Keesokan paginya, Belle Archambeau tiba dari Madrid bersama suaminya, Javier Garcia, dan putra tunggal mereka, Andres. Belle memeluk Anaïs dengan erat.
Andres yang berusia sembilan tahun terlihat sangat tampan, membuat mata Anaïs berbinar saat melihatnya.
"Nenek, Andres tampan karena aku cantik, kan?" Tanya Belle menggoda.
"Tentu saja. Tapi Andres tampan karena papanya juga tampan." Jawab Anaïs yang membuat Javier langsung memeluknya.
Andres mendekat pada Anaïs lalu mengecup pipinya, membuat Anaïs sangat senang. Anaïs memeluknya dengan erat hingga membuat cicit-cicitnya yang lain cemburu dan ikut memeluknya, membuatnya tertawa senang.
"bagaimana sekolahmu, sayang?" Tanya Anaïs pada Andres.
"baik-baik saja, nek." Jawab Andres sopan.
"Jika kau setampan ini, pasti sudah ada gadis yang menyukaimu, kan?" goda Anaïs.
Andres menggeleng dengan wajah yang sudah memerah. Semua orang tertawa melihat interaksi mereka. Andres langsung mencari-cari lalu berlari ke pelukan Pierre, kakeknya.
"Ma, tolong jangan menggodanya. Andres ini pemalu, karena terlalu tampan sepertiku." Kata Pierre membela dan membuat semua orang tertawa.
Saat waktu makan siang hampir tiba, cucu tertua keluarga Archambeau, Aimee Archambeu datang dari Milan bersama suaminya, Matteo Bernardi, bersama kedua anak mereka, Angelo dan Elena.
Angelo adalah cicit tertua, usianya sebelas tahun sedangkan Elena berusia enam tahun. Pierre sangat bangga karena ketiga putrinya bisa berkumpul kembali di Perancis seperti ini dan juga sangat senang melihat para cucunya.
Anaïs kembali menggoda Angelo seperti Ia menggoda Andres. Kali ini Andres ikut tertawa, dan semua orang terus menggoda Angelo yang dengan santai mengakui bahwa ada beberapa gadis yang menyukainya.
"Kepercayaan diri Angelo itu benar-benar dari kakeknya." Kata Anaïs membuat semua orang tertawa.
Aimee melihat Belle yang memeluk erat Elena, lalu tertawa. "Elena, kau terlihat sangat bahagia." Komentar Aimee.
"Aku bertemu Aunty favoritku." Jawabnya senang.
"Mengapa Aunty Belle adalah Aunty favoritmu?" Tanya Aimee.
"Karena Aunty Belle cantik seperti aku." Jawab Elena polos dan membuat semua orang terharu.
"Elena, apa kau tidak melihatku? Aku juga cantik, Elena." Protes Adelie dan membuat mereka tertawa.
"Bagaimana denganku Elena?" Fay ikut memprotes.
Elena hanya menggeleng dan tetap memeluk Belle, membuat semua orang tertawa. Ana juga tertawa sambil terus mendekap Alice yang tidak ingin melepaskannya.
Anaïs merasa sangat senang. Melihat mereka semua datang kemari, menghabiskan natal bersamanya di mansion besar nan sepi ini.
Dalam momen seperti ini, Anaïs berdoa agar ia masih diberikan kesehatan, umur yang panjang, dan kesempatan untuk terus menikmati saat-saat keluarganya berkumpul seperti ini.
Melihat anak-anaknya yang juga sudah beruban, menggendong cucuk mereka, dan bercanda dengan anak-anak mereka. Melihat cucu-cucunya dekat dengan satu sama lain, berbagi cerita, dan berada di satu tempat dalam waktu yang sama.
Namun kali ini, Anaïs bersyukur dan dalam lubuk hatinya, Ia tahu bahwa semuanya akan baik-baik saja walaupun Ia pergi. Anaïs percaya bahwa keluarganya akan tetap seperti ini saat Ia pergi.