Haru dan Mira mulai berlarian mencari cemilan yang mereka inginkan. Kai mendorong troli belanjaan dengan malas. Nika hanya berjalan sambil sesekali mencoba membuka pembicaraan.
Athena? dia berjalan disamping kanan Kai, ia berjalan dengan wajah mengantuk. Kantung mata, serta aura yang ada disekitar Athena sangat tidak mengenakkan.
"Athena, kau kenapa?" tanya Kai.
Athena melirik sepupu lelakinya tersebut.
"Aku mengantuk sekali." jawab Athena sembari kembali menguap untuk kesekian kalinya sejak mereka sampai di super market ini.
"Apa yang kau lakukan semalaman?" Kai kembali bertanya.
"Aku—Teleponan dengan Karina." bohong Athena. Mana mungkin ia mengatakan kalau ia sedang mencari sesuatu tentang Mabuz kan?
"Sampai malam?? tidak tidur?" kali ini Nika yang bertanya.
"Kau tau, teman terbaik itu yang dapat menemani mu ketika kau tidak bisa tidur." Athena tersenyum miring walau ia mengantuk.
"Kau tak pernah merasakan nya? Aku lupa, kau kan tak punya teman." ucap Athena.
"Sialan." kesal Nika.
"Jangan banyak bicara, kau saja tak dapat berjalan dengan benar seperti itu." ucap Kai.
"Bisa, aku baik-baik saja." Athena kembali menguap, kali ini ia berjalan lebih cepat. Athena di tabrak oleh seseorang.
"I'm sorry, I'm in a hurry are you okay?" ucap orang yang menabrak Athena tadi.
Athena membuka matanya, jujur dia tidak mengerti kenapa ia merasa sangat mengantuk.
"I'm fine, sorry I didn't pay attention to the road earlier." ucap Athena.
Orang tersebut pun pergi setelah berpamitan, ia pergi ntah kemana.
"Kemarilah." Kai menarik Athena.
Kakak lelakinya Mira menyuruh Athena untuk duduk diam di dalam troli.
Athena terlihat terlalau mengantuk, akan berbahaya membiarkannya berjalan sendirian.
Haru dan Mira kembali dengan cemilan yang mereka bawa di tangan mereka. Kai melarang Mira dan Haru untuk meletakan belanjaannya di troli yang ia bawa. Kai bahkan menyuruh Nika untuk membawa troli baru.
"Dia seperti anak kecil saja, sial." kesal Nika sembari terus mendorong troli mengikuti Kai.
"Kalau mengoceh, lepaskan saja trolinya, biar aku yang bawa." ucap Kai dingin.
"Enggak kok!" ucap Nika cepat.
Jika boleh jujur, Nika menyukai Kai, sejak kecil. tapi Kai hanya memperhatikan Athena saja.
Nika akhirnya mendorong troli belanjaan dengan kesal. Nika sering berpikir apa yang kurang dari dirinya, dia pintar, cantik, baik, tapi mengapa sulit sekali untuk mendapat perhatiaan Kai.
"Kau ini kenapa, sih?" tanya Mira pada Athena.
"Kau tau? Beberapa orang sulit tidur karena masalah mereka." jawab Athena.
"Kau punya masalah juga rupanya." Kesal Nika.
"Kita hanya membeli camilan?" tanya Haru.
"Mau beli apa lagi?" tanya Kai.
"Ntah, bagaimana menurut kak Athena?" tanya Haru Lagi.
"Kita cari bahan masakan saja." Athena yang mulai menyesuaikan diri dengan pagi ini akhirnya dapat bangun dan membuka matanya dengan sadar.
"Kau mau masak?" Kai tertawa kecil.
"Tidak, kita main saja nanti malam. Playstation menurut ku, bagaimana? Kalian setuju?" tanya Athena sembari berjalan lebih cepat dan menarik Mira.
"Boleh, atau wii juga bisa." Ucap Mira.
"Baiklah, aku ikut saja." Ucap Kai.
"Kalau kalian ikut aku akan ikut." Haru
mengangkat tangan nya tinggi-tinggi seperti anak kecil.
"Kau mau ikut?" tanya Kai pada Nika.
"Bo-boleh?" tanya Nika
"Bukannya kakak harus belajar untuk olimpiade hari rabu?" Tanya Haru sengaja untuk membuat kakaknya kesal.
