar tertidur tanpa adanya gangguan dari mimpi atau pikiran sendiri.
Ketika Athena tertidur, Karina tak melakukannya. Jika boleh jujur, Karina khawatir tentang Athena sebab ia juga bermimpi Mabuz datang kepadanya. Karina menyerah dengan Mabuz di internet, ia tak dapat menemukan apapun disana.
Akhirnya, Karina memutuskan untuk mencari tau tentang Mabuz lewat buku, ntah itu sejarah, biologi, ataupun cerita dongeng. Karina hanya ingin mendapatkan informasi mengenai Mabuz.
Karina bukan hanya kesal karena Mabuz menganggunya, Karina kesal karena Mabuz mengganggu Athena juga.
Setelah Karina telusuri tentang Mabuz lebih lanjut, Karina menemukan fakta bahwa Mabuz berasal dari Arthurian legend. Arthurian Legend adalah Kisah kolektif Raja Arthur dan ksatria meja bundar di istananya, kisah ini adalah salah satu subjek terpenting dari sastra Eropa abad pertengahan.
Karina semakin tidak mengerti, mengapa ini terjadi? Apa yang terjadi pada dunianya? Jika Mabuz berasal dari abad pertengahan, mengapa ia dan Athena memimpikan sosok Mabuz dalam tidur mereka?
Karina memikirkan semua ini dari malam hingga malam lagi, ia hanya makan satu kali dan pergi ke kamar mandi jika perlu. Kepalanya pusing, hidungnya bahkan mengekuarkan darah sebab kepalanya terlalu sakit.
Karina akhirnya memutuskan untuk beristirahat pada pukul empat pagi. Iya, seperti kelelawar yang melakukan kegiatannya dimalam hari lalu tidur di pagi hari.
[————————————————]
"Athena, bangunlah." Mira membangunkan sepupunya ketika ia selesai mandi dan membersihkan rambutnya.
"Bangun, payah. Bubu menyuruh kita untuk segera bersiap!" Mira menggoyangkan tubuh Athena dengan kasar supaya Athena terbangun dari tidurnya.
"Untuk apa?" tanya Athena sembari menguap.
"Tidak tau, makanya bangun Payah!" kesal Mira.
"Ya-iya." Athena pun terpaksa bangun dari tidurnya. Ia baru saja bisa menikmati tidur, namun apa daya, takdirnya belakangan ini sangat tidak baik.
Athena mengusap wajahnya, mengumpulkan nyawa sebab terlalu cepat dibangunkan.
"Ambil ini, cepat bersiap, kami tunggu dibawah." Mira melemparkan handuk milik Athena tepat ke wajah sang pemilik.
Athena pun menerima lemparan handuk tersebut, ia beranjak pergi ke kamar mandi di bagian tengah kamarnya dan kamar Kai.
Athena kembali ke kamar lalu memakai pakaian nya. Ia memakai celana Jogger berwarna hitam, kaus lengan sedang berwarna putih, dan jaket transparan gelap.
Setelah mengikat rambutnya, Athena berlari kelantai bawah untuk bertemu dengan sepupunya yang lain.
Semuanya sudah duduk disana, Kai, Nika, Haru, Mira. keempatnya duduk sembari menunggu Athena.
"Lama." ucap Kai begitu Athena ingin bicara.
"Nah, karena semuanya sudah berkumpul disini. Aku meminta kalian untuk pergi ke super market, membeli cemilan, bahan masakan dan menghabiskan waktu bersama." jelas Aunty Runa.
"Untuk apa? Ayolah, bu. jangan membuat ku ikut dalam permainan rumah-rumahan ini." ucap Kai kesal.
"Ikut, atau tidak ku ijinkan kau kembali." ucap Aunty Bella menyeramkan.
"Baiklah." pasrah Kai.
Aunty Runa kembali tersenyum.
"Nah, semuanya naik ke mobil! Kai akan mengendarainya!" ucap Aunty Runa.
"Athena, sadar posisi mu dan duduk di kursi belakang." Aunty Bella terdengar marah. mungkin ia masih kesal dengan apa yang Athena ucapkan kemarin.
"Iya." ucap Athena setengah mengantuk.
Aunty Runa pun memberikan kunci mobil pada anak sulung lelakinya, Kai menerima kunci mobil tersebut dengan sedikit berat hati.
