Mereka semua sedang menikmati sore dengan minum teh bersama di ruang keluarga. Para pria membuat kelompok sendiri, begitu juga dengan para wanita.
Para ibu membicarakan bisnis mereka, sedangkan Ana dan Camille membicarakan pekerjaan mereka yang dianggap melenceng, namun sangat mereka sukai.
"Apakah orang-orang di museum tahu, bahwa kakak adalah istri dari seorang Henri Archambeau, menantu dari Rupert Archambeau?" Tanya Ana penasaran.
"Tidak ada yang tahu." Jawab Camille lalu tertawa.
Ana merasa takjub dengan kemampuan kamuflase Camille.
"Jangan memandangku seperti itu. Kau juga kan tidak ketahuan selama bekerja di perpustakaan." Kata Camille pada Ana.
"Ah… Benar juga. Tapi itu karena margaku adalah O' Riain. Dan mereka tidak terlalu peduli untuk mencari tahu asal-usulku, jadi itu sangat meringankan." Jawab Ana santai.
Margot yang sedang mengutak-atik ipadnya, tiba-tiba saja mengingat sesuatu lalu berhenti. Ia menatap Ana sebentar, kemudian berpikir, lalu kembali menatap Ana.
"Mama, apa mama tahu? Bulan lalu saat musim gugur semakin dingin, Flaneur tetap penuh dengan bunga-bunga cantik bermekaran." Kata Margot.
"Lalu kenapa?" Tanya Anaïs tak mengerti.
"Aku hanya merasa aneh saja. Apa karena di bulan itu Ana berulang tahun? Aku pikir mereka terbiasa melakukan itu sejak Ana tinggal di sana waktu itu." Kata Margot.
Ana dan Anaïs hanya saling bertatapan. Mereka berdua tidak bisa membuat alasan apapun tentang hal itu.
Ana adalah pemilik Flaneur, jadi para staf terbiasa menghias hotel dengan cantik saat ulang tahunnya. Namun, mereka berdua tentu tidak bisa menceritakan hal yang mereka rahasiakan itu, kan?
"Apa kakak akan terus-terusan tinggal di Flaneur?" Tanya Rupert tiba-tiba.
"Bukannya Kak Margot mempunyai beberapa gedung di Paris?" Beatrice ikut bertanya.
Margot tiba-tiba menjadi salah tingkah. Sudah berapa tahun Ia menikmati fasilitas dan pelayanan di Flaneur tanpa membayar apapun, hingga dia lupa bahwa Ia harus mulai tinggal di rumahnya sendiri. Tapi apa masalahnya? Yang Margot tahu, hotel itu milik Ibunya, jadi harusnya tidak masalah, kan?
"Gedung-gedung lain sudah kusewakan, jadi aku baru membeli satu gedung baru. Aku juga sudah berencana pindah, makanya gedung yang kali ini, sudah dirancang dan akan didekor sebagus mungkin untuk kutinggali. Tapi, belum saat ini." Jawab Margot meyakinkan.
"Aku bukan ingin mengusirmu dari Flaneur, tapi sebaiknya kau segera pindah. Siapa yang tahu nasib Flaneur akan bagaimana nantinya, apalagi jika kau tetap berada di sana." Kata Anaïs tenang.
"Baik, mama."
"Apa maksud mama dengan bagaimana nasib Flaneur nanti? Aku yakin Flaneur akan baik-baik saja. Dari dulu sampai sekarang, Paris tetap ramai wisatawan. Flaneur tidak akan pernah kosong." Kata Rupert.
"Ku harap begitu." Jawab Anaïs.