"kau tidak boleh seperti Haru." ucap Athena.
"Kau juga kalau mau ikut main nanti malam, datang saja ke kamar ku." Ucap Athena.
"Iya, aku akan datang." ucap Nika agak senang.
"Tumben kau tersenyum pada Athena, biasanya kau malas dengannya." curiga Mira.
"Kau mau melakukan sesuatu, HAH?" tanya Mira sembari berterak di akhirnya.
"Jangan Seperti itu payah!" Kai menampar kening Mira.
"sudahlah, lebih baik kita membeli makanan nya saja." Athea terlhat lebih segar dan bersemangat dibanding sebelumnya.
"Aye-Aye captain!" ucap Mira dan Haru bersamaan.
Athena dan yang lainnya pun mulai kembali mencari makanan, sayur, margarin, tepung terigu, telur, roti, sereal dan lainnya.
Dua Troli yang mereka bawa sebelumnya kini telah terisi penuh dengan belanjaan, berbanding terbalik dengan dompet Kai yang menipis sebab uangnya digunakan untuk membayar belanjaan-belanjaan ini.
"Hei mana daging nya?!" ucap Mira ketika mereka sudah dekat dengan kasir.
"Disitu! Memang tidak ada?" tanya Athena yang berada di sebrang kasir karena malas mengantri.
"Tidak ada daging apapun disini!!" teriak Mira kesal sekaligus panik.
"Kalian ambil sana!" ucap Mira memaksa.
"Tidak, Athena dan Nika saja." Ucap Kai bodo amat sebab ia sedang memainkan handphonenya.
"Cepat pergi atau ku habiskan semua uang bulanan mu yang telah ku tabung di atm ini." Mira mengeluarkan atm dari dalam dompet Kai sebagai sandera.
Kai yang sudah kehilangan banyak uang mau tak mau harus menuruti apa kata adik perempuannya. Kai pun menarik Nika dan Athena untuk menemaninya.
Mereka bertiga berlari ke tempat daging, daging sapi, ayam, kambing. Kai mengambilnya secara acak hanya agar uang bulanan yang ia tabung baik-baik saja.
"Athena ambil Dagingnya lagi!" ucap Kai setengah berteriak.
"Iya!" balas Athena setengah berteriak juga.
Athena berjalan mengambil daging yang belum mereka ambil satu pun sejak tadi. Ia memilah dagingnya, mencari daging yang masih segar serta berukuran besar.
"Kak, bisa ambilkan itu?" seorang gadis cilik tiba-tiba datang dan meminta Athena untuk mengambilkannya daging.
"Kau perlu yang mana?" tanya Athena.
"Yang itu saja, kak." gadis itu menujuk daging berukuran sedang yang berada di sebelah tangan Athena.
Athena pun mengangguk dan mengambilkan gadis tadi daging yang Ia minta.
"Ini dagingnya." Athena memberikan gadis itu daging tadi.
Gadis tadi menerima daging yang Athena berikan kepadanya.
"Terima kasih ya, kak." ucap gadis itu.
"Sama-sama." balas Athena sembari tersenyum.
Gadis tadi pun pergi dengan berjalan kebelakang, ia terus memandangi Athena bahkan tanpa bekedip. Ketika tubuh si gadis tadi mulai berbalik, kepalanya tetap mmandang Athena.
Ia tersenyum kepada Athena dengan tubuh yang sudah mengarah kedepan namun kepalanya masih bisa menatap Athena.
Kali ini gadis itu bahkan tertawa setelah Athena tak sadarkan diri saking terkejutnya dia.
"Apa yang kau lakukan?" tanya orang tua gadis tadi.
"Sudah ku bilang kita hanya melihatnya, bukan menunjukan diri kita." lanjutnya.
"Tenang saja, bodoh. ini hanya tubuh anak kecil, tak akan ada masalah dengan itu." suara si anak kecil berubah menjadi suara bariton.
"Masalah, kau membuat pikirannya semakin terganggu." balas orang tua tadi.
"Dia akan baik-baik saja, kita, mereka, dan semesta akan baik-baik saja." jawab suara bariton itu lagi.
"Kita sudah bertemu dengannya, perempuan keseimbangan yang akan membantu kita." ucap suara Bariton lagi.
orang tua tadi mengangguk, mereka pun pergi dari mall setelah membuat sedikit kekacauan.