Para cucu pun menaiki mobil, sesuai dengan apa yang Athena ucapkan tadi, Ia memilih untuk duduk di kursi paling belakang. Itu memberikannya keuntungan, yaitu dapat tidur tanpa memikirkan orang lain akan terganggu atau tidak.
"Tumben kau tidak melawan." ucap Mira setelah mobil yang mereka naiki berjalan lumayan jauh dari rumah.
"Aku mengantuk, bangunkan saja aku ketika sampai." Athena tak peduli, ia bahkan menaikkan kakinya ke kursi mobil agar posisi tidurnya semakin nyaman.
"Loh? kau kenapa mengantuk sekali?" tanya Mira tidak paham.
"Kakak tidak tidur malam, kah?" tanya Haru.
"Sudahlah, biarkan dia tidur, bocah. Dia belajar semalaman." ucap Kai yang melihat kelakuan sepupu serta adiknya tersebut.
"Dia belajar sangat keras seperti itu pasti karena iri dengan ku." ucap Nika.
"Bukannya iri, Athena ingin memenangkan pertandingan tanpa uang." ucap Kai santai.
Mira tertawa terbahak-bahak.
"Kau bayar berapa? Kau bayar pakai uang tunai kan? Tidak lucu kalau kau membayar seseorang dengan uang hasil pinjam." ucapan pedas itu menurun dari Athena kepada Mira. Jika mereka disatukan, maka mereka akan membuat mental seseorang terganggu karena ucapanya.
"Tidak, Kak Nika tidak meminjamnya." Haru mencoba membela kakaknya.
"Dia menjual barang-barangnya terlebih dahulu, setelah itu menggunakan uangnya untuk membayar mereka." jangan percaya pada seseorang, begitu juga dengan Haru. wajahnya yang polos belum tentu ucapannya baik dan lugu.
"SIALAN!" Nika yang duduk di kursi sebelah Kai berniat menarik kerah baju adiknya.
"DIAM! KALIAN INGIN MOBIL INI TERTABRAK HAH?!" teriak Kai yang tidak konsentrasi karena kebisingan ini.
Mira dan Haru kembali ke kursi mereka masing-masing. Keduanya diam menunggu sampai.
Tak lama, hanya sekitar lima belas menit setelah itu, mereka semua sampai di super market. Kai memarkirkan mobil di dalam, Mira membangunkan Athena dan Haru tidak peduli dengan kakaknya yang nampak marah padanya.
"Ayo, tunggu apalagi?" tanya Kai.
Haru pun berjalan cepat ke samping Athena, ia menggenggam tangan kakak sepupunya itu.
"Kalian terlihat seperti sepasang kekasih." ucap Mira malas.
"Bilang saja kau tak punya kekasih, kan?" ledek Haru.
"Ck, kau tak tau saja, aku punya kekasih." ucap Mira.
Kai menatap adiknya, tatapan nya kesal, terkejut, dan bingung disaat bersamaan.
"Kau serius?" Haru memancing Mira agar ia mengatakan semuanya dihadapan kakak lelakinya.
"Serius." jawab Mira.
"Wow, laporan bagus untuk hari ini, sayang." Kai merekam semuanya, ia mengirim pesan suara tersebut ke grup keluarga kecilnya.
Mira meneguk ludahnya kasar.
"Kak, aku bercanda." ucapnya.
Athena tak ikut mengobrol, ia sibuk menguap, mengusap wajahnya, atau bahkan berpikir siapa Mabuz sebenarnya.
Athena tak pernah seperti ini, Athena adalah perempuan yang tidak terlalu peduli dengan sekitarnya, hanya rumah, musik, satu temannya, mungkin ketiga saudaranya ini.
Namun kali ini berbeda, Athena benar-benar memikirkan siapa Mabuz. Seperti semua yang Athena lakukan ingin ia hentikan untuk mencari tau tentang Mabuz tersebut.
Athena mengambil Troli dorong, ia tak sengaja menabrak seseorang.
"Ah, maafkan aku." ucap Athena dengan wajah datar serta mata yang kosong.
Orang yang tadi ia tabrak hanya diam lalu pergi.
"Ayo!! Kita belanja! Kai yang bayar!!" teriak Mira kegirangan.
Setelah semunya masuk kedalam super market— Mall, orang tadi membasuh wajahnya di wastafel kamar mandi.
"Itu Athena?!"